Selain
identik sebagai daerah penghasil Mangga Klonal 21 atau yang lebih populer
dengan sebutan Mangga Alpukat, Kabupaten Pasuruan juga mulai dikenal sebagai
penghasil Mangga Garifta. Dibudidayakan sejak tahun 2017 di Kecamatan Grati,
buah berwarna merah keunguan bercitarasa manis segar tersebut semakin digemari
masyarakat. Sehingga tidaklah mengherankan jika permintaannya kian tinggi dari
waktu ke waktu.
Lalu
bagaimana dengan sebaran pangsa pasarnya? Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan, peminatnya tidak hanya berasal dari lingkup
wilayah Jawa Timur saja. Tetapi sudah merambah ke kota-kota besar di tanah air.
Sebut saja ibukota Jakarta, Bali bahkan hingga dikirim ke Padang.
Berawal
dari tanaman tumpangsari di sela tanaman pokok, hingga saat ini ada sekitar
1.000 pohon Mangga Garifta yang dibudidayakan di Kecamatan Grati. Diantaranya
tersebar di Desa Cukurgondang, Plososari, Kalipang dan Sumberdawesari.
Kata
Ketua Kelompok Tani Sukamakmur dari Desa Cukurgondang, Agus Shodikin, sedikitnya ada 20 petani yang mengembangkan
tanaman buah tropis berbentuk lonjong dengan bertekstur lembut tersebut. Dengan
masa panen setiap satu tahun sekali, setiap pohon buah beraroma wangi segar tersebut mampu menghasilkan sekitar 30
sampai 50 kilogram.
"Saya
dan teman-teman petani Mangga Garifta menerima permintaan lewat online. Kami promosikan juga di media
sosial. Alhamdulillah penjualannya yang terjauh sudah sampai luar pulau, seperti
Bali dan Sumatera. Kami juga mengolahnya menjadi sirup, puding, keripik dan
makanan olahan berbahan Mangga lainnya," urainya pada saat dikonfirmasi Tim
Humas Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Kabupaten Pasuruan pada
hari Minggu (17/12/2023).
Sebenarnya,
kata Agus, Mangga Garifta yang dibudidayakannya bersama puluhan petani di
Kecamatan Grati sudah mulai dilirik oleh para eksportir. Namun terkendala dari
segi kuantitas permintaan dikarenakan masih kurangnya pohon Mangga yang
dibudidayakan.
Merespon
kondisi di lapangan tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Lilik Widji Asri
menuturkan, pengembangan budidaya Mangga Garifta terus ditingkatkan dan dipusatkan
di kawasan khusus. Dengan demikian, tidak hanya akan mencukupi kebutuhan
tingginya permintaan pasar saja. Tetapi sekaligus diperoleh legalitasnya sebagai
buah eksotik sebagai produk hortikultura unggulan dari Kecamatan Grati.
"Kami
optimis, ke depannya akan lebih banyak lagi petani yang membudidayakannya
sebagai tanaman utama. Jadi hasil panennya bisa memenuhi permintaan yang
semakin banyak. Mudah-mudahan ke depannya memenuhi standart kualitas dan
kuantitas ekspor, seperti yang sebelumnya diminta para eksportir," tandasnya.
Diwartakan
sebelumnya, Penjabat (Pj.) Bupati Pasuruan, Andriyanto meminta kepada Kepala
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian beserta seluruh jajarannya agar terus
mengeksplorasi hilirisasi hasil pertanian melalui diversifikasi produk. Tentunya
dibarengi dengan pola pikir inovatif dalam rangka meningkatkan nilai investasi
daerah melalui eksplorasi hasil pertanian yang luar biasa. Targetnya, membuka
seluas-luasnya peluang masuknya investasi baru di bidang pertanian.
"Tantangan
saat ini, bagaimana petani bisa mengolah hasil panen Mangga menjadi
produk-produk hilirisasi berkualitas ekspor. Dengan melakukan diversifikasi,
dibuatlah Stik Mangga, Puding Mangga atau produk lainnya. Ini penting. Kita juga
punya komoditas Apel, Durian dan lainnya. Maka harus muncul inovasi produk. Karena
itu dibutuhkan data statistik sebagai pijakan untuk bergerak memunculkan
peluang-peluang baru," pintanya. (Eka Maria)
9676 x Dilihat
421 Disukai
422 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar