Meski baru dua tahun, RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Grati sudah tancap gas untuk memberikan banyak inovasi pelayanan.
Setidaknya ada tiga inovasi yang saat ini mulai dikembangkan RSUD Grati. Yakni pemeriksaan swab pasien Covid-19, pendaftaran berbasis online dan e-resep.
Direktur RSUD Grati, Drg Dyah Retno Lestari mengatakan, khusus untuk pemeriksaan swab sudah dilakukan sejak 2 Oktober 2020, di mana dalam satu hari bisa sampai 30 sampel pasien, dan hasilnya bisa diketahui dalam beberapa jam saja.
“Sekali running bisa sampai 30 sampel specimen milik pasien. Kalau pagi swab, sore bisa keluar hasilnya. Tapi kalau untuk hasil yang terprint out, antara dua sampai tiga hari selesai, karena setiap data harus dilaporkan ke pusat,” kata Retno di sela-sela acara Anniversary RSUD Grati ke-dua tahun , Sabtu (31/10/2020) pagi.
Untuk uji swab pasien yang berasal dari tracing/tracking petugas surveillance, seluruh biaya ditanggung oleh Pemerintah Daerah. Tapi jikalau ada masyarakat yang ingin melakukan swab mandiri, RSUD Grati memberikan tarif sebesar Rp 900 ribu. Kata Retno, tarif tersebut sudah diatur dalam Perdir (Peraturan Drektur) RSUD Grati dan menyesuaikan dengan aturan yang ditetapkan oleh Kemenkes (Kementrian Kesehatan).
“Tarif yang ditentukan oleh Kemenkes tidak boleh lebih dari Rp 900 ribu. Jadi kalau ada yang swab mandir, silahkan saja dengan tariff yang sudah ditentukan,” jelasnya.
Sedangkan perihal pendaftaran berbasis online dan e-resep, baru akan dilaksanakan mulai Senin (31/10/2020) mendatang. Menurut Retno, untuk pendaftaran online, setiap pasien cukup mendaftar melalui aplikasi yang ada di HP Android, dan selanjutnya akan ternotifikasi sesuai keinginan pasien.
“Daftarnya bisa sehari sebelumnya melalui android. Jadi tidak perlu antri hanya untuk mendaftar,” singkatnya.
Adanya pendaftaran online semata-mata bertujuan untuk mengurangi kontak fisik antara petugas dengan pasien. Begitu juga dengan e-resep, dimana setelah selesai diperiksa, setiap dokter tak perlu memberikan kertas resep kepada pasien, melainkan langsung meneruskan ke bagian farmasi.
“Dokter tinggal menulis resep dan diberikan ke farmasi. Kita ingin mengurangi paparan melalui kertas resep. Setelah tindakan, resep langsung di farmasi, dokter dan perawat akan link obat-obatan ke farmasi. Pasien dipanggil akan langsung diedukasi sembari menerima obatnya,” ungkap Retno kepada Suara Pasuruan.
Sementara itu, di momen ulang tahun ke dua RSUD Grati, Retno mengajak masyarakat untuk tak takut berobat ke rumah sakit. Karena apabila tengah sakit dan dibiarkan di rumah hingga kondisi kian memburuk, maka apabila tidak disegerakan, maka akan semakin memperparah keadaan.
“Jangan takut berobat ke Rumah Sakit Daerah. Karena pelayanan medis antara pasien covid dan non covid terpisah, jadi aman. Kami juga punya 13 dokter spesialis, 8 dokter umum, 78 perawat dan 32 bidan yang siap melayani pasien,” tutup Retno. (emil)
4058 x Dilihat
448 Disukai
449 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar