Untuk mengurangi resiko bencana yang kerapkali terjadi di tanah air, seluruh masyarakat seyogyanya hidup berdampingan dengan bencana. Terlebih, kata Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Prasinta Dewi, kondisi cuaca saat ini masih relatif ekstrim. Sehingga sangat rentan mengakibatkan bencana hidrometeorologi. Baik banjir, longsor maupun angin puting beliung.
Tingginya curah hujan dengan durasi lama yang acapkali mengguyur di seluruh wilayah Indonesia wajib disikapi dengan kewaspadaan ekstra. Tidak hanya melalui mitigasi bencana saja. Masyarakat juga harus mulai terbiasa hidup berdampingan dengan bencana dengan segala resikonya.
"Memang ada yang seperti kita ketahui, Indonesia kan memiliki beberapa ancaman bencana. Diantaranya ada gempa bumi, banjir, tsunami. Nah kita harus sekarang lebih berpikir, bagaimana pencegahan yang dilakukan. Juga bagaimana untuk mengurangi resikonya. Diantaranya dengan menggelar kegiatan Bimtek Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), jelas Sinta sapaan akrabnya.
Lalu bagaimana dengan upaya preventif lainnya yang dilakukan oleh BNPB dalam mereduksi resiko bencana? Selain kontinyu mengedukasi melalui Bimtek dan kegiatan sosialisasi terkait penanganan kebencanaan, BNPB terus mengoptimalkan eksistensi DESTANA (Desa Tangguh Bencana). Tidak terkecuali melakukan penguatan terhadap masyarakat melalui KATANA (Keluarga Tangguh Bencana).
"Kita memang harus lebih kepada pengurangan resiko bencana karena merupakan investasi dari pembangunan. Bagaimana kita harus hidup bersama dengan bencana. Artinya, kita harus siap siaga. Kita kuatkan masyarakat dan infrastrukturnya. Kemudian warga juga harus paham terhadap tanda-tanda bahaya bencana alam," tandasnya.
Pada saat dijumpai Tim Humas Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kabupaten Pasuruan di sela-sela Bimtek SPAB yang dilaksanakan mulai tanggal 14-16 Februari 2023 di Hotel Dalwa, Kecamatan Bangil tersebut, Sinta menekankan pentingnya diseminasi informasi kebencanaan kepada masyarakat. Hal itu juga yang melatarbelakangi BNPB menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan edukasi.
"Ya, pasti ada karena bencana urusan bersama. Kita tahu semuanya. Contohnya, BMKG punya early warning system, serangkaian sistem untuk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam. Kemudian bagaimana kita menangkap informasi itu dan bagaimana kita mendiseminasikan kepada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat juga harus paham apa yang harus mereka lakukan, supaya bisa melakukan evakuasi mandiri," pinta Deputi Bidang Pencegahan BNPB yang disampaikannya dengan intonasi tegas.
Sebelumnya, dalam arahannya Wakil Bupati Mujib Imron menyatakan, dibutuhkan kerja sama komprehensif antar lintas sektor dalam penanganan bencana. Khususnya dari segi pencegahannya yang harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Dengan demikian, target mewujudkan masyarakat tangguh bencana dapat tercapai. (Eka Maria)
2527 x Dilihat
547 Disukai
515 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar