Akibat tingginya curah hujan dalam beberapa bulan terakhir, sampai saat ini, harga cabai masih melambung. Kata Abdul Kadir Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Cabai Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan, harga cabai rawit per kilonya sampai hari ini, Jumat tembus di angka Rp 100 ribu. Jika di musim kemarau dalam satu hektar tanaman cabai miliknya mampu menghasilkan 30 kilogram setiap harinya, maka di musim hujan seperti saat ini hanya menyisakan 2-3 kilogram dalam setiap kali panennya. Hal ini disebabkan hama jamur yang menyerang akar batang cabai sebagai akibat dari tanah yang terlalu banyak terendam air selama hujan deras.
“Kondisi tanah yang terlalu asam pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan. Cabai tidak berbunga secara otomatis akan mempengaruhi produktivitas tanaman. Jadinya ya selama curah hujan tinggi seperti sekarang, tanaman cabai saya rusak. Kalaupun berbuah, ya banyak yang busuk juga karena sering kena air hujan”, tutur pria yang juga dikenal sebagai petani bunga Sedap Malam ini.
Menurutnya, kondisi puso atau gagal panennya tanaman cabai miliknya dan ke-20 petani cabai yang tergabung dalam Gapoktan Cabai masih akan berlanjut selama curah hujan masih tinggi. Sehingga harus diimbangi pola tanam yang dapat mereduksi kerugian agal panen. “Sekarang kami sedang melebarkan parit areal tanaman cabai. Tujuannya agar resapan air bisa maksimal. Jadi, genangan air hujan tidak terlalu lama merendam batang cabai. Dengan begitu, bisa mengurangi resiko terhadap serangan jamur batang yang sampai saat ini menjadi momok para petani cabai”, jelasnya.
Diketahui, selama kurang lebih 3 bulan terakhir, harga cabai rawit di pasaran masih melambung tinggi sampai di kisaran harga Rp 100 ribu lebih atau naik hingga 3 kali lipat dari harga normal. Bahkan harga cabai pernah menyentuh angka Rp 200 ribu per kilonya, seperti yang terpantau di luar pulau Jawa. Diantaranya di Samarinda, Kalimantan Timur.
Kenaikan drastis harga cabai ini berlaku di seluruh tanah air, dampak tingginya curah hujan selama beberapa bulan terakhir. Amran Sulaiman Menteri Pertanian menyatakan, kenaikan harga cabai disebabkan faktor cuaca dan distribusi. Sedangkan menurut Enggartiasto Lukita Menteri Perdagangan, kenaikan harga cabai di satu daerah dengan daerah lainnya tidak sama. Dari Kementerian Perdagangan memerintahkan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) dan Badan Urusan Logistik (Bulog) menstabilkan harga dengan membeli cabai petani yang kemudian didistribusikan ke daerah yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi. (Eka Maria)
3421 x Dilihat
523 Disukai
421 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar