Untuk mereduksi angka stunting atau keterlambatan pertumbuhan anak di seribu hari kelahirannya, Rabu (26/02.2020), Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Kesehatan menggelar agenda Sosialisasi Aksi 1 Analisis Situasi Program Penurunan Stunting. Bertempat di Ruang Rapat Dinas Kesehatan, kegiatan dihadiri oleh beberapa Organisasi Perangkat Desa (OPD) terkait. Diantaranya, Dinas Dinas Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP), Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Sosial, Dinas Kominfo dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, dr. Agung Basuki mengatakan bahwa pada tahun 2013, jumlah kasus stunting di Kabupaten Pasuruan tertinggi di Provinsi Jawa Timur yakni sebesar 38.6%. Angka tersebut turun menjadi 22,5% pada tahun 2019. Hal tersebut merupakan dampak positif dari upaya yang terus gencar dilakukan oleh Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Pendamping Desa di beberapa Kecamatan dalam menggalakkan kegiatan penurunan angka stunting.
”Ada banyak kegiatan yang kami lakukan untuk menekan angka stunting di Kabupaten Pasuruan. Seperti menggalakkan program Posyandu di seluruh Desa, memberikan makanan tambahan kepada balita yang menimbang di Posyandu dan memberikan vitamin A untuk balita berusia 6-59 bulan. Juga pemberian imunisasi dasar lengkap kepada bayi berusia 0-11 bulan serta konseling gizi dan kesehatan bagi ibu hamil”, tuturnya.
Di Kabupaten Pasuruan, ada 10 Desa yang menjadi titik fokus penurunan angka stunting. Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo; Desa Petung, Kecamatan Pasrepan; Desa Semare, Kecamatan Kraton; Desa Tenggilisrejo, Kecamatan Gondangwetan; Desa Rejoso Kidul, Kecamatan Rejoso; Desa Winongan Kidul, Kecamatan Winongan; Desa Rebalas, Kecamatan Grati; Desa Kedawung Wetan, Kecamatan Grati; Desa Pasinan, Kecamatan Lekok dan Desa Watuprapat, Kecamatan Nguling.
Selain faktor utama ekonomi, lingkungan dan masih kurang memadainya peralatan Posyandu, dari kesepuluh Desa tersebut berbeda kasus penyebab stunting-nya. Seperti di Desa Kedawung Wetan yang prosentase stunting-nya sebesar 65,3% di Dusun Buntalan, Kajarkuning dan Dusun Krawan. Diantara ketiganya, anak kategori stunting paling tinggi berada di Dusun Buntalan, karena sebagian besar kondisi ekonomi masyarakatnya menengah ke bawah juga sumber daya manusia yang masih minim. Di sisi lain, pola hidup warga setempat tergolong kurang sehat karena masih banyak yang BAB sembarangan dan tidak menggunakan jamban memadai.
Hal itu berbeda dengan Desa Petung, Kecamatan Pasrepan dengan angka stunting yang lebih rendah dari keseluruhan yakni sebesar 43,7%. Disana, fasilitas Posyandu cukup memadai. Begitu juga dengan ketersediaan air bersih dan pemberdayaan masyarakat yang terfasilitasi dengan baik.
Diketahui, program penurunan stunting tersebut bukan hanya program internal saja melainkan telah menjadi program nasional. Sehingga upaya menangani permasalahan stunting tersebut tidak dapat serta-merta, tetapi dilakukan melalui beberapa aksi dalam penanganannya. (Eka Maria+Alfi)
3682 x Dilihat
425 Disukai
401 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar