Kajian konsep wisata halal yang saat ini semakin banyak dikembangkan di daerah harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh. Sehingga ke depannya dapat diimplementasikan dengan hasil maksimal. Himbauan itu disampaikan Bupati Irsyad Yusuf pada saat hadir dalam Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Wisata Halal di Kabupaten Pasuruan.

Selain itu, Kepala Daerah memaparkan tentang peningkatan kapasitas yang juga perlu dikaji lebih detil dan komprehensif. Berikut melakukan edukasi melalui sosialisasi, memberikan pemahaman tentang konsep wisata halal kepada masyarakat.

Sebagai keynote speaker dalam forum diskusi yang digelar secara hybrid oleh Tim Percepatan Realisasi Fokus Pembangunan Daerah (PERFOB) di Gedung Serba Guna Kabupaten Pasuruan pada hari Kamis (9/9/2022), Bupati memaparkan tentang konsep wisata alam Banyu Biru di Kecamatan Winongan.

“Terkait dengan Banyu Biru yang akan dijadikan wisata halal itu adalah konsep yang akan kita upayakan dan akan kita coba. Kita harus sosialisasikan dengan lengkap kepada masyarakat,” ajak Bupati.

Ditambahkan Gus Irsyad sapaannya, sosialisasi kepada masyarakat dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi tentang konsep wisata halal. Sehingga tidak akan muncul persepsi yang menyebutkan terkait wisata halal dan wisata yang tidak halal.

Lebih lanjut, Bupati juga menekankan bahwa konsep sederhana dari wisata halal tersebut merupakan branding wisata. Harapannya, masyarakat akan melihat Kabupaten Pasuruan sebagai tempat destinasi wisata pilihan. Terlebih ada sebagian wisatawan yang menginginkan untuk mengunjungi wisata halal.

“Wisata halal itu tidak hanya satu wisata kemudian yang lain tidak. Konsep sederhananya secara keseluruhan adalah di Kabupaten Pasuruan ini terdapat branding wisata halal itu. Harapannya memang kita bisa menjadi pilihan bagi wisatawan-wisatawan, terutama dari negara-negara Islam,” tutur Bupati.

Hadir dalam kegiatan, seratus peserta yang terdiri dari beberapa unsur masyarakat. Seperti Organisasi Pasuruan, kalangan akademisi, organisasi masyarakat, asosiasi travel/ hotel dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Berikut Pemerintah Desa dan Tenaga Pendamping Desa dan para pelaku Industri Kecil Mikro (IKM). (Eka Maria)