Sebanyak 765 burung perkutut bersaing untuk mengeluarkan suara terindahnya dalam Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut, Liga Perkutut Jawa Timur seri ke-VI, di Lapangan Detasemen AU Raci, Bangil, Minggu (23/09/2018).
Hari Apriyanto, Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Pelestari Perkutut Pasuruan mengatakan, jumlah peserta lomba seni suara burung perkutut untuk tahun ini jumlahnya meningkat dari tahun 2017 lalu, yakni dari 600 kung mania menjadi 765 kung mania. Burung kesayangan mereka akan berkompetisi dalam lima kategori, diantaranya Dewasa Senior, Dewasa Junior, Piyek Junior, Piyek Senior serta Hanging (burung yang masih muda dan berusia kurang dari satu tahun).
“Seluruh peserta memperebutkan 30 juara yang akan mendapat piala dan trophy atau sertifikat penghargaan. Ratusan sangkar burung perkutut dipasang memanjang, dengan dinilai oleh 24 orang juri, yang terdiri dari 2 perumus, 8 penancap, dan 14 juri utama yang akan melihat kemampuan burung perkutut dalam mengeluarkan suara depan, suara tengah, suara ujung, serta keindahan dalam hal berirama maupun kualitas suara burung itu sendiri,” kata Hari, di sela-sela acara.
Dijelaskannya, para peserta bukan hanya berasal dari 38 kota dan kabupaten di Jawa Timur, melainkan ada juga yang jauh-jauh dari Semarang, Yogjakarta, Bali hingga Jakarta. Banyaknya peserta yang membludak, tak lain adalah bagian dari kecintaan para kung mania pada perkutut yang menjadi burung berbeda dengan burung kebanyakan.
“Lomba ini tidak ada hadiah uangnya. Tapi adalah prestise, karena perkutut juara pasti harganya akan naik, bahkan ada yang selangit sampai dibeli Rp 400 juta, karena anak dan induknya bagus, istilah jawanya jebol kandang,” imbuhnya.
Sementara itu, Adras Ridwan selaku Ketua Pengurus Wilayah (Pengwil) menegaskan bahwa burung perkutut mempunyai lambang tersendiri bagi si pemiliknya, terlebih prestise (kehormatan,red) burung perkutut terjadi sejak jaman kerajaan silam.
"Kalau seseorang sudah memelihara perkutut, maka apapun aktifitas si pemilik, akan langsung ditinggalkan hanya untuk merawat burung perkutut. Tapi seiring dengan perkembangan jaman, perkutut sudah tersaingi dengan burung yang lain seperti kenari, love bird, cucak rowo dan burung yang lainnya," ungkapnya.
Di sisi lain, Sekda Kabupaten Pasuruan, Agus Sutiadji mengungkapkan, lomba suara burung perkutut kembali digelar, salah satunya untuk mengulang kejayaan burung yang terkenal dengan keindahan motif bulu dan sangkar yang khas daripada yang lain itu.
"Semoga kita terus melanjutkan tradisi nenek moyang kita, salah satunya dengan merawat burung perkutut. Mari kita jaga satwa dan fauna yang ada di negeri kita, agar mereka juga memiliki habitat yang nyaman, dan tentu saja terjaga kelestariannya," tegasnya.
Menurut Agus, direncanakan tahun 2019, Kabupaten Pasuruan kembali akan mengadakan Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut tingkat nasional, di Taman Chandra Wilwatikta Pandaan.
“Tadi saya dapat informasi dari Panitia kalau penyelenggaraan tahun 2019 mendatang akan dilaksanakan pada bulan oktober. Selamat berlomba untuk kung mania, semoga pulang dengan mambawa juara,” beber dia.(emil)
3339 x Dilihat
633 Disukai
516 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar