Lulusan madrasah dan pondok pesantren tidak kalah kualitasnya dengan lulusan SMA dan SMK. Sebagai buktinya, alumninya banyak diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Pernyataan itu disampaikan Wakil Bupati Mujib Imron saat hadir dalam Seminar Nasional bertema ”Paradigma Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar”.
Dalam majelis ilmu yang juga disambung dengan Penganugerahan Juara Lomba Video Profil Madrasah dan Media Pembelajaran tersebut dijabarkan tentang beberapa hal. Fokusnya lebih kepada persamaan kualitas kurikulum yang diterapkan pada madrasah/ pondok pesantren dan sekolah formal.
“Kita punya potensi yang sama. Banyak lulusan madrasah dan pondok yang diterima di ITS, Unair, Unibraw dan PTN lainnya. Apalagi selama ini, Pak Bupati dan saya tidak membedakan antara sekolah madrasah, negeri dan swasta. Kami juga sangat concern untuk terus berusaha mensejahterakan semua guru, pendidik dan tenaga kependidikan,” urainya di hadapan peserta Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan di Universitas Yudharta, Kecamatan Purwosari tersebut.
Di momen yang sama, Wakil Bupati juga menyinggung soal esensi penerapan kurikulum pendidikan di tanah air. Menurut hemat Pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al Yasini tersebut, pada prinsipnya semua kurikulum itu bagus. Justru yang perlu dipersiapkan adalah kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) guru sebagai tenaga pengajar dalam mengaplikasikan kepada anak didiknya.
“Terkait kurikulum, apapun namanya, kurikulum merdeka, kurikulum 13 adalah perlu kita renungkan. Kurikulum Pancasila itu sebenarnya yang mempraktekkannya adalah guru-guru, baik di madrasah maupun sekolah. Termasuk praktek di Ponpes,” urainya pada hari Sabtu (2/7/2022).
Maka dari itu, seorang guru harus banyak membaca dan memberikan pengertian kepada anak didik kita. Juga mampu memberikan suri tauladan melalui akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Baru setelah menanamkan nilai-nilai karakter dan akhlak dapat dilanjutkan dengan mentransfer ilmu pengetahuan.
“Jangan sampai ada guru yang menumbuhkan benih-benih radikalisme. Mari menanamkan nilai-nilai kebaikan menjadi perilaku keseharian anak didik adalah tugas guru. Sehingga di dalam visi misi Bupati dan saya ada jargon Wak Muqidin. Untuk menambah nilai-nilai agama agar tidak mudah terpengaruh dengan pernak-pernik dekadensi moral. Ini dalam rangka menjadi tameng untuk mencegah masuknya pengaruh negatif akulturasi dari negara barat,” jelas Gus Mujib, demikian sapaannya. (Eka Maria)
2928 x Dilihat
530 Disukai
518 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar