Meskipun sudah memasuki puncak kemarau, produksi garam di Kabupaten Pasuruan masih sangat minim.

Dari catatan Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan, sampai akhir Juli, total jumlah produksi garam masih di angka 1404 ton atau baru 1 persen 15 ribu ton yang merupakan target tahun ini.

Soegeng Subijanto, Kabid Usaha Perikanan mengatakan bahwa sampai Juli kemarin, untuk produksi memang masih dibilang awal panen produksi garam. Sehingga sampai akhir Juli lalu, terdata hanya mencapai 1404,18 ton.

“Untuk sampai bulan Juli memang tergolong awal panen. Sehingga produksi masih tergolong minim,”kata Soegeng di sela-sela kesibukannya, Selasa (28/08/2018).

Dinas Perikanan sendiri optimis produksi garam akan tetap tinggi sampai puncak panen garam yang diprediksi pada bulan September – Oktober mendatang. Bahkan biasanya hasil garam 50 persen tertinggi pada musim panen garam tersebut.

Tahun ini dikatakan musim kemarau memang cukup baik. Saat ini untuk hujan sudah tidak turun lagi. Namun memang masih ada mendung yang juga berimbas pada lahan garam yang kurang panas. Ditambah sudah mayoritas petambak garam menggunakan geoisolator atau terpal garam. Dipastikan hasil produksi tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu yang mencapai 14.515 ton.

Sedangkan untuk harga garam berangsur juga mulai turun. Pada pertengahan Agustus ini sudah mencapai Rp 1400 perkilogramnya. Harga ini terus turun dari awal tahun lalu yang mencapai Rp 2000 perkilonya.

“Turunnya harga garam karena prinsip ekonomi. Saat ini panen garam juga sudah merata. Sehingga saat pasokan garam mulai banyak harga menjadi turun. Semoga saja tidak sampai anjlok,” pungkasnya. (emil)