Sandal. Alas kaki yang kemana-mana selalu menjadi teman setia kita, baik pada saat di dalam rumah maupun bepergian. Nah, di Kabupaten Pasuruan, tepatnya di Dusun Karangbangkal, Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol, hampir seluruh warganya menjadi pembuat sandal. Tak salah kalau desa ini dinamakan “Desa Sandal”.
Tatik Farikha (42) adalah salah satu warga Dusun Karangbangkal yang sudah 21 tahun menggeluti profesi sebagai pembuat sandal plus penjual. Setiap harinya, dia dan sang suami (Ahmad Santoso (48) ikut terjun dalam setiap proses pembuatan sandal, mulai dari kulakan bahan hingga packing (mengepak sandal yang sudah jadi).
Selain mereka berdua, ada belasan karyawan lain yang dipekerjakan olehnya dengan system borongan. Karyawan-karyawan tersebut tak lain adalah para tetangga sekitar tempat tinggal Tatik di RT 01/ RW 04.
“Ya lumayanlah bisa memberdayakan masyarakat sekitar, khususnya ibu-ibu yang paling banyak kami pekerjakan,” kata Tatik, di sela-sela mempersiapkan sandal yang akan dikirim ke Gresik, Rabu (25/07/2018).
Menjadi pembuat sandal adalah turunan dari orang tua yang kemudian Tatik lanjutkan. Dulu, sang ayah (alm Sutomo) adalah pembuat sandal yang popular di Gempol, sehingga sayang sekali apabila tidak diteruskan olehnya.
“Karena sangat menjanjikan dan bisa kerja di rumah tanpa meninggalkan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya,” singkatnya.
Untuk membuat sandal yang berkualitas dan menarik, Tatik tak kerepotan, meskipun bahan dasarnya adalah spon bekas yang dibelinya dari salah satu pabrik spon di Gempol. Harganya pun murah, yakni Rp 7500 untuk 1 kilogram, sehingga dirinya pun membeli dengan jumlah banyak, sesuai dengan jumlah pesanan yang datang kepadanya. Kata Tatik, dirinya tidak pernah membuat sandal kemudian dijual ke pasar secara langsung, melainkan pesanan yang datang dari Gresik, Pasuruan, Mojokerto, hingga Batam dan Ujung Pandang.
“Gak sempat kalau jual ke pasar karena kita sudah kewalahan menerima pesanan, karena pegawainya kurang banyak hehehe. Susah nyari karyawan mas, karena kebanyakan tetangga kami adalah para ibu-ibu atau remaja-remaja yang memang belum bekerja atau kerja sampingan,” ungkap dia.
Sandal yang dibuat oleh Tatik adalah sandal khusus anak-anak dan perempuan. Setiap sandal dihargai sesuai dengan jenisnya. Contoh sandal yang banyak dipesan sekarang adalah sandal ubur-ubur dan sandal OP dengan per pasangnya dijual dengan harga Rp 7500 dan Rp 6000. Saat ditanya pesanan paling banyak, saat ini Tatik tengah menyelesaikan 300 kodi sandal yang akan dikirim ke Batam dan Ujung Pandang.
“Satu kodi isinya 12 pasang dan kami jual dengan harga Rp 320.000 per satu kodi. Jadi total Rp 96 juta untuk sekali pesan. Lumayanlah mas, bisa buat tabungan anak dan bayar karyawan maupun beli alat,” beber Tatik sembari mengepak sandal pesanan.
Sementara itu, saat ditanya seputar omset, Tatik tak berani menjelaskan, lantaran tergantung dari banyaknya pesanan. Rata-rata, setiap minggunya dirinya bisa meraup keuntungan bersih Rp 2 juta.
“Kalau sebulan bisa Rp 8 juta sampai Rp 10 juta. Pokoknya kalau pesanannya membludak seperti sekarang ini, ya bisa lebih,” singkatnya kepada Suara Pasuruan. (emil)
4138 x Dilihat
689 Disukai
465 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar