Bagi sebagian orang, mungkin tidak ada yang istimewa ketika menyaksikan burung merpati jantan terbang cepat di udara, menukik tajam, lalu menghampiri sang betina.
Akan tetapi, sangat berbeda bagi para penggila burung yang hobi bermanuver ini. Memelihara burung merpati yang bisa terbang cepat, bahkan seringkali menjadi juara, jelas menjadi sebuah kebanggaan yang tiada terkira.
Nah, siapa yang mengira, ternyata, hobi memelihara burung merpati bisa mendatangkan keuntungan yang berlipat-lipat. Tidak percaya? Tanya saja pada Kasan Sholeh.
Mantan pemain Persekabpas (Club sepakbola Kabupaten Pasuruan) tersebut begitu sayang dengan puluhan burung merpati balap yang dibudidaya sejak beberapa tahun silam.
Dia menuturkan, awal ketertarikan pada ternak burung merpati balap adalah sekitar tahun 2016. Di mana salah satu temannya mengajak ke sebuah kejuaraan burung merpati balap, plus bagaimana bisa menghasilkan burung merpati juara.
“Mulai tahun 2016, awalnya diajak teman. Dilihatkan cara budidaya, kemudian melihat cara pemasaran bagus, bisnisnya juga menguntungkan, karena perputaran uangnya lumayan bagus,” kata Kasan saat ditemui di lokasi budidaya burung merpati miliknya di Desa Kraton, Kecamatan Kraton, Sabtu (15/06/2019).
Setelah dikenalkan, rasa ingin memiliki plus mengembangkan burung merpati balap langsung muncul. Hanya saja, untuk terjun ke bisnis ini, memang membutuhkan modal yang cukup lumayan. Kasan mengakui pertama kali membeli indukan satu pasang dengan harga yang cukup fantastis. Yakni pejantan dengan nama “Kipli” yang dibelinya dari Roy Akas Probolinggo (pebisnis burung merpati balap yang sudah melegenda di Indonesia) seharga Rp 25 juta dan induk betina dari jombang seharga Rp 15 juta.
Dari modal awal itu, Kasan bercita-cita ingin meneruskan keturunan legenda merpati balap tingkat nasional. Makanya, dia berusaha keras untuk terus mengembangbiakkan merpati piyikan atau anakan dari sang juara yang bernilai jual tinggi.
Dan gayung pun bersambut. Secara perlahan, impiannya menjadi kenyataan. Bayangkan saja, untuk setiap ekor anakan dari Kasan, para pecinta merpati balap berani membayar banderol Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per ekor. Bahkan, ada yang berani menawar Rp 35 juta untuk salah satu merpati kesayangannya.
“Dulu memberanikan diri untuk coba-coba beli indukan yang bagus. Alhamdulillah juara karena banyak yang mengenal. Ada yang sempat nawar Rp 35 juta, tapi gak saya kasikan, karena saya ingin jadi juara seperti punyanya Mas Roy. Mimpi boleh khan mas,” celetuk Kasan kepada Suara Pasuruan.
Sekarang, Kasan punya 20 pasang ekor merpati balap yang sudah siap berkompetisi. Dari 20 pasang tersebut, ada beberapa yang sudah juara di level regional dan nasional. Diantaranya Bintang KSN (Kasan Sholeh), Moseng, Senator dan Mobile Legend.
Saat ditanya bagaimana bisa menghasilkan burung merpati juara. Kasan hanya sedikit tertawa. Karena menurutnya, memelihara burung merpati balap harus dari hati. Dalam artian, rasa memiliki dan kasih sayang harus benar-benar tercipta antara dirinya dan semua burung yang dipeliharanya.
“Asyiknya beternak burung merpati balap terletak pada bagaimana menunggu anakannya. Rejeki-rejekian, belum tentu jadi anakan yang bagus meski induknya unggul. Kalau membudidayakan burung merpati harus dari hati, karena kalau sudah dilepas, pasti kita berdoa supaya jangan sampai hilang. Karena kalau sudah hilang, kita gak tau ke mana terbangnya. Harus ada chemistry antara burung dan pemiliknya,” urainya.
Dalam seminggu, Kasan melatih burung-burung merpati balap kesayangannya selama 4 hari, yakni mulai kamis sampai minggu. Jamnya pun siang hari, mulai pukul 1 siang hingga 3 sore.
“Kenapa siang, karena seperti orang yang ingin jadi tentara, polisi, atlet, mesti latihan lari nya siang hari. Selain biar terbiasa dengan cuaca terik, latihan siang hari membikin kekuatan burung semakin bagus. Tapi asupan gizi nya juga harus terjaga,” tandasnya sembari memberi makan beberapa burung kesayangannya.
Asupan gizi yang dimaksud adalah makanan burung merpati. Setiap harinya, kasan memberi makan berupa kacang tanah, beras merah dan jagung. Sedangkan vitaminnya adalah B Complek dan Sakatonik.
Karena sifatnya hanya kerja sampingan, Kasan memastikan tidak akan meninggalkan bisnis ternak merpati balap ini. Apalagi, merpati itu termasuk binatang yang mudah berkembang biak sesuai kebutuhan.
“Namanya juga cinta, jadi Insya Allah saya akan terus membudidayakan burung merpati balap. Selain menguntungkan, ini juga hobi yang saya lakukan untuk merefresh pikiran,” ujar pria yang tercatat sebagai ASN alias PNS di Badan Keuangan Daerah (BKD) Kabupaten Pasuruan itu. (emil)`
0 Komentar