Budidaya udang vaname dengan sistem Busmetik (Budidaya udang skala mini empang plastik) terbukti mendatangkan keuntungan yang signifikan.
Bahkan, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan bantuan hulu hilir untuk para petani udang di Kabupatren Pasuruan yang mengalami kesulitan dalam hal permodalan.
Slamet Nur Handoyo, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan mengatakan, KKP memberikan akses permodalan sebesar Rp 8 Milyar yang bisa sewaktu-waktu digunakan para petani udang busmetik. Dalam artian bantuan tersebut berupa pinjaman bank yang bisa dimanfaatkan, mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 200 juta.
“Kalau yang Rp 25 juta ini adalah busmetik skala kecil, tapi kalau yang sampai Rp 200 juta ya busmetik yang sekarang ini digunakan,” kata Slamet di sela-sela kesibukannya, Selasa (29/05/2018).
Hanya saja, hingga saat ini, jumlah petani yang memanfaatkan bantuan hulu hilir masih belum banyak. Dari total Rp 8 Milyar, jumlah bantuan pinjaman yang keluar baru Rep 2,90 Milyar alias kurang dari separuh peminat, sehingga dirinya menghimbau kepada para petani udang untuk bisa menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
“Kami ajak para petani udang untuk tidak takut memanfaatkan bantuan pinjaman ini, karena kalau sukses, keuntungannya pasti menggiurkan,” imbuhnya.
Keuntungan yang dimaksud adalah hasil panen yang didapatkan dari metode busmetik. Dijelaskan Slamet, keuntungan metode busmetik diantaranya biaya investasi dan operasional rendah, sehingga dapat diaplikasikan oleh pembudidaya skala kecil dan menengah, bisa dilakukan di seluruh jenis tanah, Kecil risiko serangan penyakit, Rendah risiko kegagalan panen, dapat diterapkan dengan tingkat kepadatan tinggi 150-200 ekor/m2 dan keuntungan lainnya.
“Dengan Busmetik bisa hemat air karena tidak perlu melakukan penggantian air, cukup dilakukan penambahan air. Efisien dalam penggunaan pakan, mengurangi tingkat pencemaran, karena plastik HDPE umurnya bisa lebih dari 10 tahun, dan tentu saja keseimbangan ekosistem terjaga melalui pemanfaatan limbah,” urai dia.
Sementara itu, saat ditanya perkembangan busmetik hingga sekarang, Slamet menambahkan, lahan busmetik di Kabupaten Pasuruan mencapai 16 hektar yang tersebar di 4 Kecamatan, yakni Bangil seluas 1,02 hektar, Rejoso 1,86 hektar, Kraton 0,4 hektar dan Lekok seluas 12,3 hektar.
“Contohnya saja lahan busmetik di Lekok yang mencapai 12,3 hektar bisa menghasilkan 12.300.000 kg udang atau 12,3 ton.BEP (Break even point) atau titik impas nya ada pada siklus keempat. Dengan catatan para petani sudah paham betul dengan teknologi ini, dan itu saya jamin, keuntungannya pasti luar biasa meski modal di awal lumayan besar sampai Rp 100 juta,” jelasnya.
Lebih lanjut Slamet menambahkan, dengan menggunakan sistem busmetik, udang akan bebas dari penyakit lantaran denfarm sendiri tidak bersentuhan langsung dengan perairan bebas, baik tambak maupun laut, serta bebas dari pencemaran.
“Semua teknologi busmetik harus dikuasai para petani, seperti pensetrilan air, pemupukan dengan pupuk organik (pro biotik), penebaran ikan, hingga proses panen itu sendiri,” akunya. (emil)
3518 x Dilihat
829 Disukai
632 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar