Ritual Yadnya atau yang populer dengan sebutan Kasodo memang menjadi sebuah tradisi masyarakat Tengger yang tinggal di kawasan Bromo. Tujuannya pun sangat mulia, yakni menciptakan kerukunan di Suku Tengger.
Namun ada ritual-ritual lainnya yang tak kalah penting untuk diketahui. Salah satunya tradisi Buka Tutup Pintu Gerbang.
Seperti yang dilakukan pada Jumat (21/6/2024) kemarin. Sebelum gerbang dibuka, ada ritual doa digelar di Desa Ngadisari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan yang berjarak 3 Km dari puncak kawah Bromo.
Ritual dipimpin langsung Supoyo selaku kepala dukun adat Suku Tengger. Dalam ritual tersebut pendeta membacakan doa dan mantera tri sandia untuk Sang Hyang Widhi dengan dilengkapi kembang tujuh rupa dan sajian makanan untuk para dewa. Tak luput, asap dupa turut mengiringi doa yang dipanjatkan.
Menurut Supoyo, doa bersama menjadi ritual wajib yang dilakukan sebelum membuka gerbang menuju Bromo. Tujuannya untuk meminta pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Bromo senantiasa dijaga.
âKita mengajak masyarakat untuk doa bersama sekalian memberikan penjelasan atau sosialisasi terakit dengan kondisi Gunung Bomo sekarang. Apalagi kemarin sempat kebakaran lahan dan hutan,â kata Supoyo
Usai doa bersama, acara dilanjutkan dengan ritual membuka gerbang gunung. Yakni di Punde yang mengarah langsung ke Gunung Bromo, masuk Desa Cemoro Lawang, tak jauh dari tepi lautan pasir.
Kepala Desa Wonokitri, Wirya Aditya menjelaskan, ritual ini dilakukan oleh pemangku adat setempat. Termasuk TNI POLRI dan Pemerintahan, dalam hal ini Kepala Dinas Pariwisata maupun Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan, Camat Tosari dan undangan lainnya.
"Semua jadi satu untuk sama-sama menyaksikan prosesi buka gerbang Bromo," singkatnya.
Lebih lanjut Wirya menjelaskan membuka gerbang Bromo juga wajib dilengkapi dengan tradisi Tutup Gerbang Bromo. Untuk ritual tutup gerbang dilakukan usai prosesi Yadnya Kasada selesai digelar.
Sedangkan Upacara Yadnya Kasada sendiri dirayakan tiap tahun. Upacara bersifat massal ini berlangsung dari desa-desa di kawasan Bromo hingga puncaknya di kawah Bromo.
Setelah berdoa di tengah lautan pasir, tepatnya di Pura Luhur Poten, ritual dilanjutkan dengan menyajikan korban (sesaji) ke kawah Bromo. Korban atau sesaji berupa aneka buah-buahan, penganan, hewan bahkan uang demi keselamatan masyarakat dan anak-cucuk masyarakat Tengger.
Upacara Kesodo, saat ini juga digunakan untuk melantik dukun baru, disamping pelantikan para pejabat pemerintahan dan orang terhormat lainnya yang diangkat oleh masyarakat Tengger sebagai pinisepuh. (emil)
1906 x Dilihat
329 Disukai
308 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar