Penjabat (Pj.) Bupati Pasuruan, Andriyanto mengapresiasi kontribusi Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Pasuruan dalam memanfaatkan e-Purchasing JATIM BEJO. Akronim dari Jawa Timur Belanja Online yang merupakan aplikasi pembelian barang/jasa melalui sistem e-Katalog yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur guna pemenuhan kebutuhan barang/jasa serta pengembangan perekonomian daerah.

Berkat komitmen yang terus dioptimalkan itu juga yang pada akhirnya mengantarkan Kabupaten Pasuruan sebagai Peringkat ke-3 dalam e-Purchasing Awards 2024 Provinsi Jawa Timur. Adapun kategori penghargaan, Kabupaten/ Kota Transaksi Terbanyak Melalui JATIM BEJO.

"Saya mengapresiasi Bagian PBJ Pemkab Pasuruan yang telah memberikan kontribusi dan memanfaatkan JATIM BEJO dengan membukukan nilai transaksi Rp 33 Milyar lebih. Maka dari itu diapresiasi Pemprov Jatim dengan mendapatkan penghargaan Peringkat 3 pemanfaatan JATIM BEJO," ujarnya kepada Tim Humas Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Kabupaten Pasuruan pada hari Selasa (20/8/2024).

Menurut hemat pria berkacamata berpembawaan enerjik yang merupakan akademisi Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga tersebut, capaian penghargaan sangat bagus sekali sebagai motivasi terbarukan bagi Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Tidak hanya sebagai momentum untuk meningkatkan pemanfaatan JATIM BEJO saja. Melainkan juga peluang dan kesempatan untuk mengoptimalkan penggunaan e-Katalog. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi produk loKal dalam pengadaan barang/ jasa Pemerintah.

"Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya Bagian PBJ mempunyai komitmen yang tinggi untuk mewujudkan transparansi, mengurangi potensi tindak korupsi, transaksional dan sebagainya. Tadi disampaikan oleh KPK juga menyatakan pentingnya pemanfaatan belanja online," ungkapnya dalam acara yang digelar di Grandcity Convex Surabaya.

Ditambahkan Pj. Bupati Andriyanto, apresiasi yang diperoleh dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut tidak boleh membuat PBJ berpuas diri. Sebaliknya, dijadikan sebagai pelecut untuk memaksimalkan transaksi belanja elekronik agar dapat diakses dan dimanfaatkan betul oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pasuruan.    

"Sebenarnya ada beberapa strategi cantik bagaimana untuk meningkatkan transaksi belanja elektronik. Misalnya, vendornya tidak itu-itu saja. Saya titip ke Bagian PBJ untuk menyampaikan kepada seluruh OPD di lingkungan Pemkab Pasuruan untuk memanfaatkan," pintanya.

Menyikapi hal tersebut, Kepala PBJ Kabupaten Pasuruan, Nurul Puspitaningrum menyatakan komitmen dan kesiapannya untuk terus berupaya meningkatkan transaksi belanja elektronik. Agar hasilnya signifikan, seluruh Organisasi Perangkat Daerah diharapkan dapat berpartisipasi aktif di dalamnya.    

"Di Kabupaten Pasuruan kami menggunakan MBiz Market. Itu benar-benar komitmen dari Perangkat Daerah karena sudah mau merubah transaksinya yang sebelumnya manual atau pengadaan langsung menjadi digital atau elektronik melalui toko daring. Tapi kami juga sudah menggunakan e-Katalog lokal. Memang transaksinya perlu ditingkatkan lagi," tuturnya.

Sementara itu, Nurul berharap kepada Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pasuruan agar memberikan dukungan kepada para pegiat UMKM dan Koperasi. Hal itu dapat dlakukan dengan membeli barang/ jasanya.   

"Kalau vendor atau UMKM dan Koperasi, kami terus melakukan sosialisasi, mengajak mereka. Tapi jangan sampai ketika sudah banyak yang bergabung, Perangkat Daerah tidak bisa membeli barang/jasanya. Itu yang harus kita pikirkan bersama," pungkasnya.

Sebelumnya, Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Bobby Soemiarsono menganugerahi Pj. Bupati Andriyanto penghargaan E-Purchasing Award 2024. Dalam sambutannya disampaikan, hal itu sebagai apresiasi atas pemanfaatan aplikasi JATIM BEJO sebagai upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa.

Bobby menjelaskan, bahwa aplikasi Jatim Bejo memiliki sejumlah keunggulan. Diantaranya, memperbesar batas transaksi pembayaran dari Rp 50 Juta menjadi Rp 200 Juta dan memperbesar metode pembayaran melalui ganti uang hingga Rp 200 Juta. Juga pembayaran menggunakan virtual account dan ID Billing Bank Jatim.

"Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi fitur pengadaan barang dan jasa hingga ke tingkat desa. Juga peluang bagi marketplace untuk bergabung dengan JATIM BEJO," tambahnya. (Eka Maria)