Meskipun sampai saat ini komoditas bahan pangan di Jawa Timur masih aman, Pemerintah tetap harus mengelola ekspektasi masyarakat yang selalu menekankan tentang kondisi tersebut. Sehingga memberikan rasa aman kepada mereka agar tidak perlu panik terhadap kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok, karena komoditas sudah tersedia. Demikian disampaikan Arief Budi Laksono Humas Bank Indonesia menyikapi potensi terjadinya perilaku panic buying di masyarakat yang disebabkan kenaikan bahan pangan di pasaran.
Hal tersebut tentunya sangat beralasan mengingat kondisi psikologis masyarakat terhadap ketersediaan komoditi pangan selama Ramadhan dan menjelang Lebaran sangat berdampak terhadap stabilitas harga. Dengan mengetahui amannya stok bahan pangan, baik dari ketersediaan maupun distribusi barang di pasaran, maka setidaknya masyarakat merasa lebih tenang.
“Kalau dilihat dari produktivitas pertanian, komoditas bahan pangan sekarang kondisinya aman baik dari ketersediaan dan distribusi. Sekarang tinggal, nanti untuk menghadapi Lebaran, mungkin beberapa kebijakan pemerintah bisa relaksasi, sembari memperhatikan adanya inflasi di bulan Juni. Tapi kembali lagi, kalau semua kondisi aman, tinggal mengelola ekspektasi masyarakat. Jadi masyarakat harus terinformasi kalau misalnya sekarang ini tidak perlu panik karena komoditas sudah tersedia”, urainya kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Pasuruan.
Menurut Arief, sekalipun dimungkinkan terjadi kenaikan harga bukan karena tidak tersedianya barang, tetapi lebih disebabkan adanya pembelian yang meningkat. Hal tersebut masih dalam kondisi normal yang tidak perlu dikhawatirkan. Untuk itu harus diimbangi dengan tercukupinya informasi yang diterima masyarakat tentang stabilitas ketersediaan dan distribusi komoditas bahan pangan.
Di sisi lain, Pemerintah Daerah juga perlu menerapkan kebijakan pendukung. Bisa berupa monitoring harga pasar melalui Operasi Pasar atau strategi lainnya. Targetnya, semua harga bahan pangan selama Ramadhan dan menjelang Lebaran terjangkau masyarakat.
“Fokus kami di bulan puasa dengan lakukan monitoring harga di pasar. Kami lihat juga Bupati Pasuruan juga melihat perkembangan revitalisasi pasar. Itu sinyal positif sekali karena kita bisa tahu sebenarnya pasokan pangan dan stoknya aman tidak. Kami juga ada kegiatan pasar murah atau operasi pasar. Sebenarnya mungkin masyarakat mengira, itu kan tidak setiap hari dilakukan ya. Tapi ternyata kalau kita melihat beberapa realisasi Operasi Pasar di daerah lain, itu cukup efektif. Karena secara psikologis itu bisa mengembalikan harga di pasar ke harga sebenarnya, sehingga tidak menimbulkan kepanikan pembelian.
Arief mengatakan, jika masyarakat sudah punya barang, meskipun harga naik, pasar-pun akan membaca dan menyesuaikan. Sehingga pelan tapi pasti akan berdampak pada penurunan harga. Kondisi itulah yang bisa diciptakan Operasi Pasar. (Eka Maria)
2655 x Dilihat
431 Disukai
532 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar