Seringkali
banyak masyarakat mengira jika sayuran eksotis yang banyak dibudidayakan di Kabupaten
Pasuruan tersebut hanya sayuran artifisial alias imitasi berbahan plastik.
Namun, dugaan awal itu seketika sirna pada saat mereka memegang langsung buah
lonjong berwarna hijau, merah dan kuning menyerupai lonceng beruas lima yang
mengandung vitamin C dan senyawa beta karotin berlimpah tersebut. Perkenalkan,
Paprika berkualitas premium dari Kecamatan Tutur, namanya.
Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten
Pasuruan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian intens mengembangkannya. Targetnya, lebih memaksimalkan
produktivitas hasil panen yang sudah pasti akan berdampak positif terhadap
kesejahteraan petani dan masyarakat sekitarnya.
Peluang
bisnis komoditas hortikultura itu juga yang kemudian membuat Penjabat (Pj.)
Bupati Pasuruan, Andriyanto meminta kepada para petani di Kecamatan Tutur agar
benar-benar mengoptimalkannya. Utamanya mereka pada petani milenial program
YESS (Youth Enterpreneurship and
Employment Support Services) yang baru saja menerima Dana Hibah Kompetitif dibarengi
untuk pengembangan masing-masing usaha pertanian yang dirintisnya. Seperti yang
diutarakannya kepada petani milenial Paprika di Desa Tlogosari, Kecamatan Tutur
yang dijumpainya bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Lilik Widji Asri di sela-sela acara Penyerahan Dana Hibah Kompetitif Program YESS
dan Launching Koperasi Produsen
Petani Milenial.
"Saya
melihat potensi Paprika di Tutur ini luar biasa. Karena itu, titip pesan kepada
para petani milenial supaya tetap memaksimalkan kualitas dan produktivitas
hasil panennya. Jangan sampai setelah Paprika dijual, konsumennya tidak beli
lagi di sini. Sehingga perputaran uangnya tetap di sini," pinta Pj. Bupati
Andriyanto kepada petani milenial pembudidaya Paprika di Desa Tlogosari pada
hari Jumat (20/10/2023) siang.
Tentunya,
pernyataan yang disampaikan oleh Pj. Bupati Pasuruan tersebut bukan tanpa
sebab. Hal itu menyusul tingginya permintaan Paprika yang tidak hanya datang dari
luar Pasuruan saja. Sehingga sangat prospektif untuk terus dimaksimalkan budidayanya.
"Siklus
panen Paprika di Kecamatan Tutur di kisaran 8-10 bulan. Biasanya setiap petani
menghasilkan omzet Rp 20-25 Juta. Di
Desa Tlogosari ada puluhan petani yang membudidayakannya. Selama ini, hasil
panen Paprika kami didistribusikan ke Surabaya dan kota-kota besar lainnya. Sedikitnya
ada 30 gerai restoran di Surabaya yang rutin memasoknya," ujar Aris, diantara petani
milenial pembudidaya Paprika di Desa Tlogosari.
Diketahui
bersama, lebih dari 300.000 tanaman Paprika tumbuh dan berkembang di beberapa Desa
di Kecamatan Tutur yang secara geografis dengan ketinggian 900 mdpl di lereng
gunung Bromo. Sehingga banyak diantara warga setempat yang membudidayakannya di
area green house sejak puluhan tahun
lalu. Paling banyak ditanam di Desa Tlogosari.
Dengan
segmentasi pangsa pasar eksklusif yang permintaannya hingga ke negeri seberang
seperti Singapura tersebut, menjadikan Paprika sebagai salah satu icon produk hortikultura unggulan dari
Kabupaten Pasuruan. Siap dikembangkan agar lebih prospektif dan menembus pasar
global oleh para petani milenial. (Eka Maria)
1799 x Dilihat
740 Disukai
746 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar