Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf beralih profesi jadi tukang potong rambut?
Jangan salah, meski seorang Kepala Daerah, Bupati Irsyad ternyata mahir dalam urusan potong- memotong rambut. Apalagi yang dipotong ini adalah 3 anak jalanan hasil razia Satpol PP Kabupaten Pasuruan pada Selasa (23/10/2018) siang.
Ketiga anjal tersebut diantaranya Lusi Intan Putri Royani (14), remaja asal Pakel Sukoreno 2, Kecamatan Prigen, Amirul Mukminin (12), Desa Kronto, Kecamatan Lumbang, serta Muhammad Yahya (16), Dusun Wringin Agung, Desa Kronto Lumbang, yang ditangkap Satpol PP saat berkeliaran di jalanan sekitar Jl Raya Grati, dan kemudian dibawa menuju Dinas Sosial Kabupaten Pasuruan.
Seperti biasa, begitu tiba di Dinsos, dua anjal laki-laki berambut gondrong dan satu anjal perempuan langsung digiring ke rumah singgah yang berada di dalam komplek Dinas Sosial. Setelah itu, beberapa petugas langsung membawa gunting dan sisir untuk merapikan rambut anjal tersebut.
Sementara Irsyad yang tengah melakukan Inspeksi Mendadak ( Sidak ) ke beberapa ruangan di Dinsos, tiba-tiba melihat ketiga anjal yang rambutnya akan dipangkas habis itu.
"Sini saya yang motong rambut. Sekalian saya ingin tahu alasan mereka (anjal? sampai kena razia,” ucap Irsyad seketika mengambil gunting yang dibawa petugas.
Layaknya tukang potong rambut pada umumnya, Irsyad tanpa ragu memotong rambut anjal laki-laki tersebut sampai habis alias gundul. Sedangkan rambut anjal perempuan hanya dipangkas seperti seorang polisi wanita (polwan). Sembari memotong, Irsyad bercengkrama dengan tiga anjal tersebut.
"Permasalahan anjal adalah masalah kita bersama. Ada banyak faktor yang membuat mereka akhirnya memilih ke jalanan, dan terkadang ketika mereka kena razia, ujung-ujungnya mereka kembali ke jalan,“ katanya.
Faktor yang dimaksud terdiri dari faktor keluarga, lingkungan dan cara pandang anak terhadap segala sesuatu yang baik maupun yang berdampak negatif pada dirinya. Kata Irsyad, Pemkab Pasuruan tidak akan pernah berhenti untuk memfasilitasi maupun membina seluruh anjal maupun gepeng (gelandangan dan pengemis) sampai betul-betul kembali berkumpul dengan keluarga dan memberikan andil dalam kehidupan bermasyarakat.
"Contohnya tadi saya nanya Yahya kenapa putus sekolah, dan jawabannya adalah ketidak mampuan orang tua dalam membiayai sekolah. Dia ingin mondok, dan saya langsung perintahkan Dinsos untuk mengantarkan Wahyu ke orang tua dan memasukkannya ke dalam pondok pesantren. Itu adalah salah satu langkah yang bisa kita lakukan sebagai bagian dari solusi mengurangi jumlah anjal atau gepeng di jalanan,“ tegas Irsyad kepada Suara Pasuruan.
Dijelaskan Irsyad, razia gepeng dan anjal adalah cara awal untuk mendeteksi berapa banyak yang setiap harinya “keleran“ alias berkeliaran meresahkan pengguna jalan. Setelah razia, seluruh anjal dan gepeng tersebut ditempatkan di rumah singgah. Selain diberi makan dan minum, Dinsos juga menyediakan fasilitas kamar beserta fasilitas (mesin cuci, dispenser, setrika) hingga mendatangkan Psycholog yang bertugas sebagai pencerah agar mereka tak lagi menjadi anjal maupun gepeng, serta memberikan ketrampilan mulai dari menjahit, elektro dan jenis peningkatan soft skill lainnya.
“Keberadaan rumah singgah ini penting untuk membuat mereka seakan-akan rindu dengan tempat tinggalnya. Selama di rumah singgah, kita bina sampai mereka betul-betul sadar kalau jadi anjal atau gepeng itu tidak ada gunanya,“ terang adik kandung Wagub Jatim, Syaifullah Yusuf itu. (emil)
3735 x Dilihat
490 Disukai
524 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar