Untuk mempertajam pemahaman generasi millenial tentang bahaya hoax yang semakin marak bermunculan di era digital, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Pasuruan berpartisipasi dalam agenda Forum Grup Diskusi yang diselenggarakan Polres Kota (Polresta) Pasuruan. Bertempat di Gedung Abdul Rahman, forum diskusi yang merupakan program kerja dari Pembinaan Masyarakat (Satbinmas) Polresta Pasuruan tersebut berlangsung sangat dinamis sejak pagi sampai tengah hari.

Ratusan peserta yang memadati lokasi kegiatan terdiri dari pelajar SMA sederajat dan civitas akademika di kota Pasuruan. Diantaranya, SMAN 1 Pasuruan, SMAN 2 Pasuruan, SMKN 1 Pasuruan, SMKN 2 Pasuruan dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Pasuruan. Adapun narasumber yang hadir selain Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Pasuruan.   

Kepala Bidang Komunikasi Publik, Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan, Tri Krisni Astuti menyampaikan kepada peserta FGD tentang pentingnya peran generasi millenial dalam mendeteksi ragam informasi yang mengandung hoax serta berita bohong/ fake news. Caranya dengan mengetahui ciri-ciri hoax dan fake news pada saat menerima atau mengakses informasi dari media sosial. Baik berupa berita, artikel, foto maupun video yang terpublikasikan melalui website, blog, maupun beragam media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter dan Youtube.  

“Adek-adek generasi millenial yang identik dengan pengguna gadget aktif harus lebih selektif dalam memilih dan memilah informasi yang masuk ke hp-nya masing-masing. Saring dulu sebelum sharing ke medsos. Jadi harus lebih teliti lagi, mana saja informasi yang mengandung hoax dan tidak”, jelasnya pada hari Jumat (29/3/2019).

Menurut perempuan lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Surabaya tersebut, sumber berita menjadi poin penting dalam menentukan valid tidaknya konten yang diproduksi portal berita/ website. Laman kantor berita Antara https://www.tempo.co/ dan portal berita https://www.tempo.co/, misalnya merupakan contoh media yang memiliki kredibilitas.

Dalam sambutannya, Wakapolresta Pasuruan, Kompol Anggun Deddy Sisworo menyatakan kepada seluruh peserta FGD agar mahasiswa/ mahasiswi dan para pelajar yang telah memiliki hak suara dapat menggunakan hak pilihnya dalam Pileg dan Pilpres pada tanggal 17 April 2019 nanti. Ia berpesan agar para pemilih pemula tersebut tidak mudah terprovokasi pihak-pihak tertentu yang sengaja menyebarluaskan hoax.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Bawaslu Kota Pasuruan, Mohammad Anas. Ia menuturkan tentang pentingnya generasi millenial berpartisipasi dalam Pemilu. Terlebih posisinya sangat strategis sebagai pemilih sekaligus menjadi pengawas Pemilu yang cerdas.

“Sudah seharusnya generasi millenial seperti adek-adek semuanya yang hadir siang ini menjadi pemilih rasional. Diantaranya, berani menolak segala macam politik uang dan menjadi bagian dari penentu kebijakan sosio kultural. Sehingga mampu menjadi pemilih sekaligus pengawas Pemilu yang cerdas”, pintanya.

Sementara itu, Kepala Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU Kota Pasuruan, Mulyadi mengatakan bahwa selama ini pihaknya secara intens melakukan sosialisasi tentang Pemilu kepada generasi millenial. Menekankan sikap mawas-diri yang wajib dimiliki anak muda agar terhindar dari hoax menjelang pelaksanaan Pemilu menjadi topik bahasan utama yang disampaikan. Hal tersebut mengingat banyak penyebar hoax yang ditangkap polisi adalah generasi millennial.

“Isu-isu hoax seputar KPU dan Pemilu. Sasarannya seputar isu DPT dan KTP, pemilih tidak waras, kotak suara kardus dan rumor tentang adanya suara tercoblos. Atau kabar bohong yang menyebutkan jika ada tujuh kontainer surat suara tercoblos. Makanya kami sering menggelar sosialisasi agar masyarakat terutama anak muda tidak gampang percaya begitu saja dengan maraknya peredaran hoax jelang Pemilu”, ungkapnya. (Eka Maria)