Apa jadinya jikalau seorang Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman memberi minum susu pada anakan sapi perah alias pedet?

Pemandangan ini terlihat saat Sang Menteri melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pasuruan. Tepatnya di KUTT Sukamakmur Grati, Kamis (14/11/2024) siang.

Dengan didampingi Pj Gubernur Jawa Timur, Adhi Karyono serta Pj Bupati Pasuruan, Nurkholis, Menteri Amran meninjau satu persatu lokasi produksi susu sapi segar yang di koperasi yang sudah berdiri sejak tahun 1978 itu. Termasuk kandang khusus pedet yang masih berada di dalam kawasan tersebut.

Tak butuh waktu lama, begitu sampai di kandangan tersebut, ia langsung meminta salah seorang petugas untuk mengambilkan susu yang akan diminumkan kepada anakan sapi yang masih berusia tak sampai satu tahun itu.

"Sapi minumnya ya susu. Makanya cepat besar," singkatnya.

Usai berkeliling, Amran juga sempat berdialog sebentar dengan para peternak sapi perah di sana. Ia menegaskan produksi susu nasional yang diproduksi para peternak sapi perah di Jawa Timur, harus terus ditingkatkan.

Sebab Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar produksi susu nasional, yakni lebih dari 60 persen.

"Penting sekali adanya peningkatan kapasitas ini demi memenuhi kebutuhan susu nasional, karena Jawa Timur adalah penyumbang utama susu nasional ditambah populasi sapi perah terbesar di Indonesia, yaitu lebih dari 60%," katanya.

Ke depan, pemerintah berencana mempermudah proses impor sapi perah dan bibit sapi dari negara-negara penghasil ternak, untuk mendukung peningkatan produksi susu dalam negeri.

"Kami akan memberikan kemudahan dalam impor sapi perah dan bibit sapi dari negara-negara penghasil sapi perah, agar produksi susu nasional bisa semakin ditingkatkan," tutup Amran.

Untuk para peternak maupun pengepul susu segar serta industri susu harus berkolaborasi. Khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan susu dalam negeri.

"Jangan ada lagi buang-buang susu ya, karena itu untuk anak-anak kita semua. Kita tadi sudah sepakat dan saya wajibkan kepada industri susu nasional untuk menyerap susu dari para peternak sapi perah lokal. Kalau tidak cukup, baru kita impor," tegasnya.

Sementara itu, Evi Zainal Abidin dari KUTT Sukamakmur Grati berterima kasih kepada Menteri Pertanian yang telah memberikan angin segar bagi para peternak sapi perah Pasuruan.

"Kebesaran hatidan semangat untuk beliau tetap berada di belakang rakyat, inilah yang membuat kami lega. Karena beliau yang akan mengurus semua hal yang membuat kami yang di bawah ini kesusahan," ucapnya.

Saat ditanya video buang susu di sungai, Evi menegaskan bahwa jikalau tidak viral, maka mungkin permasalahan yang terjadi dalam dua tahun terakhir belum terpecahkan. Karena dalam dua minggu terakhir, para peternak sapi perah sudah membuang 250 ton susu segar secara percuma, dan jika dikalkulasi maka kerugian yang dialami para peternak bisa tembus Rp 3 milyar.

"Kalau ada istilah no viral no justice, ternyata begitulah fakta yang terjadi. Dua tahun terakhir, September 2023 dan september 2024, sebenarnya kita pun membuang susu. Cuma tidak separah tahun ini, karena dua minggu kita buang 250 ton susu segar dengan equivalen biaya pengiriman dan lainnya, kita rugi sampai Rp 3 milyar dalam waktu dua minggu," ungkapnya.

Dengan kunjungan Mentan, para peternak sapi perah merasa lega. Apalagi melihat langsung proses produksi susu segar plus kualitas yang sangat bagus untuk pemenuhan kebutuhan susu segar dalam negeri.

"Kami ingin beliau melihat betul koperasi yang selama ini memasok 90 persen dari hasil produksi susu segar dalam negeri memiliki anggota ratusan ribu dan itu peternak kecil semua," tutupnya. (emil)