Kurangi Populasi Hama Lalat Buah, Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan Latih Petani Mangga Alpukat Dengan Tiga Konsep
Kurangi Populasi Hama Lalat Buah, Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan Latih Petani Mangga Alpukat Dengan Tiga Konsep E-Paper PDF E-Paper JPG Ringkasan AI
admin
Tahun : 2021
15 Oct
Berkaca dari banyaknya petani mangga alpukat yang gagal panen akibat hama lalat buah, Pemkab Pasuruan melalui Dinas Pertanian menggelar Sosialisasi dan Pelatihan Penerapan Teknologi Pengelolaan Lalat Buah Skala Luas (AWM Lalat Buah).
Pelatihan tersebut dilaksanakan di Packing Area Mangga Alpukat di Kecamatan Rembang, Kamis (14/10/2021) sore, dan diikuti puluhan petani dari Kecamatan Bangil, Sukorejo dan Rembang.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Lilik Widji Asri mengatakan, dalam sosialisasi tersebut, para petani dilatih untuk menggunakan tiga teknik yang muaranya adalah menurunkan populasi lalat buah disertai dengan pemantauan untuk menilai keefektifan prosedur pengendalian gabungan yang dilakukan.
Ketiga teknis tersebut diantaranya pemasangan perangkap, penggunaan Male Annihilation Technique (MAT) serta penggunaan Bait Appication Technology (BAT).
"Ada tiga konsep yang diberikan kepada para petani. Ada perangkap, MAT dan BAT. Konsep ini tujuannya untuk mengurangi populasi lalat buah yang kalau tidak diberantas, maka jangan harap bisa panen banyak. Karena lalat buah ini bisa menurunkan kualitas dan kuantitas buah, serta jadi kendala dalam ekspor buah segar," kata Lilik saat ditemui di kantornya, Jumat (15/10/2021) siang.
Dalam hal perangkap, ada umpan bahan kimia metyl eugenol yang dicampur dengan pestisida berbahan aktif fipronil dengan perbandingan 4:1. Kata Lilik, metyl eugenol merupakan bahan penarik yang ampuh untuk lalat buah jantan yang menyerang buah mangga.
Sedangkan sistem MAT lebih bertujuan menarik lalat buah jantan, yakni mencampur dengan insektisida (racun) dalam jumlah sedikit, sehingga pencemaran lingkungan dapat diminimalisir.
Dijelaskan Lilik, penurunan populasi lalat buah jantan menyebabkan tidak terjadinya perkawainan lalat buah betina dan jantan, sehingga telur yang dihasilkan lalat buah betina tidak akan menetas.
"Jadi, konsep MAT ini lebih pada bagaimana menarik lalat buah jantan yang terperangkap sehingga tidak bisa kawin dengan lalat buah betina," terangnya.
Sementara untuk konsep BAT adalah mencampur umpan protein yang menjadi makanan lalat buah dengan insektisida. Dengan konsep ini, populasi lalat buah bisa semakin ditekan sehingga menjaga produktifitas tanaman buah dan melindungi tanaman dari residu pestisida.
"Aplikasi ini dilakukan dengan spot spray pada 4 sisi kanopi tanaman denan dosisi 100 ml/tanaman. Semoga tiga konsep ini bisa diterapkan oleh semua petani mangga secara serentak, dan harapannya bisa panen raya pada november mendatang," tutupnya.
Seperti diketahui, pengelolaan lalat buah skala luas pada tanaman mangga merupakan kerja sama antara Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan Direktorat Perlindungan Hortikultura, Kementerian Pertanian, Department of Agriculture and Fisheries, Queensland Government dan Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR). (emil)
4129 x Dilihat
619 Disukai
454 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar