Perlahan, nelayan di Kabupaten Pasuruan sudah mulai tertarik ikut Basic Safety Training (BST) atau pelatihan keselamatan dasar melaut yang digagas Kementrian Perhubungan RI.

Dari pendaftaran yang dibuka mulai 1 Juli, jumlah nelayan yang mendaftar BSC hingga sekarang berjumlah 15 orang. Seluruhnya berasal dari Desa Jatirejo, Kecamatan Lekok.

Alamsyah Suprijadi, Kabid Kenelayanan Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan mengatakan, belasan nelayan tersebut sudah siap untuk meninggalkan pekerjaannya selama 6 hari pelatihan.

“Yang jadi permasalahan bagi nelayan adalah meninggalkan profesinya sebagai pencari ikan di laut. Mereka kalau ikut pelatihan, maka tak dapat penghasilan. Itulah yang membuat nelayan banyak yang enggan mengikuti pelatihan, padahal keuntungannya banyak sekali,” kata Alamsyah saat ditemui di kantornya, Kamis (06/09/2018).

Keuntungan yang dimaksud adalah mendapatkan sertifikat BSC atau SIM Melaut yang berarti layak untuk melaut tanpa ketakutan apapun. Kata Alamsyah, selama pelatihan, para nelayan akan dibekali dengan berbagai ilmu, salah satunya cara dan strategi dalam menghadapi cuaca maupun kendala teknis selama mencari ikan.

“Contohnya saja tiba-tiba perahu rusak atau kena hantam ombak, maka nelayan bisa tau apa yang harus dilakukan. Semua teknik dan ilmu akan dibagikan selama pelatihan,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Dinas Perikanan terus melakukan pendekatan kepada nelayan agar mau mengikuti pelatihan, lantaran hanya diberikan kuota sebanyak 60 orang dari Kabupaten Pasuruan dan 540 nelayan lain dari 10 kota dan kabupaten di Jawa Timur.

“Totalnya 600 orang, tapi kita dapat info baru kalau kabupaten pasuruan dapat jatah 60 nelayan, lumayan karena gratis dan ilmu yang dibagikan pasti banyak, kita tunggu sampai akhir September ini,” akunya. (emil)