Kematian seorang ibu dan bayi bukan hanya kehilangan nyawa. Tetapi sekaligus kehilangan generasi penerus bangsa. Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten Pasuruan terus berupaya maksimal dan berkomitmen penuh untuk mereduksinya. Diantaranya dilakukan dengan melantik Pengurus PENAKIB (Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi).
Dilaksanakan dalam rangkaian acara Lokakarya yang digelar di Hotel Ascent Premier Pasuruan pada hari Senin (27/8/2024), Penjabat (Pj.) Bupati Pasuruan, Andriyanto melantik Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, dr. Ani Latifah sebagai Ketua PENAKIB. Didampingi oleh dr. Hud sebagai Ketua Harian, dibantu Tim Faslitator Klinis Maternal, dr. Eka Nasrur dan dr. Oktafian yang masuk dalam Tim Faslitator Klinis Neonatal.
Selain itu, Tim PENAKIB juga melibatkan Ketua Tim Penggerak PKK (Pokja IV) dan Ketua APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia), Nurul Huda. Berikut, Kepala Bappelitbangda (Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah) Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana.
"Saya titip kepada Tim PENAKIB Kabupaten Pasuruan yang tadi barusan saya kukuhkan, teruslah bekerja. Jadikan penilaian orang lain sebagai motivasi untuk terus berkarya terbaik, menekan angka kematian ibu dan bayi. Terlebih kematian ibu dan bayi adalah masalah global yang juga menjadi perhatian serius Pemerintah dan tantangan dan harus kita atasi bersama," pesannya kepada Pengurus PENAKIB terlantik.
Ditambahkannya, status kesehatan ibu dan bayi merupakan indikator yang sangat penting dalam menentukan masa depan generasi yang akan datang. Maka dari itu, Ketua DPP PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) tersebut berharap, kegiatan Lokakarya dapat menghasilkan analisa mendalam terhadap penyebab kematian ibu dan bayi. Dibarengi dengan perumusan strategi-strategi yang efektif untuk mengatasi permasalahan angka mortalitas atau kematian ibu dan anak.
"Dalam kegiatan Lokakarya ini, mudah-mudahan kita bisa merumuskan strategi dengan analisis yang tajam untuk kemudian diterapkan melalui kegiatan-kegiatan aplikatif. Tentunya harus berbasis inovasi. Saya kepingin teman-teman sekalian bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi," pintanya.
Sebaliknya, kata Pj. Bupati Pasuruan, Pemerintah Daerah juga berkomitmen penuh untuk terus berupaya mereduksi angka kematian ibu dan bayi. Diantaranya dengan meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai, penyediaan tenaga kesehatan yang kompeten serta melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak.
"Selain itu, Pemda juga memperkuat layanan kesehatan primer dengan memastikan setiap ibu hamil mendapatkan akses yang mudah dan terjangkau terhadap pelayanan kesehatan berkualitas. Hal itu disertai dengan peningkatan kualitas rujukan dengan menjalin kerjasama erat antara Puskesmas dan RS untuk memastikan penanganan yang tepat bagi kasus-kasus kompleks," tuturnya.
Masih di momen yang sama, Pj. Bupati Andriyanto tak lupa meminta kepada PENAKIB agar bersinergi dengan Kader Kesehatan Masyarakat dalam memberikan edukasi dan pendampingan kepada ibu hamil dan menyusui. Juga meningkatkan kesadaran masyarakat dengan melakukan sosialisasi secara masif tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak.
"Maka ingatlah ketika Panjenengan disumpah menjadi seorang tenaga medis dan tenaga kesehatan, sumpahnya tersebut adalah punya komitmen yang tinggi bagaimana untuk menyelamatkan nyawa. WHO menyatakan bahwa sebenarnya dalam kondisi sangat luar biasa bencana dan sebagainya, maka yang harus ditolong pertama kali itu adalah ibu," tandasnya.
Sebelumnya dalam laporannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, dr. Ani Latifah menyebutkan, tujuan diselenggarakannya Lokakarya PENAKIB untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak. Sekaligus mengajak seluruh stakeholders se-Kabupaten Pasuruan agar bersama-sama mendukung kegiatan penurunan angka kematian ibu dan bayi, sesuai dengan intervensi masing masing.
"Berdasarkan data kematian Maternal Perinatal Dead Notofication (MPDN) per 20 Agustus, 13 kematian ibu dan 37 kematian bayi. Dengan kondisi seperti ini agar kematian ibu dan bayi bisa ditekan, maka diperlukan inovasi dan Lokakarya untuk mengatasinya," jelasnya.
Sementara itu, sebagai bentuk apresiasi atas peran dan kontribusi perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Pemerintah Kabupaten Pasuruan memberikan penghargaan kepada beberapa perusahaan. Masing-masing ditujukan kepada KUD Sumberejo, RS Mitra Sehat Medika Pandaan dan RS Sahabat Sukorejo. Penghargaan juga diberikan kepada Cheil Jedang Indonesia Rejoso atas dukungannya dalam meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan Indonesia Power atas bantuan sarana prasarana kesehatan. (Eka Maria)
0 Komentar