Sampai akhir tahun 2018 kemarin, realisasi penerimaan dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kabupaten Pasuruan mencapai Rp 184 juta. Jumlah tersebut sudah mencapai target yang ditetapkan pada akhir tahun lalu yaitu sebesar Rp 175 juta.
M. Syaifi, Plt Kepala UPT RPH Kabupaten Pasuruan mengatakan bahwa di tahun 2018 lalu untuk target RPH memang ada penyesuaian. Jika tahun 2017 lalu masih ditarget sebesar Rp 190 juta. Namun di tahun 2018 kemarin diturunkan menjadi Rp 175 juta. Penyesuaian target dikarenakan tren jumlah penurunan pemotongan dalam 3 tahun terakhir.
“Ini lantaran melihat tren setiap tahunnya jumlah pemotongan memang cenderung ada penurunan. Sehingga untuk target RPH di tahun 2018 lalu dilakukan penyesuaian,” kata Syaifi, saat ditemui di kantornya, Rabu (20/03/2019).
Dijelaskannya, penurunan tren jumlah pemotongan dicontohkan pada tahun 2017 lalu. Dari target pemotongan sebanyak 7.600 ekor sapi, tahun 2017 hanya tercapai 7.478 ekor atau hanya 98,39 persen. Begitu pula dari penerimaan, dari target sebesar Rp 190 juta, realisasinya hanya mencapai Rp 186,950 juta. Sehingga tahun 2018 lalu dilakukan penurunan target sehingga hanya ditarget sebesar Rp 175 juta. Namun dengan penurunan target tersebut, realisasi tercapai hingga Rp 184 juta.
Syaifi menegaskan, untuk biaya pemotongan 1 ekor sapi ditetapkan sebesar Rp 25 ribu. Tarif ini sesuai dengan Perda No. 14 tahun 2012 tentang retribusi RPH Kabupaten Pasuruan. Secara jumlah, pemotongan sapi di 10 RPH Kabupaten Pasuruan memang sedikit ada peningkatan.
“Hanya naik 4 ekor dari tahun sebelumnya. Sehingga besar kecilnya sapi tetap sama perhitungannya yaitu sebesar Rp 25 ribu sekali pemotongan. Imbasnya pemotongan di RPH juga tidak bisa melonjak, kendati konsumsi daging sapi sebenarnya stabil hanya saja sapi yang dipotong ukurannya yang lebih besar,” jelasnya.
Lebih lanjut Syaifi menjelaskan, saat ini pemotongan daging sapi juga mayoritas adalah jenis sapi limusin dan simental yang dari segi bobot memang lebih besar yaitu antara 600-700 kilogram. Dibandingkan dulu lebih banyak jenis sapi peranakan ongol (PO) dimana bobot hanya sekitar 250-300 kilogram. Hal inilah yang membuat kendati konsumsi daging sapi sebenarnya stabil. Namun pemotongan di RPH cenderung ada penurunan.
“Semoga saja ada peningkatan terus menerus, baik dalam hal jumlah pemotongan maupun realisasi penerimaan,” singkatnya kepada Suara Pasuruan. (emil)
2794 x Dilihat
487 Disukai
505 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar