Untuk pertama kalinya, Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan berkunjung ke Kabupaten Pasuruan.
Tepatnya Selasa (21/03), Luhut datang ke Universitas Yudharta di Sengonagung, Kecamatan Purwosari, untuk bersilaturahmi bersama para ulama, kyai, santri dan pemuka agama. Begitu datang, Luhut yang datang bersama dengan Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf langsung disambut Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf, Ketua DPRD, Sudiono Fauzan, Pengasuh Ponpes Ngalah, KH Sholeh Bahrudin, sejumlah tokoh dan pemuka agama seperti Romo Abas dari agama Katolik, Parji dari agama Hindu, serta tokoh lainnya dari agama Kristen, Budha dan Konghucu, serta ratusan santri di ponpes tersebut.
Dalam kunjungannya, Luhut mengingatkan agar tokoh dan pemuka agama serta masyarakat indonesia lebih waspada terhadap segala bentuk provokasi dari pihak manapun yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan. Kata dia, kegaduhan yang masih terjadi di daerah timur tengah diharapkan agar tidak berdampak kepada stabilitas keamanan di dalam negeri. Pasalnya, saat ini banyak warga indonesia yang sudah lama ada di wilayah tersebut kini kembali ke indonesia.
“Sekarang ini negara kita sudah cukup aman. Yang perlu kita waspadai adalah negara di timur tengah yang samapai saat ini masih belum aman dan dampaknya kepada indonesia. Selain itu juga warga indonesia yang sudah lama ada disana kembali ke indonesia,” kata Luhut dalam paparannya.
Selain menyampaikan pesan untuk senantiasa menjalin kerukunan dan persatuan, Menko Kemaritiman ini juga mengingatkan akan bahaya narkoba yang kian merajalela dan menjadi musuh utama bangsa.
“Yang juga mengancam keamanan negara yaitu narkoba. Karena narkoba ini lebih parah, disini tidak mengenal suku, agama, ras, budaya semuanya bisa kena. narkoba adalah musuh bersama masyarakat indonesia bukan hanya teroris. Kalau teroris sekali nge-bom mungkin sepuluh atau dua puluh yang mati, tapi kalau narkoba ini dari hasil statistik yang kita dapat paling tidak 30 – 50 orang meninggal dan dampaknya semakin besar, ” tegasnya.
Selain masalah keamanan negara, Luhut juga mengajak masyarakat, khususnya nelayan untuk tidak menangkap ikan di laut secara bebas. Dalam artian, menangkap sembarangan hingga menyebabkan kerusakan ekosistem laut di Perairan Indonesia. Menurutnya, laut harus dijaga, lantaran banyak sekali kasus yang membuat ekosistem laut rusak, salah satunya Raja Ampat.
“Menjaga ekosistem laut itu penting, karena kita ingin mengembalikan kejayaan kemaritiman Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan manajemen yang mumpuni, terutama pengelolaan kekayaan ikan, Tidak boleh sembarangan dan harus distruktur,” urainya.
Luhut lantas mencontohkan, Indonesia memiliki 11 zona sumber ikan tangkap yang selama ini menjadi focus wilayah pengelolaan perikanan (WPP). Akan tetapi, belum bagusnya manajemen membuat perkembangan ikan tidak maksimal.
“Saya contohkan tentang menangkap ikan harusnya bisa diatur, berapa ikan yang dibiarkan berkembang biak dan berapa ikan yang diambil. Karena ikan itu berbilai puluhan milyar dolar. Saya perkirakan secara keseluruhan Laut kita menyimpan potensi minyak 100 milyar barel dan energy minyak yang mencapai 100 milyar dan sekarang hanya 8% yang dimanfaatkan. Ke depan kita ingin adanya peningkatan manajemen pengelolaan kekayaan laut kita,” jelasnya. (emil)
3635 x Dilihat
905 Disukai
1069 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar