Untuk menambah nilai jual terhadap hasil panen buah Salak Kersikan yang merupakan produk hortikultura andalan dari Kecamatan Gondangwetan, warga Desa Kersikan, Wonosari dan sekitarnya menyulapnya menjadi produk makanan olahan yang bercitarasa istimewa. Benefit yang dihasilkannya-pun berlipat. Tidak hanya terasa lezat di indera pengecap para konsumen setianya saja, tetapi juga mendatangkan pundi-pundi rejeki bagi masyarakat sekitarnya.
Adalah Lilik, seorang ibu rumah tangga kelahiran Desa Wonosari yang telah berhasil membawa branding Putri Sultan, label produk makanan olahan berbahan dasar Salak miliknya melanglang-buana sampai ke luar pulau dan kota-kota besar di tanah air. Seperti Bali, Tangerang, Bekasi dan Surabaya. Berkat ide kreatifnya yang berawal dari eksperimen olah rasa tersebut, buah Salak segar yang dibelinya dari petani kemudian diolah menjadi aneka produk makanan dan minuman. Sebut saja sirup, jenang dan kurma. Semuanya berbahan dasar buah Salak segar yang langsung diunduh dari kebunnya.
“Saya sendiri sudah sejak tahun 2016 memproduksi Salak jadi macam-macam produk makanan dan minuman. Bahan bakunya langsung beli ke tetangga yang punya kebunnya. Dari awalnya iseng nyoba-nyoba bikin eksperimen, eh kok malah keterusan banyak konsumen yang suka Jadinya kami produksi terus sampai sekarang…hehe…”, ceritanya waktu dihubungi Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan dengan nada sumringah.
Ia menuturkan bahwa ada varian produk terbaru Putri Sultan yang banyak menggemarinya, terutama menjelang Lebaran yaitu selai Salak. Hasil kreasinya dijadikan isian kue kering Nastar yang siap dipasarkan ke konsumen loyalnya. Terlebih saat ini ia telah memiliki gerai toko di kawasan Grati dan Pusat Oleh-Oleh Masjid Cheng Ho, Pandaan yang semakin meningkatkan omzet penjualan setiap bulannya.
“Alhamdulillah, produk-produk saya sudah mengantongi PIRT. Karena menomorsatukan rasa dan tampilan produk, keuntungan yang bisa saya peroleh-pun lumayan. Yang jelas diatas dari nilai jual Salak segar yang harganya relatif murah. Itu juga yang membuat saya merintis usaha produksi makanan dan minuman olahan berbahan dasar Salak ya karena prihatin dengan murahnya harga Salak di tingkat petani. Jadinya mereka lebih banyak mengalihfungsikan kebunnya untuk ditanami bibit Sengon atau bahkan Salaknya tidak dipanen”, paparnya.
Selama ini, Desa Kersikan, Wonosari dan Wonojati di Kecamatan Gondangwetan dikenal sebagai daerah penghasil buah Salak lokal yang lebih dikenal dengan sebutan Salak Kersikan. Dengan luas lahan perkebunan yang pada awalnya mencapai 22 hektar, maka tidaklah mengherankan jika tingkat produktivitas hasil panennya cukup tinggi yakni mencapai 7,3 ton dalam sekali panen. Namun kondisi melimpahnya hasil panen tidak dibarengi dengan nilai jual buah Salak yang justru cenderung murah.
Bisa jadi, berkat ide-ide segar dari Lilik dan warga sekitar lainnya dalam melakukan diversifikasi produk terhadap hasil panen Salak disana akan berbuah manis. Semanis dan sesegar sirup dan lezatnya Nastar selai Salak yang siap memanjakan lidah kita. Bonusnya, kesejahteraan masyarakat sekitarnya-pun dipastikan ikut menikmati legit manisnya margin penjualan. (Eka Maria)
2872 x Dilihat
448 Disukai
469 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar