Pelaksanaan event “Festival Mangrove Jatim” yang digelar perdana di Penunggul Mangrove Park, Desa Penunggul Kecamatan Nguling memberikan peluang dan semangat tersendiri bagi masyarakat pesisir di Kabupaten Pasuruan. Kata Bupati Irsyad Yusuf, tidak hanya dari aspek pengembangan ekologi saja. Melainkan juga sangat berdampak terhadap kondisi sosial ekonomi.

Berkesempatan memberikan sambutan dihadapan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Kepala Daerah menjabarkan tentang dampak positif yang akan berimplikasi terhadap warga pesisir. Baik Rumah Tangga Perikanan (RTP), pembudidaya tambak, pembudidaya petani garam, pengelola maupun pemasaran perikanan.

“Selama ini, semangat kami untuk melindungi pesisir laut dari abrasi lebih jauh dari itu. Bukan hanya dampak ekologi yang diharapkan, tapi juga sosial ekonomi yang juga ikut terdampak dengan adanya pengoptimalan hutan mangrove. Nelayan kita 7.797 Rumah Tangga Perikanan (RTP) dan Pembudidaya Tambak ada 1.722 RTP lainnya yang terdiri dari pembudidaya petani garam, pengelola dan pemasaran perikanan,” tutur Bupati.

Menurut Gus Irsyad sapaannya, pada prinsipnya, “Festival Mangrove Jatim ke-1” berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang berdomilisi di sepanjang garis pantai. Tidak terkecuali bagi pengembangan ekowisata yang saat ini semakin berkembang di Kabupaten Pasuruan.

“Ada beberapa ekowisata di hutan mangrove yang kami miliki. Ada Cafe Laut Semare dan Pusat Studi Mangrove di Kecamatan  Kraton. Lalu ada Jogging Track Mangrove di Desa Pateguran, Kecamatan Rejoso dan Hutan Mangrove/ Mangrove Park di Desa Penunggul, Kecamatan Nguling,” urai Bupati.

Gus Irsyad menambahkan, segala potensi yang terdapat di kawasan green belt hutan mangrove di Kabupaten Pasuruan semakin kaya dengan eksistensi dan kontribusi nyata pegiat lingkungan, Mukarim. Anugerah Kalpataru (2005) dan Penghargaan Satya Lencana Pembangunan Bidang Lingkungan Hidup (2014) yang diterimanya menambah perhatian dan dedikasinya terhadap pelestarian ekosistem pantai. Sekaligus menjadi spirit bagi Pemerintah Kabupaten Pasuruan dalam mengoptimalkan eksplorasi hutan mangrove.

“Kami bangga sekali, Bu Gubernur berkenan hadir di Kabupaten Pasuruan. Mohon dukungannya, kami sedang mengupayakan dan berkoordinasi dengan kantor ATR BPN, di sebelah sana ada lahan yang sedang kami minta untuk jadi aset Pemda. Sehingga kami bisa mengoptimalkan dukungan anggaran untuk pengembangan wisata mangrove,” ungkap Bupati pada hari Selasa (30/8/2022).

Di penghujung sambutannya, Gus Irsyad memaparkan tentang potensi hutan mangrove seluas 418,1 hektar yang tersebar di 5 Kecamatan wilayah pesisir. Targetnya, luasan lahan tersebut dapat ditingkatkan hingga 550 hektar dengan memaksimalkan penanaman dan pemeliharaan hutan mangrove.

Diketahui, dalam agenda bertemakan pelestarian hutan mangrove yang dihadiri oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tersebut, Gubernur Jawa Timur menganugerahkan penghargaan kepada Bupati Pasuruan. Adapun kategorinya, Penghargaan Pemerintah Kabupaten/ Kota Dalam Mendukung Pembinaan Pengelolaan Ekosistem Mangrove.

Apresiasi serupa juga disematkan kepada Bupati Mojokerto, Bupati Malang, Bupati Jombang, Bupati Pamekasan dan Bupati Ponorogo. Disusul dengan penyerahan penghargaan kepada ke-12 pemenang Lomba Wana Lestari Tingkat Provinsi Tahun 2022.

Pantauan Tim Liputan Humas Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Kabupaten Pasuruan, kegiatan berlangsung meriah dan sangat dinamis. Mulai dari Penanaman Mangrove di sepanjang garis pantai Desa Penunggul, Bakti Sosial Pengobatan Gratis hingga Peninjauan Hiburan Rakyat, Pameran Produk Turunan Mangrove dan Pelepasan Burung Air. (Eka Maria)