SMKN 1 Grati hampir setiap tahunnya selalu menjadi langganan Juara Lomba Paduan Suara di tingkat Provinsi Jawa Timur.

Menariknya, meski tak pernah absen jadi pemenang, namun sekolah yang berada di Jalur Pantura Pasuruan-Probolinggo ini justru tak punya guru musik atau guru vokal khusus yang didatangkan untuk melatih para pelajar.

Sebaliknya, para pelajar sendirilah yang berkolaborasi dengan salah satu Alumni SMKN 1 Grati yang memiliki talenta di bidang tarik suara. Dia adalah Mahesa yang menjadi pelatih "dadakan" saat latihan hingga ketika lomba berlangsung.

Kepala SMKN 1 Grati, Nining Faridah menjelaskan, para pelajar tak pernah merepotkan pihak sekolah saat ada informasi lomba/kejuaraan paduan suara. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya kas bon atau proposal  pembiayaan dengan nominal tertentu.

"Setiap kali perlombaan, gak pernah nanya biaya, cuma mengabarkan kalau jadi juara. Jadi semuanya jalan sendiri, sampai seragamnya pun biaya sendiri," katanya.

Untuk bisa mendapatkan biaya perlombaan, para siswa ada yang urunan. Ada pula dengan meminta dukungan dari dunia industri (dudi) seperti PT Indonesia Power, dan langsung dibantu. Hal itulah yang membuat Nining harus mengacungkan jempol.

"Ya palingan di momen-momen tertentu hanya minta support biaya transpor aja. Saya lihat semangatnya luar biasa karena mau maju sendiri," jelasnya.

Atas prestasi yang diraih para pelajar, Nining menegaskan bahwa sekolah telah menyiapkan reward khusus berupa pembebasan uang SPP dan lainnya.

Tak lupa, perempuan yang kini bergelar doktor tersebut mengajak anak didiknya untuk tidak cepat puas dengan pencapaiannya selama ini.

"Harapan ke depan, bisa lebih ditingkatkan lagi prestasinya, terus jadi juara sampai tingkat dunia," harapnya. (emil)