Dari dulu sampai sekarang, Kecamatan Pasrepan dikenal sebagai “Gudangnya” buah-buahan. Salah satunya adalah durian.
Buah yang terkenal dengan aroma dan rasa yang khas itu banyak ditanam oleh para petani maupun warga sejak puluhan tahun lalu. Bahkan, tidak sedikit yang berpendapat bahwasanya pohon durian di Pasrepan ada sejak ratusan tahun silam.
Di Kecamatan Pasrepan sendiri, buah durian banyak tumbuh di 5 desa, diantaranya Desa Petung, Galih, Ngantungan, Ampelsari dan Desa Tempuran. Dari lima desa tersebut, buah durian paling banyak ditemukan di Desa Tempuran, lantaran hampir 800 hektar kebun durian yang dimiliki warga sana.
Tak hanya memiliki jumlah sebaran pohon paling banyak, sampai-sampai nama buah durian di Desa Tempuran pun sangat unik, yakni “Si Tempur”.
Salah satu petani di Dusun Kudu, Desa Tempuran, Prayitno (56) mengaku sudah 36 tahun berkecimpung dengan usaha durian. Saking hafalnya, sampai-sampai jikalau ada durian di kebun miliknya yang dicuri orang dan dijual ke bedak (agen) lainnya, dia tahu bahwa durian itu adalah miliknya.
“Dari aromanya dan bentuk buah saya, saya tahu kalau itu durian saya. Meski itu sudah dijual. Karena beberapa kali saya menemui buah saya ada di bedak lain. Dan ketika saya kroscek, ternyata benar adanya,” kata Prayitno di sela-sela memanen durian di kebunnya, Senin (04/03/2019).
Prayitno sendiri memiliki kebun durian seluas 2 hektar. Satu hektar hanya ditanami sekitar 40 pohon durian saja, karena dirinya juga menanam pohon alpukat, mangga, petai, sengon dan pohon randu. Setiap satu pohon bisa menghasilkan antara 200 sampai 500 buah.
“Pohonnya sudah besar dan tingginya mencapai 15 meter. Pernah ada yang sampai 1000 buah karena pohonnya sangat tinggi dan umurnya sudah belasan tahun,” ungkapnya kepada Suara Pasuruan.
Ditambahkannya, di dalam kebun tersebut, Prayitno menanam dua jenis durian, yakni si Tempur dan Si Petruk (durian montong atau besar). Khusus Durian Si Tempur, Prayitno menjelaskan keunikan dan ciri khasnya. Yakni daging berwarna kuning dan memiliki rasa manis pahit, serta berukuran sedang. Artinya jarang sekali ditemukan Durian Si Tempur yang berukuran besar seperti durian petruk atau montong.
“Kalau durian montong itu rasanya manis sekali. Tidak ada pahitnya,” singkat dia.
Mengenai harga durian, itu tergantung dari berat dan jenisnya. Untuk durian montong atau petruk dijual dengan harga mulai dari Rp 80 ribu sampai Rp 200 ribu per buah. Sedangkan durian Si Tempur rata-rata dijual mulai dari harga Rp 40 ribu-Rp Rp 75 ribu per buah.
Tak hanya menjual durian miliknya saja, Prayitno juga menyiapkan bedak yang bisa menampung durian dari daerah lain, seperti Ngembal maupun desa lainnya. Seluruh durian dijualnya secara langsung maupun dikirim ke pelanggan-pelanggan yang ada di Surabaya, Malang dan semua kecamatan di Kabupaten Pasuruan
“Paling banyak dikirim ke lokalan saja mas, seperti ke Purwosari, Bangil dank e Surabaya,” imbuhnya.
Sementara itu, saat ditanya seputar keuntungan yang didapat dari bisnis durian, Prayitno mengatakan bisa meraup laba bersih hingga Rp 10 juta. Keuntungan tersebut bisa dia gunakan untuk menabung dan memperluas kebun miliknya.
“Kalau sudah musim duren seperti sekarang, Alhamdulillah lumayan lah. Kalau pas gak musim, ya beralih ke alpukat atau petai,” urainya. (emil)
10614 x Dilihat
1034 Disukai
3584 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar