Untuk mencukupi implementasi ketersediaan jaringan 5G di tanah air, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) gencar menyiapkan spektrum frekuensi radio. Hal tersebut dilakukan menyusul kebutuhan transformasi digital di Indonesia sampai tahun 2024 yang membutuhkan frekuensi 2047 Mhz.
Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, mengatakan, perlu melakukan farming dan refarming frekuensi sebanyak 1310 Mhz sampai tahun 2024 untuk semua level, karena sudah mempunyai frekuensi sebanyak 737 Mhz. Level tersebut mencakup lowerband, coverage layer dan superband. Demikian juga untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur telekomunikasi ketika proses farming dan refarming dari 5G.
“Untuk 5G, Indonesia membutuhkan sekitar 1880 Mhz. Semua operator seluler setelah melakukan trial di frekuensi ultra high. Ini karena untuk medium dan lowerband sudah pasti berhasil, sekaligus mengundang untuk mulai mempersiapkan pembangunan 5G. Termasuk di dalamnya Indosat dan Ooredoo”, tuturnya.
Ditambahkan Menkominfo bahwa Indosat dan Ooredoo baru saja menlucurkan satelit Guan menggantikan satelit Palapa D yang selama ini digunakan untuk kepentingan penyiaran. Karena akan berakhir masa orbitnya pada Agustus nanti.
“Ada 27 lembaga penyiaran yang menggunakan satelit Palapa D, namun satelit penggantinya yaitu satelit Nusantara II yang diluncurkan beberapa bulan lalu gagal mencapai orbit. Sehingga sekarang kosong”, ujarnya seperti yang diberitakan di laman kominfo.go.id.
Pada pertemuan sebelumnya dengan Dubes Qatar, Fawziya Edrees, Menteri Johnny menyampaikan jika Indosat dan Ooredoo tidak melakukan kerja sama investasi di satelit. Oleh karena itu, pemerintah berharap mereka bisa mengalihkan investasinya untuk meneruskan pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). (Dani+Eka Maria)
Untuk mencukupi implementasi ketersediaan jaringan 5G di tanah air, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) gencar menyiapkan spektrum frekuensi radio. Hal tersebut dilakukan menyusul kebutuhan transformasi digital di Indonesia sampai tahun 2024 yang membutuhkan frekuensi 2047 Mhz.
Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, mengatakan, perlu melakukan farming dan refarming frekuensi sebanyak 1310 Mhz sampai tahun 2024 untuk semua level, karena sudah mempunyai frekuensi sebanyak 737 Mhz. Level tersebut mencakup lowerband, coverage layer dan superband. Demikian juga untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur telekomunikasi ketika proses farming dan refarming dari 5G.
“Untuk 5G, Indonesia membutuhkan sekitar 1880 Mhz. Semua operator seluler setelah melakukan trial di frekuensi ultra high. Ini karena untuk medium dan lowerband sudah pasti berhasil, sekaligus mengundang untuk mulai mempersiapkan pembangunan 5G. Termasuk di dalamnya Indosat dan Ooredoo”, tuturnya.
Ditambahkan Menkominfo bahwa Indosat dan Ooredoo baru saja menlucurkan satelit Guan menggantikan satelit Palapa D yang selama ini digunakan untuk kepentingan penyiaran. Karena akan berakhir masa orbitnya pada Agustus nanti.
“Ada 27 lembaga penyiaran yang menggunakan satelit Palapa D, namun satelit penggantinya yaitu satelit Nusantara II yang diluncurkan beberapa bulan lalu gagal mencapai orbit. Sehingga sekarang kosong”, ujarnya seperti yang diberitakan di laman kominfo.go.id.
Pada pertemuan sebelumnya dengan Dubes Qatar, Fawziya Edrees, Menteri Johnny menyampaikan jika Indosat dan Ooredoo tidak melakukan kerja sama investasi di satelit. Oleh karena itu, pemerintah berharap mereka bisa mengalihkan investasinya untuk meneruskan pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). (Dani+Eka Maria)
3799 x Dilihat
443 Disukai
1293 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar