Meskipun hingga saat ini Kabupaten Pasuruan dan wilayah lain di Jawa Timur masih memasuki musim kemarau, masyarakat tetap harus meningkatkan kewaspadaan. Hal itu menyusul kondisi cuaca tak menentu dalam beberapa hari terakhir.

Maka dari itu, Wakil Bupati Mujib Imron menghimbau kepada seluruh warga agar rajin melakukan mitigasi bencana secara mandiri. Yakni serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, terutama dalam meningkatkan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Seperti melakukan deteksi dini terhadap kondisi cuaca.

“Kami mohon kita semuanya mewaspadai cuaca yang tidak menentu. Di beberapa wilayah sudah mulai hujan. BPBD kami mohon mengantisipasinya,” pinta Wakil Bupati.

Disampaikan seusai pengajian rutin Khotmil Qur’an yang digelar secara hybrid pada hari ini, Kamis (4/8/2022) pagi, Gus Mujib sapaannya juga menginstruksikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan supaya terus meningkatkan pendataan potensi bencana. Tidak hanya memantau secara intens kawasan rawan banjir saja, melainkan juga kawasan rawan kekeringan.

“Sebaliknya, jika sudah ada laporan tentang masalah kekeringan, maka kami mohon ditindaklanjuti segera,” ujarnya.

Diketahui, untuk meminimalisir kerugian sekaligus mengantisipasi agar tidak menimbulkan korban jiwa akibat bencana alam, Pemerintah Kabupaten Pasuruan menetapkan kawasan rawan bencana. Ada  11 Kecamatan berada dalam kategori rawan banjir. Diantaranya, Gondang Wetan, Winongan, Rejoso, Grati, Beji, Gempol, Bangil, Purwosari dan Kraton.

Di sisi lain, melalui BPBD, ada puluhan Desa di beberapa Kecamatan yang masuk dalam kategori rawan kekeringan. Diantaranya, Desa Cukurguling di Kecamatan Lumbang dan beberapa Desa di Kecamatan Lekok, Winongan, Pasrepan, Gempol dan Grati.

Sebagai langkah kesiapsiagaan, disiapkan 6 armada truk tangki yang siap mendistribusikan bantuan air bersih, kapanpun dibutuhkan. Semisal, truk pengangkut air bersih dari Dinas Sosial, BPBD, Cipta Karya dan PDAM. (Eka Maria)