GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
1. KONDISI UMUM DAERAH
1.1 Letak Dan Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Pasuruan terletak pada 7,30'-8,30' Lintang Selatan dan 112o 30'-113 o 30' Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Pasuruan adalah 148.610 Ha. Secara administrasi Kabupaten Pasuruan terdiri dari 24 kecamatan, 24 Kelurahan, dan 341 Desa, dengan batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Sidoarjo, Kota Pasuruan dan Selat Madura
Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo
Sebelah Selatan : Kabupaten Malang
Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto dan Kota Batu
Gambar 1 : Peta Administrasi Kab.Pasuruan
1.2 Topografi
1.3 Geologi
Secara garis besar jenis batuan di wilayah Kabupaten Pasuruan dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok besar yaitu: batuan permukaan, batuan sedimen dan batuan gunung api.
1. Endapan Permukaan
a. Batuan Alluvium :
1.Terdiri dari bahan kerakal, kerikil, pasir, lempung dan lumpur
2.Terdiri dari endapan sungai dan endapan pantai. Endapan sungai terhampar di sepanjangdaerah aliran Sungai Rejoso sedangkan endapan pantai terhampar disepanjang pantai Selat Madura, sebagian besar berupa pasir kasar-halus dan lepas. Wilayah setempat banyak tercampur pecahan cangkang cangkang, moluska atau kerang-kerangan dan koral.
b. Batuan Sedimen
Formasi Kabuh :
1.Terdiri dari bahan batu pasir tufan, batu lempung tufan, batu pasir gampingan, konglomerat, lempung dan tuf vulkan
2.Sebarannya tidak luas, terdapat disekitar Desa Raci dan di Beji.
Formasi Jombang :
1.Terdiri dari bahan breksi, batu pasir tufan, batu lempung tufan, lempung, batu gamping dan tufan
2.Sebarannya terdapat di sekitar Raci, sebelah selatan Bangil, Beji dan Gondangwetan
Formasi Welang :
1.Terdiri dari bahan batu pasir tufan, batu pasir, lempung, konglomerat dan tuf vulkan
2.Sebarannya tidak luas di Sungai Welang
2. Batuan Gunung Api
a. Batuan Gunung Api Quarter Bawah (Gendis)
Terdiri dari bahan breksi gunung api, tuf breksi, lava, tuf dan aglomerat
b. Batuan Gunung Api Quarter Tengah (Ringgit)
Terdiri dari batuan gunung api ringgit dan batuan gunung api tengger tua.
c. Batuan Gunung Api Arjuna - Welirang
Terdiri dari breksi gunung api, lava, breksi tufan dan tuf.
d. Batuan Gunung Api Tengger
Terdiri dari tuf pasiran, tuf batu apung, tuf abu dan aglomerat.
e. Tuf Rabano
Terdiri dari tuf pasiran, tuf batu apung, breksituf dan tuf halus
f. Batuan Gunung Api Kuarter Atas Penanggungan
Terdiri dari breksi gunung api, lava tuf, breksi tufan, aglomerat dan lahar
g. Batuan Gunung Api Bromo
> Terdiri dari breksi gunung api, lava, tuf, tuf breksi dan lahar
> Batuan ini merupakan endapan hasil kegiatan erupsi dari kelompok Gunung Bromo. Pusat erupsinya berpindah-pindah yang saling berdekatan, antara lain pada Gunung Bromo I (+2392 meter), Gunung Bromo II (+ 2339 m) dan Gunung Batok (+ 2440 m). Gunung Bromo dianggap sebagai salah satu gunung api yang masih aktif
h. Pasir Gunung Api Tengger
> Terdiri dari pasir gunung api, bom gunung api dan batu apung
> Pasir gunung api ini merupakan endapan piroklastika muda yang terendapkan dalam kawah tengger, berbentuk tapal kuda yang mengelilingi kelompok Gunung Bromo.
1.4 Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Pasuruan secara garis besar dikelompokkan dalam 6 (enam) kelompok besar yaitu :
1. Alluvial
a. Sifat dan Corak
Warna: kelabu, Tekstur: liat, Keasaman: aneka, Zat organik: kadar lemah, Kejenuhan: sedang hingga tinggi,
Permeabilitas: rendah, Kepekaan erosi: tinggi tetapi karena daerahnya datar tidak sampai lanjut tingkatnya
b. Pemakaian
Pemakaian: padi sawah, palawija dan perikanan.
2. Regosol
a. Sifat dan Corak
Warna: kelabu hingga kuning, Tekstur: pasir, Kadar liat: <40%, Keasaman: aneka, Zat organik: kadar rendah, Kejenuhan: aneka, Permeabilitas: tinggi, Kepekaan erosi: tinggi
Permeabilitas: rendah, Kepekaan erosi: tinggi tetapi karena daerahnya datar tidak sampai lanjut tingkatnya
b. Pemakaian
Pemakaian: padi sawah, palawija, tebu dan sayuran.
3. Andosol
a. Sifat dan Corak
Warna: hitam hingga kuning, Tekstur: lempung hingga debu dan liat menurun, Keasaman: agak masam hingga netral, Zat organik: lemah, Kejenuhan: basa, Permeabilitas: sedang, Kepekaan erosi: besar
b. Pemakaian
Pemakaian: sayuran, bunga-bungaan, teh, kopi dan hutan pinus
4. Grumusol
a. Sifat dan Corak
Warna: kelabu hingga hitam, Tekstur: liat makin ke bawah makin meningkat, Keasaman: sedikit asam hingga alkalin, Zat organik: kadar rendah, Kejenuhan: basa tinggi, Permeabilitas: rendah, Kepekaan erosi: besar
b. Pemakaian
Pemakaian: padi sawah, jagung, kedelai, tebu, kapas dan hutan jati
5. Mediteran
a. Sifat dan Corak
Warna: kuning hingga merah, Tekstur: lempung liat, Keasaman: agak masam hingga netral, Zat organik: rendah, Kejenuhan: basa tinggi, Permeabilitas: sedang, Kepekaan erosi: besar hingga sedang
b. Pemakaian
Pemakaian: padi sawah, tegalan dan rumput ternak.
6. Latosol
a. Sifat dan Corak
Warna: merah hingga kuning, Tekstur: liat tetap dari atas hingga ke bawah, Keasaman: masam hingga agak masam, Zat organik: kadar rendah hingga agak sedang di lapisan atas dan menurun ke bawah, Kejenuhan: basa rendah hingga sedang, Permeabilitas: tinggi, Kepekaan erosi: kecil
b. Pemakaian
Pemakaian: padi sawah, jagung, umbian, kelapa, coklat, cengkeh, kopi maupun hutan tropika
Gambar 3 : Peta Jenis Tanah Kab. Pasuruan
1.5 Hidrologi
1. Air Permukaan
Di wilayah Kabupaten Pasuruan mengalir beberapa sungai besar dan sungai kecil. Sungai sungai tersebut merupakan air permukaan dan digunakan masyarakat untuk memnuhi kebutuhan air untuk pertanian dan perikanan, serta kebutuhan lainnya.
Tabel 1
Sungai di Kabupaten Pasuruan
No. |
Nama Sungai |
Panjang (Km) |
Lebar Permukaan (m) |
Lebar Dasar (m) |
Kedalaman (m) |
Debit (m3/detik) |
1 |
Sungai Kambeng |
7,22 |
n/a |
n/a |
n/a |
n/a |
2 |
Sungai Kedunglarangan |
13,99 |
31 |
17 |
4,8 |
0,5 -71,65 |
3 |
Sungai Masangan |
5,95 |
n/a |
n/a |
n/a |
n/a |
4 |
Sungai Raci |
6,87 |
n/a |
n/a |
n/a |
n/a |
5 |
Sungai Gerongan |
6,22 |
n/a |
n/a |
n/a |
n/a |
6 |
Sungai Pilang |
9,82 |
n/a |
n/a |
n/a |
n/a |
7 |
Sungai Welang |
40,09 |
29 |
23 |
4,53 |
0,95 - 95,15 |
8 |
Sungai Gembong |
8,57 |
17 |
13 |
2,42 |
0,38 - 137 |
9 |
Sungai Petung |
14,34 |
15 |
12 |
4,88 |
0,75 - 73,43 |
10 |
Sungai Rejoso |
15,72 |
25 |
18 |
4 |
10,40 - 227,1 |
11 |
Sungai Lawean |
30,71 |
11 |
7 |
|
|
12 |
Sungai Kramat |
13,61 |
26 |
13 |
5,35 |
0,70 - 5,75 |
13 |
Sungai Pakelan |
45,60 |
16,03 |
9 |
1,68 |
0,74 - 35,52 |
14 |
Sungai Rondoningo |
24,16 |
11,6 |
8,5 |
1,47 |
0,30 - 3,34 |
15 |
Sungai Pancarglagas |
16,06 |
13 |
11 |
2,54 |
0,42 - 12,08 |
2. Danau
Danau Ranu terletak di Kecamatan Grati, mempunyai volume efektif sebesar 5.013 m³ dan volume maksimum sebesar 5.217 m³, serta mampu mengeluarkan debit maksimum 980 l/det dan debit minimum 463 l/det.
3. Sumber Air
Ada beberapa sumber air yang terdapat di Kabupaten Pasuruan. Adapun sebaran, jumlah dan debitnya seperti tercantum dalam Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2
Jumlah Sumber Air dan Debit yang dapat dimanfaatkan di Wilayah Kabupaten Pasuruan
No |
Kecamatan |
Jumlah Sumber |
Debit Total |
|
Minimum (Lt/Detik) |
Maksimum (Lt/Detik) |
|||
1 |
Prigen |
59 |
510,00 |
955,01 |
2 |
Pandaan |
10 |
305,00 |
401,01 |
3 |
Gempol |
12 |
169,80 |
275,01 |
4 |
Beji |
22 |
205,00 |
371,01 |
5 |
Bangil |
3 |
105,00 |
130,01 |
6 |
Rembang |
14 |
479,00 |
687,01 |
7 |
Sukorejo |
13 |
136,00 |
295,01 |
8 |
Purwosari |
24 |
358,00 |
684,01 |
9 |
Purwodadi |
29 |
211,00 |
417,01 |
10 |
Kraton |
1 |
15,00 |
30,01 |
11 |
Tutur |
7 |
46,00 |
181,01 |
Jumlah |
194 |
2.539,80 |
4.426,00 |
4. Air Tanah
Berdasarkan besaran alirannya, air tanah di Kabupaten Pasuruan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu Tinggi (debit > 10 liter/detik), Sedang (debit : 210 liter/detik), dan Kecil (debit < 2 liter/detik). Sedangkan menurut kualitas air tanahnya sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES /SK /VI I/ 2002 (Tabel 9) termasuk kategori baik.
a.Wilayah Potensi Air Tanah Tinggi
Meliputi seluruh wilayah Kecamatan Wonorejo, Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Pandaan, Kecamatan Kejayan, Kecamatan Pohjentrek, Kecamatan Gondang Wetan, dan Kecamatan Winongan, serta sebagian wilayah Kecamatan Gempol, Kecamatan Beji, Kecamatan Purwosari, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Prigen, dan Kecamatan Grati.
b.Wilayah Potensi Air Tanah Sedang
Meliputi hampir seluruh wilayah Kecamatan Bangil, Kecamatan Kraton, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Lekok dan Kecamatan Nguling serta sebagian wilayah Kecamatan Gempol, Kecamatan Beji, Kecamatan Prigen, Kecamatan Purwosari, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Pasrepan, Kecamatan Rembang dan Kecamatan Grati.
c.Wilayah Potensi Air Tanah Rendah
Meliputi hampir seluruh wilayah Kecamatan Tutur, Kecamatan Tosari, Kecamatan Puspo dan Kecamatan Lumbang serta sebagian wilayah Kecamatan Beji, Kecamatan Rembang, Kecamatan Purwosari, Kecamatan Prigen, Kecamatan Purwodadi dan Kecamatan Pasrepan.
1.6 Klimatologi
Wilayah Kabupaten Pasuruan pada umumnya beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi oleh tiupan angin Muson. Angin Muson ini mempengaruhi pola iklim dan mengakibatkan terjadinya musim hujan (angin Muson Timur) dan musim kemarau (angin Muson Barat). Temperatur rata-rata berkisar antara 22°C sampai dengan 32°C. Temperatur 22°C terjadi di bulan Juli dan bulan Agustus sedangkan temperatur 32°C umumnya terjadi di bulan April.
Musim hujan biasanya terjadi mulai bulan November sampai dengan bulan Mei, sedang musim kemarau biasanya mulai bulan Juni sampai dengan bulan Oktober. Data curah hujan sepanjang tahun 2020 di Kabupaten Pasuruan berdasarkan Data BMKG Stasiun Geofisika Pasuruan sebagaimana pada grafik 2.1. Dari grafik 2.1 dapat diketahui bahwa curah hujan paling tinggi terjadi pada Bulan Januari, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada Bulan September. Rata-rata curah hujan per bulan Kabupaten Pasuruan adalah 336,16 mm.
Grafik 1 Jumlah Curah Hujan Kabupaten Pasuruan Tahun 2020
Sumber: Kabupaten Pasuruan dalam Angka, 2022
1.7 Penggunaan Lahan
Persebaran penggunaan lahan di Kabupaten Pasuruan sebagaimana tabel 3.
Tabel 3
Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Pasuruan
NO. |
PENGGUNAAN LAHAN |
LUAS LAHAN (m2) |
(%) |
1. |
Aneka Industri |
14.765.996,387 |
0,994% |
2. |
Industri Kecil |
344.680,139 |
0,023% |
3. |
Jasa dan Permukiman |
151.082.038,245 |
10,169% |
4. |
Peternakan Unggas |
306.630,756 |
0,021% |
5. |
Tambak |
25.195.544,215 |
1,696% |
6. |
Sawah Irigasi |
389.073.550,587 |
26,187% |
7. |
Sawah Tadah Hujan |
22.819.534,847 |
1,536% |
8. |
Buah-Buahan |
87.986,002 |
0,006% |
9. |
Kebun Campuran |
48.162.199,470 |
3,242% |
10 |
Perkebunan (Sudah Menghasilkan) |
41.673.344,380 |
2,805% |
11. |
Tegalan/Ladang |
535.637.977,722 |
36,051% |
12. |
Hutan Sejenis |
176.485.297,965 |
11,878% |
13. |
Padang Rumput |
10.501.461,735 |
0,707% |
14. |
Semak |
40.232.080,775 |
2,708% |
15. |
Kolam Air Tawar |
15.667,390 |
0,001% |
16. |
Lapangan Olahraga |
3.198.786,977 |
0,215% |
17. |
Tanah Kosong Sudah Diperuntukan |
483.204,616 |
0,033% |
18. |
Tanah kosong/tanah terbuka |
18.181.668,571 |
1,224% |
19. |
Sungai |
3.225.073,791 |
0,217% |
20. |
Danau/Situ/Telaga |
1.888.426,623 |
0,127% |
21. |
Jalan Aspal |
1.197.233,686 |
0,081% |
22. |
Kuburan/Pemakaman |
1.201.168,810 |
0,081% |
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Pasuruan, Hasil Digitasi dan Analisa, 2013
Dari Tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
> Persentase Luasan Penggunaan lahan terhadap luasan keseluruhan Wilayah Kabupaten Pasuruan yang terbesar yaitu Tegalan/Ladang (sekitar 36,1%), Sawah Irigasi (sekitar 26,2%), Hutan (sekitar 1,9%), Jasa dan Permukiman Penduduk (sekitar 10,2%)
> Luasan penggunaan lahan untuk Industri secara umum (terhadap keseluruhan luasan Wilayah Kabupaten Pasuruan) adalah relatif kecil yaitu sekitar kurang dari 1%
> Luasan penggunaan lahan untuk Hutan (bukan penetapan kawasan) adalah sekitar 11,9% Potensi (kasar) untuk pembangunan terhadap lahan-lahan tidak potensial (di luar budidaya pertanian dan lindung) masih relatif cukup besar ke depan (yaitu meliputi penggunaan lahan berupa padang rumput, semak dan tanah kosong) adalah sekitar 69.398.415,697 m2 atau 6939,84 Ha atau 4,7%.
1.8 Wilayah Potensi Rawan Bencana
1.8.1 Wilayah Potensi Rawan Bencana
1. Kawasan Rawan Bencana Gunung Berapi
a. Kawasan Gunung Bromo seluas 1.320 ha dan daerah waspada seluas 751 ha yang berada di Desa Ngadirejo, Mororejo, Wonokitri dan Desa Kedawung di Kecamatan Tosari dan Gunung Welirang.
b. Kawasan Gunung Welirang seluas 1.368 ha dan waspada seluas 809 ha yang meliputi sebagian dari Desa Lumbangrejo dan Kelurahan Pecalukan di Kecamatan Prigen, Desa Cendono, Desa Sumberejo dan Desa Tambaksari di Kecamatan Purwosari.
2. Kawasan rawan longsor/kerawanan gerakan tanah
Potensi kawasan longsor teridentifikasi seluas 37.626,4 ha, yaitu di wilayah dengan kelerengan > 40%. Wilayah tersebut berada di Kecamatan Tutur, Kecamatan Puspo, Kecamatan Tosari, Kecamatan Lumbang dan Kecamatan Prigen.
3. Kawasan rawan banjir
Potensi kawasan rawan banjir teridentifikasi seluas 11.948,15 ha, berada di Kecamatan Gempol, Kecamatan Beji, Kecamatan Rembang, Kecamatan Bangil, Kecamatan Kraton, Kecamatan Grati, Kecamatan Pohjentrek, Kecamatan Gondangwetan, Kecamatan Rejoso dan Kecamatan Winongan. Wilayah tersebut merupakan daerah hilir yang dipengaruhi adanya daerah aliran sungai. Kondisi banjir ini disebabkan adanya hujan di hulu sungai cukup tinggi sehingga mengakibatkan air meluap. Beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Lekok dan Kecamatan Kraton merupakan daerah rawan banjir yang biasanya disebabkan adanya rob.
4.Kawasan rawan bahaya angin puyuh/puting beliung
Berpotensi di Kecamatan Gempol, Pandaan dan Sukorejo serta kemungkinan beberapa kecamatan lain mengingat terjadinya anomali iklim pada beberapa tahun terakhir.
5.Kekeringan
Ancaman kekeringan terbagi atas 3 (tiga) tingkatan, yaitu :
a.Ancaman kekeringan tinggi, berpotensi terjadi di beberapa desa berikut ini : Kecamatan Lumbang (Desa Kronto, Desa Pancur, Desa Karang Asem, Desa Cukurguling, Desa Lumbang, Desa Bulukandang, Desa Karangjati dan Desa Watulumbung), Kecamatan Kejayan (Desa Ambal-Ambil, Desa Klangrong, Desa Oro-Oro Pule, Desa Lorokan, Desa Kedungpengaron dan Desa Benerwojo), Kecamatan Lekok (Desa Pasinan, Desa Wates, Desa Semedusari dan Desa Branang), Kecamatan Winongan (Desa Kedungrejo, Desa Umbulan, Desa Jeladri, Desa Sumberejo dan Desa Sruwi), Kecamatan Puspo (Desa Palangsari, Desa Puspo dan Desa Jimbaran), Kecamatan Gempol (Desa Bulusari), Kecamatan Grati (Desa Karanglo).
b.Ancaman kekeringan sedang terjadi di Kecamatan Pasrepan (Desa Sapulante, Desa Mangguan, Desa Petung, Desa Sibon, Desa Lemahbang dan Desa Tambakrejo).
c.Ancaman kekeringan rendah terjadi di Kecamatan Lumbang (Desa Banjarimbo dan Desa Welulang) dan Kecamatan Winongan (Desa Minggir).
1.8.2 Potensi Kerawanan Bencana Non Alam
Selain potensi bencana alam, di Kabupaten Pasuruan juga terdapat potensi bencana non alam, yaitu kejadian kebakaran baik di area permukiman maupun area industri. Kejadian kebakaran di Kabupaten Pasuruan tahun 2021 dapat dilihat pada tabel 4.
Kejadian Kebakaran |
Penyebab Kebakaran |
||
Kecamatan |
Jumlah Kejadian |
Penyebab Kebakaran |
Jumlah Kejadian |
Sukorejo |
6 |
Belum diketahui |
19 |
Gempol |
8 |
Kebocoran oli |
1 |
Kejayan |
1 |
Korsleting Listrik |
14 |
Beji |
11 |
Blower |
4 |
Purwosari |
5 |
Tungku Dapur |
1 |
Kraton |
11 |
Pembakaran sampah |
35 |
Purwodadi |
3 |
Kompor Elpiji |
3 |
Nguling |
3 |
Obat Nyamuk Bakar |
1 |
Bangil |
16 |
Mesin Oven Kayu |
1 |
Winongan |
1 |
Bermain Korek api |
1 |
Grati |
2 |
Puntung rokok |
1 |
Pandaan |
3 |
Percikan Pengelasan |
1 |
Rejoso |
1 |
Percikan Accu Mobil |
1 |
Rembang |
10 |
Lampu Tempel |
1 |
Pasrepan |
1 |
|
|
Wonorejo |
1 |
|
|
Pohjentrek |
1 |
|
|
Jumlah |
84 |
Jumlah |
84 |
Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan, 2022
1.8.3 Kejadian Bencana
Rekapitulasi kejadian bencana di Kabupaten Pasuruan selama beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 5.
No |
Kecamatan |
Banjir Genangan |
Banjir Bandang |
Banjir ROB |
Tanah Longsor |
Angin Kencang |
Pohon Tumbang |
Gempa Bumi |
Kekering-an |
Total |
1 |
BANGIL |
12 |
0 |
0 |
0 |
3 |
15 |
0 |
0 |
30 |
2 |
BEJI |
7 |
0 |
0 |
0 |
4 |
12 |
0 |
0 |
23 |
3 |
GEMPOL |
7 |
2 |
0 |
0 |
0 |
10 |
0 |
0 |
19 |
4 |
GD.WETAN |
4 |
0 |
0 |
0 |
3 |
2 |
0 |
0 |
9 |
5 |
GRATI |
9 |
0 |
0 |
1 |
4 |
3 |
0 |
0 |
17 |
6 |
KEJAYAN |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
3 |
0 |
0 |
4 |
7 |
KRATON |
6 |
0 |
0 |
0 |
6 |
2 |
0 |
0 |
14 |
8 |
LEKOK |
0 |
0 |
1 |
0 |
2 |
1 |
0 |
1 |
5 |
9 |
LUMBANG |
0 |
0 |
0 |
4 |
2 |
0 |
1 |
1 |
8 |
10 |
NGULING |
2 |
0 |
1 |
0 |
1 |
3 |
0 |
0 |
7 |
11 |
PANDAAN |
1 |
0 |
0 |
4 |
1 |
16 |
0 |
0 |
22 |
12 |
PASREPAN |
2 |
0 |
0 |
0 |
2 |
1 |
0 |
1 |
6 |
13 |
POHJENTREK |
1 |
0 |
0 |
0 |
2 |
0 |
0 |
0 |
3 |
14 |
PRIGEN |
0 |
0 |
0 |
6 |
0 |
0 |
0 |
0 |
6 |
15 |
PURWODADI |
0 |
0 |
0 |
3 |
1 |
1 |
0 |
0 |
5 |
16 |
PURWOSARI |
0 |
0 |
0 |
2 |
1 |
2 |
0 |
0 |
5 |
17 |
PUSPO |
0 |
0 |
0 |
3 |
4 |
0 |
2 |
0 |
9 |
18 |
REJOSO |
5 |
0 |
0 |
0 |
1 |
7 |
0 |
0 |
13 |
19 |
REMBANG |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
2 |
20 |
SUKOREJO |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
2 |
21 |
TOSARI |
0 |
0 |
0 |
41 |
0 |
2 |
1 |
0 |
44 |
22 |
TUTUR |
0 |
0 |
0 |
12 |
2 |
1 |
2 |
0 |
17 |
23 |
WINONGAN |
5 |
0 |
0 |
0 |
7 |
2 |
0 |
0 |
14 |
24 |
WONOREJO |
2 |
0 |
0 |
0 |
2 |
1 |
1 |
0 |
6 |
TOTAL |
64 |
2 |
2 |
77 |
50 |
85 |
7 |
3 |
290 |
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pasuruan, 2022
1.9 Kondisi Demografi
Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Kondisi penduduk tidak hanya diperhatikan pada aspek kuantitas namun juga aspek kualitas. Jumlah penduduk yang besar tanpa didukung dengan kualitas akan menimbulkan permasalahan dan menjadi hambatan dalam pelaksanaan pembangunan. Sebagaimana ketentuan dari Kementerian Dalam Negeri (Surat Nomor 050/4014/Bangda Tanggal 16 Agustus 2018 Perihal Penggunaan Data Kependudukan dalam Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah), bahwa untuk penyusunan dokumen perencanaan daerah, RPJMD dan RKPD, diharuskan menggunakan data kependudukan yang dikelola oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Kondisi demografis Kabupaten Pasuruan tahun 2021 berdasarkan pendataan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pasuruan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk tahun 2021 sebesar 1.601.923 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 800.419 jiwa dan perempuan sebanyak 801.504 jiwa, dengan sex ratio atau perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan sebesar 0,99 (dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki).
b. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan pada tahun 2021, secara proporsional terbagi menjadi kelompok:
No |
Uraian |
Jumlah (Jiwa) |
% |
1 |
Tidak/belum sekolah |
324.914 |
20,28 |
2 |
Belum tamat SD/sederajat |
244.233 |
15,25 |
3 |
Tamat SD/sederajat |
505.584 |
31,56 |
4 |
SLTP/sederajat |
217.145 |
13,56 |
5 |
SLTA/sederajat |
260.185 |
16,24 |
6 |
D1/D2/D3 |
9.586 |
0,60 |
7 |
D4/S1 |
38.456 |
2,40 |
8 |
S2/S3 |
1.820 |
0,11 |
|
Jumlah |
1.601.923 |
100 |
Kategori |
Uraian |
2019 |
2020* |
2021** |
(1) |
(2) |
(13) |
(14) |
(14) |
A |
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan |
6,64 |
6,78 |
6,24 |
B |
Pertambangan dan Penggalian |
0,55 |
0,52 |
0,51 |
C |
Industri Pengolahan |
57,68 |
58,97 |
60,25 |
D |
Pengadaan Listrik dan Gas |
0,85 |
0,85 |
0,87 |
E |
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang |
0,03 |
0,03 |
0,03 |
F |
Konstruksi |
12,44 |
11,94 |
11,20 |
G |
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
9,86 |
9,25 |
9,59 |
H |
Transportasi dan Pergudangan |
0,67 |
0,65 |
0,64 |
I |
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum |
4,00 |
3,47 |
3,43 |
J |
Informasi dan Komunikasi |
2,63 |
2,88 |
2,84 |
K |
Jasa Keuangan dan Asuransi |
0,81 |
0,83 |
0,80 |
L |
Real Estate |
0,70 |
0,74 |
0,70 |
M,N |
Jasa Perusahaan |
0,11 |
0,11 |
0,10 |
O |
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
1,19 |
1,21 |
1,10 |
P |
Jasa Pendidikan |
0,70 |
0,73 |
0,67 |
Q |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial |
0,15 |
0,17 |
0,17 |
R,S,T,U |
Jasa lainnya |
0,99 |
0,86 |
0,85 |
|
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO |
100,00 |
100,00 |
100,00 |
Sumber: Badan Pusat Statistik 2022, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur 2022 dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan 2022
2.1.1.2 Persentase Penduduk Miskin
Kemiskinan dapat diukur dengan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan (kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari) dan bukan makanan (kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan) yang diukur dari sisi pengeluaran. Rata-rata pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut dijadikan sebagai garis kemiskinan. Oleh karena itu penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
Tabel 8
Perkembangan Kemiskinan Kabupaten Pasuruan
Tahun 2019-2021
Uraian |
2019 |
2020 |
2021 |
Jumlah Penduduk Miskin (000 Jiwa) |
141,09 |
151,43 |
159,78 |
Persentase Penduduk Miskin (%) |
8,68 |
9,26 |
9,7 |
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) |
335 653 |
355 299 |
368,686 |
Indek Kedalaman Kemiskinan (P1) |
1,56 |
1,15 |
1,17 |
Indek Keparahan Kemiskinan (P2) |
0,43 |
0,23 |
0,24 |
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan, 2022
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kemiskinan Kabupaten Pasuruan dalam periode tahun 2019-2021 mengalami tren kenaikan. Capaian tertinggi dari perkembangan kemiskinan terjadi pada tahun 2021 baik dari Jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin, garis kemiskinan (Rp/kapita/bln). Namun pada Indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan (P2) capaian tertinggi pada tahun 2019. Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur, kemiskinan di Kabupaten Pasuruan masih di bawah Provinsi Jawa Timur meskipun mengalami trend kenaikan.
Grafik 3 Perbandingan Kemiskinan Kabupaten Pasuruan dengan Provinsi Jawa Timur 2019-2021 Sumber:
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur 2022
2.1.1.3 Kemiskinan Ekstrem
Kemiskinan ekstrem didefinisikan sebagai penduduk yang hidup di bawah US $ 1,9 PPP per hari. Dalam laporan Poverty & Equity Brief East Asia & Pacific (2019) bahwa pada tahun 2017 nilai US $ 1,9 PPP â Rp11.941 per kapita per hari, untuk tahun selanjutnya digerakkan dengan perubahan IHK periode tahun yang bersesuaian. Sasaran rumah tangga penanganan kemiskinan ekstrem nasional tahun 2022 untuk wilayah Kabupaten Pasuruan (sumber data TNP2K) sebanyak 11.310 Rumah Tangga (2,40% dari sasaran Jawa Timur sebanyak 472.030 Rumah Tangga).
2.1.1.4 Indeks Kesalehan Sosial
Indeks kesalehan sosial merupakan gabungan indeks kepedulian sosial dan indeks kepedulian lingkungan. Indeks ini merupakan manifestasi akan kesalehan sosial masyarakat berupa kepedulian akan lingkungan sosial dan lingkungan alam. Dimensi kepedulian sosial terbentuk dari 5 (lima) sub dimensi, yaitu: sikap percaya, toleransi, kelompok dan jejaring, resiprositas dan partisipasi dalam aksi bersama. Sedangkan dimensi kepedulian lingkungan terbentuk dari 5 (lima) sub dimensi, yaitu: penghematan energi, pengelolaan sampah, penghematan air, pengurangan polusi udara (transportasi pribadi) dan penjagaan lingkungan.
Capaian Indeks Kesalehan Sosial selama 3 tahun terakhir selalu mengalami peningkatan dan pada tahun 2021 sudah mencapai target yang telah ditentukan dalam Perubahan RPJMD Kabupaten Pasuruan Tahun 2018-2023. Kedepannya Kabupaten Pasuruan berupaya agar Indeks Kesalehan Sosial terus meningkat setiap tahunnya. Pemerintah perlu bersinergi dengan stakeholder lain untuk melakukan berbagai langkah strategis dalam peningkatan kesalehan sosial, agar nilai-nilai agama dapat memberi kontribusi positif bagi pembangunan sesuai yang diharapkan.
2.1.1.5 Indeks Ketimpangan Wilayah
Indeks Williamson merupakan pola perhitungan yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kesenjangan antar wilayah/daerah. Dasar perhitungan pada Indeks Williamson adalah dengan menggunakan PDRB per kapita yaitu PDRB per kapita per kecamatan.
Capaian Indeks Williamson Kabupaten Pasuruan mengalami penurunan pada tahun 2021, akan tetapi belum mencapai target yang telah ditentukan dalam Perubahan RPJMD Kabupaten Pasuruan Tahun 2018-2023 sehingga perlu mendapat perhatian agar indeks ketimpangan wilayah di Kabupaten Pasuruan dapat ditekan.
2.1.1.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, Pendidikan dan sebagainya. Adapun hasil Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pasuruan tahun 2019-2021 dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pasuruan Tahun 2019-2021
Uraian |
2019 |
2020 |
2021 |
IPM Kab Pasuruan |
68,29 |
68,6 |
68,93 |
Angka Harapan Hidup (Tahun) |
70,17 |
70,23 |
70,25 |
Angka Harapan Sekolah (Tahun) |
12,31 |
12,41 |
12,58 |
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) |
7,11 |
7,4 |
7,41 |
Pengeluaran Per Kapita (Ribu Rupiah) |
964.049 |
1.014.043 |
967.469 |
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan, 2022 dan Pasuruan dalam Angka, 2020, 2021, 2022
Grafik 6 : Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur dan Nasional Tahun 2017-2021 Sumber: Badan Pusat Statistik 2022, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur 2022 dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan 2022
Secara keseluruhan capaian IPM Kabupaten Pasuruan dari kurun waktu tahun 2019 sampai dengan 2021 masih berada di bawah Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Capaian IPM Kabupaten Pasuruan pada tahun 2021 juga belum mencapai target yang telah ditentukan dalam Perubahan RPJMD Kabupaten Pasuruan Tahun 2018-2023. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Pasuruan perlu terus mendorong peningkatan nilai IPM.
2.1.1.7 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (usia 15 s/d 65 tahun) terdiri dari penduduk yang bekerja, penduduk yang mempunyai pekerjaan tapi sementara tidak bekerja dan pengangguran, serta tidak termasuk yang masih sekolah dan ibu rumah tangga. Adapun TPT Kabupaten Pasuruan tahun 2019-2021 dapat dilihat pada grafik berikut :
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa perkembangan capaian TPT Kabupaten Pasuruan lebih tinggi dibandingkan dengan capaian dari Jawa Timur. Bahkan pada tahun 2019, capaian TPT Kabupaten Pasuruan lebih tinggi daripada capaian dari Jawa Timur dan Nasional. Akan tetapi capaian TPT Kabupaten Pasuruan tahun 2021 masih belum mencapai target yang telah ditentukan dalam Perubahan RPJMD Kabupaten Pasuruan Tahun 2018-2023. Capaian ini perlu dievaluasi serta upaya yang bersifat holistik dan integratif dalam penanganan permasalahan pengangguran.
2.1.1.8 Indeks Gini
Koefisien Gini digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Standar penilaian ketimpangan Gini Rasio ditentukan dengan menggunakan kriteria seperti berikut (Hera Susanti dkk, Indikator-Indikator Makro Ekonomi, LPEM-FEUI, 1995):
1) GR < 0.4 dikategorikan sebagai ketimpangan rendah;
2) 0.4 < 0.5 dikategorikan sebagai ketimpangan sedang (Moderat);
3) GR >0.5 dikategorikan sebagai ketimpangan tinggi.
Grafik 8 Perbandingan Indeks Gini Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur dan Nasional Tahun 2019-2021 Sumber: Badan Pusat Statistik 2022, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur 2022 dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan 2022
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa capaian Indeks Gini Kabupaten Pasuruan dalam periode tahun 2019-2021 cenderung mengalami kenaikan walaupun masih dalam standar kriteria ketimpangan rendah. Jika nilai Indeks Gini Kabupaten Pasuruan dengan kriteria ketimpangan rendah, ternyata sudah berada lebih baik daripada capaian Indeks Gini Provinsi Jawa Timur serta Indeks Gini Nasional. Hal ini karena Indeks Gini menggambarkan tingkatan ketimpangan antara yang paling miskin dan kaya dan harus dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi seperti IPM tinggi, inflasi rendah, tingkat kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi tinggi.