Per 1 Pebruari lalu,  Lapan (Lembaga penerbangan dan Antariksa Nasional) yang  berubah menjadi BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Pasuruan di kawasan Gunung Perahu, Desa Carat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, resmi berhenti beroperasi.

Sejumlah kegiatan BRIN Pasuruan yang dulu dikenal dengan Lapan Pasuruan itu berhenti beroperasi secara permanen. Di antaranya, kegiatan pengamatan atmosfer, penelitian matahari, juga layanan laboratorium untuk edukasi masyarakat.

Termasuk di setiap tahun aktif menjadi salah satu tempat pengamatan gerhana bulan dan matahari maupun pengamatan rukyatul hilal untuk awal Ramadan, awal Syawal, dan awal Zulhijah, kini tak dilakukan lagi.

Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Pasuruan berencana untuk mengusulkan kepada BRIN agar aset-aset yang ada di BRIN Pasuruan dapat dihibahkan.

Hal tersebut seperti yang disampaikan Pj Bupati Pasuruan, Andriyanto saat meninjau BRIN Pasuruan, Rabu (01/11/2023) sore.

Dengan didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan serta beberapa Kepala OPD seperti Kepala BKD, Kadis Peternakan, Kadinkes, Ka-BLH, Kepala BKPSDM dan lainnya, Andri berkeliling ke setiap ruangan di tempat tersebut.

Menurutnya, BRIN Pasuruan memiliki lahan seluas 11,5 hektar yang berdiri di atas lahan Perhutani. Seluruh peralatan astronomi dll juga masih lengkap.

Oleh karenanya, jikalau usulan tersebut diterima, maka ada banyak rencana ke depan yang akan disiapkan.

"Kami mencoba mengusulkan agar aset yang ada di dalamnya bisa dihibahkan. Karena 11,5 hektar sayang sekali kalau dibiarkan begitu saja," pungkasnya.

Rencana yang dimaksud salah satunya dengan menjadikan Ex LAPAN Pasuruan sebagai Halal Center, semacam peternakan sapi, domba, kambing, dan unggas-unggasan.

Nantinya, masyarakat dapat berwisata di tempat tersebut.

"Kita coba sebagai Halal  Center. Semacam peternakan atau RPH. Dagingnya bisa dicool storage, diolah sampai jadi produk halal. Bisa juga ada restoran di dalamnya," ucapnya. (Emil)