Al Habib Muhammad Rizieq Syihab atau yang popular dengan sebutan Habib Rizieq, menghadiri Tabligh Akbar yang dilaksanakan oleh Forum Ulama Islam Bersatu (FUIB) di Halaman Masjid Agung Bangil, Rabu (11/04/2017) pagi.

Di hadapan ribuan umat islam dan ratusan ulama, kiyai, habaib dan ustad seperti Al Habib Abdurrahman (Imam Besar FPI Jatim), Ustad Munir (Ketua DPW FPI Kota Pasuruan), Ustad Lukman Aziz (Ketua DPW FPI Kabupaten Pasuruan), KH Nurkholis Mustari (Tokoh Ahulussunnah Wal Jamaah Pasuruan) dan yang lainnya, Habib Rizieq menyampaikan tiga permintaan kepada pemerintah apabila ingin NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) selamat.

Tiga permintaan tersebut yakni meminta pemerintah untuk tidak membiarkan Islam dihina, tidak memberikan ruang bagi PKI (Partai Komunis Indonesia) untuk bangkit kembali, serta tidak membiarkan NKRI dijual kepada penjajah asing.

“Kalau sampai tiga permintaan ini dibiarkan begitu saja, apakah kita harus berdemo? Apakah harus kita gulingkan pemerintah? Tidak. Selama pemerintah bisa kita ajak ngobrol, kita tidak akan melakukan apa-apa. Yang harus kita lakukan adalah bagaimana umat islam selalu siaga untuk menjaga negara kita dari apapun yang bisa menghancurkan bangsa,” teriak Rizieq dalam pidatonya.

Menurutnya, ketiga permintaan tersebut adalah permintaan yang betul-betul harus diperhatikan oleh pemerintah saat ini, mengingat banyak kejadian yang secara terang-terangan menghina Islam dan hal itu diketahui oleh public.

“Jangan sampai islam dihina seperti yang dilakukan oleh Ahok. Umat muslim jangan takut dipenjara, tapi takutlah kepada neraka. Jangan takut dengan manusia, tapi takutlah dengan Allah. Tkabir, Allahu Akbar,” tegasnya.

Untuk bisa melakukan tiga hal tersebut, setidaknya ada 3 karakter yang harus dimiliki oleh seluruh masyarakat, diantaranya Cinta Allah dan Rosulnya, Cinta Keluarga Rosul/ Nabi, dan Cinta Ulama. Khusus untuk Ulama, Rizieq menegaskan bahwa Ulama harus dilindungi sebagai bagian dari penyangga NKRI.

“Ulama dan kiyai harus dipeluk bukan digebuk, dirangkul bukan dipukul, harus disayang bukan ditendang, jangan ada kriminalitas terhadap ulama dan kiyai. Kalau sampai ada kriminalitas terhadap kiyai maka itu sama saja dengan menghancurkan negara itu sendiri. Kita sebagai Imam di Indonesia harus siap bersatu menegakkan hukum allah. Semua jamaah yang hadir di Bangil ini saya yakin kita bisa bersaudara dan bersatu, kalian harus yakin bahwa dalam melawan musuh Allah adalah dengan bersatu, karena musuh kita akan takut dengan persatuan kita yang sumber kekuatan itu datangya dari Allah,” tuturnya. (emil)