Menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha yang nantinya juga dilaksanakan sholat berjamaah, penyembelihan serta pembagian daging kurban, Pemerintah melalui Kementerian Agama menekankan kepada masyarakat agar tetap menjalankan protokol Kesehatan. Tujuannya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Dalam keterangan pers di Jakarta pada Kamis, 30/7/2020, Menteri Agama (Menag), Fahrul Razi menekankan tentang pentingnya meminimalisir kontak dengan orang lain. Juga  dengan barang-barang yang berpotensi menjadi sarana penyebaran Covid-19, seperti kotak amal dan merubahnya dengan menggunakan kantong.

Berkaitan dengan pelaksanaan sholat Idul Adha, Menag menyatakan bahwa pada prinsipnya, warga tetap dapat melaksanakannya di masjid atau di lapangan. Kecuali di daerah tertentu yang belum diperbolehkan menggelar kegiatan ibadah berjamaah karena penularan Covid-19 masih tinggi. Sehingga, harus dipastikan aman dari Covid-19, terutama akses pintu untuk keluar masuk harus ada pengecekan suhu tubuh jamaah. Berikut harus membawa alat sholat masing-masing, menggunakan masker, menjaga jarak, tidak berjabat tangan dan menyingkat waktu untuk khutbah, tanpa mengurangi syarat dan rukunnya.

Sementara untuk pemotongan hewan kurban, sebaiknya dilakukan di area terbuka. Petugas penyembelih hewan kurban wajib menerapkan protokol kesehatan. Menag juga menghimbau kepada panitia penyembelihan hewan kurban untuk mengerahkan petugas agar dapat menyerahkan daging hewan kurban ke rumah penerima.

"Sebagian masyarakat sedang susah karena Covid-19. Sebaiknya sebanyak mungkin daging itu kita beri ke fakir miskin dan masyarakat terdampak. Selain itu umat agar menyalurkan zakat, infak dan sedekah untuk meringankan beban masyarakat yang membutuhkan, terutama yang terkena krisis karena Covid-19", ucapnya seperti dikutip laman antaranews.com. (Dani+Eka Maria)