Kabupaten Pasuruan menerima penghargaan Warisan Budaya Takbenda Jawa Timur Tahun 2020 dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa kepada Wakil Bupati Pasuruan, Mujib Imron.

Apresiasi tersebut tentunya merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Pasuruan, utamanya bagi masyarakat Tengger. Terlebih pencapaian itu terlebih dahulu harus melewati proses seleksi yang ketat serta banyaknya kriteria penilaian. Sehingga pada akhirnya terpilihnya Tari Sodoran sebagai Warisan Budaya Takbenda Jawa Timur Tahun 2020.

Setidaknya ada sekitar 15 kriteria penilaian yang mendasari terpilihnya Tari Sodoran sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Jawa Timur Tahun 2020. Diantaranya, seni budaya tersebut merupakan identitas budaya dari satu atau lebih Komunitas Budaya dan memiliki nilai-nilai budaya yang dapat meningkatkan kesadaran jati-diri dan persatuan bangsa. Juga memiliki kekhasan/keunikan/langka dari suatu suku bangsa yang memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

Sebagai gambaran, Tari Sodoran yang berasal dari Masyarakat Tengger, Kecamatan Tosari adalah tarian khas dalam perayaan Hari Raya Karo bagi masyarakat Tengger yang digelar setahun sekali yakni tepat pada bulan Karo atau Saka. Maknanya sebagai penyatuan masyarakat Tengger yang pluralis dengan berbagai latar belakang ekonomi, agama, sosial budaya, dan lainnya.

Selain Kabupaten Pasuruan, penghargaan serupa juga diberikan Gubernur Jawa Timur kepada tiga Kabupaten lainnya sebelum pelaksanaan upacara penurunan bendera Merah Putih di Gedung Negara Grahadi, Selasa (17/8/2021) petang. Masing-masing, Kabupaten Pacitan dengan warisan Badut Sinampurno Brojo Geni Tremas dan Kabupaten Sumenep dengan Tari Muara Sangkal. Berikut  Kabupaten Tulungagung dengan warisan Ulur-Ulur Telaga Buret. (Iguh+Eka Maria)