Pemerintah Kabupaten Pasuruan menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit lain di tengah pandemi, yakni Demam Berdarah.

Himbauan tersebut sangat penting, mengingat sepanjang Januari hingga akhir Oktober lalu, jumlah kasus demam berdarah di Kabupaten Pasuruan mencapai 111 kasus.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan mengatakan, angka tersebut merupakan akumulasi dari laporan kasus yang berasal dari seluruh puskesmas dan RSUD Bangil dan RSUD Grati. 
Dari jumlah tersebut, rata-rata menyerang usia antara 15-35 tahun alias usia produktif. 

"Justru yang diserang usia produktif. Paling banyak sekitar usia 20 tahunan, faktornya macam-macam," kata Agus saat ditemui di Posko Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan, Senin (30/11/2020) siang.

Saat ditanya faktor yang menyebabkan seseorang bisa terkena demam berdarah, Agus menegaskan bahwa kebersihan di sekitar tempat tinggal warga harus diperhatikan dengan seksama. Di musim penghujan seperti sekarang, warga diharapkan dapat melakukan tindakan pencegahan dengan tindakan 3M plus. Yakni menguras dan menutup bak mandi, tandon, gentong dan tempat penampungan air lainnya. Minimal dua kali seminggu. Selanjutnya, membersihkan semua barang bekas yang bisa jadi tempat kembang biak jentik nyamuk serta menimbunnya. 

"Saya himbau kepada warga untuk memperhatikan kebersihan di rumah dan lingkungan sekitar agar tidak ada tempat genangan yang dijadikan sarang nyamuk. Itu penting sekali," terangnya.

Terakhir, warga diminta aktif memasukkan serbuk abate (obat pembasmi jentik) dan ikan pemakan jentik ke bak mandi, gentong dan tandon penyimpan air. 

"Jangan lupa, sediakan obat anti nyamuk," sarannya. (emil)