Potensi Desa Kemantren Rejo, Kecamatan Rejoso yang kaya akan Bunga Kenanga Tanjung, dimanfaatkan betul oleh Jumiati sebagai motif batik buatannya.
Perempuan 60 tahun itu berhasil menciptakan batik bermotif bunga kenanga tanjung yang ia namai Batik Mantren alias "Bama". Batik itu kini menjadi favorit para pecinta batik khas daerah. Terlebih para ASN perempuan Pemkab Pasuruan yang diwajibkan memakai syal batik setiap hari rabu, banyak yang memesan kepada Jumiati.
"Terus bersyukur karena sampai hari ini banyak yang pesan batik saya. Baik itu kain, dan yang banyak sekarang ya syal batik. Seperti puskesmas Ngempit 60 syal, SD Rejoso Kidul 10 syal, untuk SD Pandanrejo 10 juga 10 syal dan lainnya," kata Jumiati saat ditemui di rumahnya, Minggu (26/5/2024).
Awal ketertarikannya membatik dimulai ketika Jumati mengikuti pelatihan membatik di desanya sekitar tahun 2016 silam. Selama pelatihan, ia tak punya kemampuan membatik sama sekali. Hanya berbekal piawai menjahit, Jumiati nekat belajar membatik dan ternyata membuatnya jatuh cinta.
"Tahunya ya batik di toko-toko kok bagus-bagus. Dari situ saya nekat mencoba, dan ketika bisa ternyata saya tambah jatuh hati sama batik," ungkapnya.
Saking cintanya dengan batik, Jumati sempat membuatkan pakaian khas batik untuk semua anggota keluarganya. Termasuk ketika salah seorang anaknya menikah, ia juga menghadiahkan batik untuk bisa dipakai di hari pernikahannya.
"Pas anak saya menikah juga sengaja dibikinkan batik supaya bisa dipakai. Senang sekali pokoknya dengan batik," singkatnya.
Saat ditanya alasan ketertarikannya dalam dunia membatik, Jumiati menegaskan bahwa batik adalah warisan dunia yang berasal dari Indonesia. Sehingga sangat rugi apabila tidak dilestarikan, khususnya batik tulis yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia.
Selain itu, batik kini disukai oleh semua kalangan serta apabila menjadi pakaian bisa digunakan di setiap acara, baik formal maupun non formal.
"Saya penasaran kenapa batik bisa mahal, ternyata prosesnya yang lama, tapi itulah seninya membatik," terangnya.
Kini, membatik menjadi sebuah hobi yang menghasilkan bagi Jumiati. Dengan dibantu 5 orang serta suami tercintanya, Sudirman (60) hari-hari Jumiati disibukkan dengan kegiatan membatik, mulai dari mendesain gambar, mencanting, pewarnaan hingga finishing.
"Kebetulan suami saya pintar sekali melakukaan pewarnaan. Bahkan lebih lihai dari saya. Pokoknya alhamdulillah karena bisa diberi kemampuan membatik dan banyak yang suka," tutupnya.
Saat ditanya harga, batik-batik buatannya dibrandol dengan harga mulai Rp 250 ribu hingga jutaan rupiah. Tergantung dari motif dan tingkat kesulitan dalam membuat batik yang dipesan para pelanggannya.
"Rata-rata antara Rp 250 ribu atau Rp 300 ribu. Paling mahal ya sampai jutaan karena tingkat kesulitannya juga banyak," tegasnya. (emil)
1971 x Dilihat
230 Disukai
192 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar