Ratusan pelajar SMPN 1 Pohjentrek beramai-ramai melakukan Gerakan Menabung Air dengan cara membuat lubang peresapan alias biopori, Sabtu (31/03/2018) pagi.
Kegiatan tersebut sengaja dilakukan sebagai bagian dari bentuk kepedulian terhadap bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Pasuruan serta dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia.
Tanti Rahayu, Kepala SMPN 1 Pohjentrek mengatakan, ada puluhan lubang biopori yang dibuat di dalam maupun di luar sekolah, dengan cara memasang pipa yang telah dilubangi serta diisi dengan rumput-rumputan, dan ditanam di tanah berkedalaman satu meter.
"Kita buat lubang biopori di titik-titik yang ada genangan air, dengan tujuan supaya air bisa langsung masuk ke tanah, sehingga apabila hujan deras, limpahan airnya tidak masuk ke kelas maupun setiap ruangan yang ada di sekolah, " kata Tanti di sela-sela kegiatan.
Selama pembuatan biopori, para pelajar yang dilibatkan bukan hanya dari SMPN 1 Pohjentrek saja, melainkan 10 SD dan SMP yang menjadi sekolah imbas.
Kata Tanti, keterlibatan sekolah tersebut sangat penting sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi sekolah adiwiyata mandiri.
"Tahun ini kami akan dinilai oleh Tim penguji dari Kementrian Lingkungan Hidup dan tim lainnya. Untuk menjadi mandiri, banyak persyaratan yang harus dipenuhi, salah satu yang terpenting adalah adanya sekolah imbas yang mau dididik dan diajak untuk peduli terhadap lingkungan, " imbuhnya.
Dengan dibuatnya lubang biopori, otomatis semakin menambah banyak lubang resapan air yang ada di SMPN 1 Pohjentrek.
Menurut Tanti, total ada 105 lubang biopori di sekitar sekolah, sehingga dirinya yakin setiap guyuran hujan deras maupun kiriman air dari parit dan selokan di sekitar pemukiman warga, tidak akan menggenangi sekolah.
"Kecamatan Pohjentrek ini termasuk wilayah yang rawan banjir. Makanya kenapa kita gerakkan kegiatan pembuatan biopori ini, tak lain sebagai bentuk kepedulian dan penyadaran agar masyarakat juga melakukan hal yang sama, " beber dia.
Lebih lanjut Tanti menambahkan bahwa selain pembuatan biopori, peringatan Hari Bumi Sedunia juga disemarakkan dengan kegiatan penanaman bibit pohon kelor, gerakan menggunakan kacamata hitam sebagai antisipasi serangan ultraviolet, deklarasi geebang sora (gerakan pengembangan sekolah ramah anak), dan fashion busana daur ulang.
"Kita tanam banyak sekali bibit kelor karena ketika sudah besar, daunnya bisa dibuat sayur yang kaya akan Oksigen dan Nutrisi. Bisa dijual di kantin sekolah. Pokoknya hari ini kita sangat semangat untuk mengajak anak-anak lebih mencintai bumi kita " tegasnya. (emil)
2742 x Dilihat
550 Disukai
563 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar