Meski dalam 3 bulan terakhir jumlah kasus DBD (Deman Berdarah Dengue) mencapai 66 kejadian, akan tetapi dalam 3 tahun terakhir, grafik kejadian justru menurun.
Agus Eko Iswahyudi, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Pasuruan mengatakan, penurunan kasus secara drastis terjadi mulai tahun 2016, yakni dari 764 kasus menjadi 317 kasus pada tahun 2017. Sedangkan hingga akhir tahun 2018 lalu, jumlahnya terus menurun menjadi 191 kasus.
“Tahun 2016 itu adalah puncak tinggi-tingginya kasus DBD, karena naiknya cukup banyak dari 686 kasus di tahun 2015. Kalau naik berarti ada banyak PR yang harus segera diselesaikan, agar di tahun berikutnya tidak terus meningkat,” kata Agus di sela-sela kesibukannya, Jumat (22/03/2019).
Tak hanya jumlah kasus saja, total warga yang meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti juga terus menurun. Kata Agus, untuk tahun 2015, jumlah warga yang meninggal mencapai 28 orang, sedangkan di tahun 2016 menurun menjadi 27 orang, dan turun lagi pada tahun 2017 menjadi 13 warga, dan terhitung Januari-Maret 2018, ada 2 warga yang meninggal akibat DBD, yakni 1 dewasa dan 1 anak-anak.
“Demam berdarah itu pola musiman, dan memang menyerang di saat musim penghujan. Maka dari itu, untuk bisa menangkal penyebaran nyamuk DBD semakin luas, harus dilakukan langkah antisipatif,” terangnya.
Langkah yang dimaksud adalah gerakan Gemas Darling alias gerakan masyarakat sadar lingkungan maupun PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang tujuannya adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan dengan langkah pembarantasan sarang-sarang nyamuk.
“Kami memberlakukan satu rumah satu kader jumantik atau juru pemantau jentik. Artinya, dalam setiap rumah, ada satu kader yang menjadi jumantik atau juru pemantau jentik. Dampaknya cukup besar, terbukti dengan menurunnya kasus DBD,” sambung dia.
Saat ini, jumlah kader jumantik di Kabupaten Pasuruan sudah mencapai 350 orang lebih, dan ditargetkan akan terus bertambah. Dimana untuk tahun ini, Dinas Kesehatan akan melatih santri-santri pondok pesantren di daerah endemis, yakni Winongan, Beji, Gempol dan wilayah lainnya.
“Setiap desa punya kader jumantik yang tugasnya untuk mengawal bagaimana jumantik di rumah bisa melaksanakan himbauan kita. Untuk daerah tinggi seperti Puspo, Tosari dan Tutur tidak ada kasus DBD, lantaran berada di di atas 1200 m di atas permukaan air laut. DBD tidak bisa menyerang di daerah pegunungan yang sangat tinggi,” jelas dia kepada Suara Pasuruan.
Sementara itu, Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf menegaskan, untuk lebih mengefektifkan program pengendalian DBD, Dinas Kesehatan telah mencanangkan G1R1J (Gerakan 1Rumah 1 Jumantik) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui Geram (Gerakan Bersama Masyarakat, Siswa, Santri dan Karyawan Anti Nyamuk) Sikat Nyamuk P-G1R1J, di Pondok Pesantren Ngalah, Purwosari, tahun 2018 lalu. Dalam acara tersebut, juga telah dilantik para jumantik, wamantik (siswa pemantau jentik), samantik santri pemantau jentik) serta pamantik (pekerja pemantau jentik). Melalui inovasi tersebut, Irsyad berharap setiap kader dapat menjadi supervisor jumantik di setiap desa endemis yang bertugas merekap pelaporan coordinator jumantik di setiap RT (rukun tetangga) di wilayah desa endemis.
“Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapaan masyarakat menghadapi demam berdarah dengue (DBD). Vektor penular penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti yang senang berkembang biak di genangan air yang bersih di sekitar lingkungan kita. Maka dari itu, peran jumantik dan kader sangat penting,” ucap Irsyad saat memimpil Apel Akbar Kesiapsiagaan DBD, PSN bersama lintas sector kecamatan dan kabupaten, serta Silaturrahmi Kader Germas Darling tingkat Kabupaten, di Halaman Sentra Produk Unggulan, Pogar, Bangil, Kamis (21/03/2019) pagi.
Lebih lanjut Irsyad menjelaskan, tak hanya mencanangkan G1R1J dan Geram, Bupati Irsyad juga telah mengeluarkan Surat Edaran Kewaspadaan Dini DBD kepada seluruh camat. Surat Edaran tersebut merupakan antisipasi potensi peningkatan kasus DBD, serta melakukan sosialisasi secara langsung maupun himbauan melalui Rdaio Suara Pasuruan.
“Kalau ingin mendengar radio, silahkan saja di Suara Pasuruan. Ada spot himbauan yang saya sampaikan. Untuk kemudian diputar setiap hari selama musim penghujan. Supaya pesan ini sampai pada telinga masyarakat,” urainya. (emil)
3265 x Dilihat
534 Disukai
633 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar