Rumah Tahanan Negara (Rutan) Bangil sukses menyulap Aula yang biasanya jadi ajang pertemuan WBP (warga binaan pemasyarakatan) dengan keluarganya, menjadi lokasi pencoblosan.

Menariknya, aula itu dihiasi dengan ornamen-ornamen bernuansakan Pemilu Pertama Tahun 1955 silam. 

Tembok di aula itu dipasang mini wallpaper bergambarkan suasana pemilihan umum pertama di Indonesia. Ada pula tombak dan bambu runcing yang dipasang di setiap sudut aula, plus Bendera Merah Putih sebagai simbol negara. 

Kepala Rutan Bangil, Bhanad Shofa Kurniawan mengaku sengaja mengemas TPS dengan konsep pemilu pertama di Indonesia tak lain sebagai pengingat bahwa pemilu pertama di Indonesia dilaksanakan 10 tahun setelah Indonesia Merdeka.

"Kami ingin merefresh sekaligus mengajak kepada WBP dan masyarakat bahwa Pemilu pertama di Indonesia digelar di tahun 1955. Makanya kami rubah sedemikian rupa untuk menampilkan sisi lain dari suasana pencoblosan pertama kali di Indonesia," katanya.

Untuk bisa menciptakan nuansa pemilu masa silam, seluruh petugas dilibatkan. Mulai dari membuat desain hingga proses finishing. Termasuk seragam seluruh petugas TPS 901 alias TPS Lokasi Khusus di Rutan Bangil. 

"Tidak sampai sehari, semuanya selesai. Kami total sekalian, supaya nuansa Pemilu pertama yang kami ciptakan di sini betul-betul tercipta," ungkapnya.

Dijelaskan Bhanad, total ada 600 WBP (warga binaan pemasyarakatan) yang menggunakan hak pilihnya di Rutan Bangil. Dari jumlah tersebut, tak semua WBP mencoblos di TPS 901. 

Untuk itu, KPU menyediakan sebanyak 43 TPS terdekat yang dipilih untuk memfasilitasi WBP agar sama-sama memiliki hak untuk mencoblos.

"Alhamdulillah dari KPU sudah membantu. Teknisnya nanti ketika pencoblosan di TPS 901 selesai, barulah Ketua KPPS terdekat datang ke Rutan Bangil dengan membawa surat suara," tutupnya. (emil)