Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengapresiasi pengelolaan Desa Wisata Podokoyo sebagai objek wisata yang terletak di Kecamatan Tosari tersebut. Ungkapan itu disampaikan oleh Analis Kebijakan Ahli Muda Kemenparekraf, Teguh yang merupakan satu diantara Tim Penilai dalam agenda Penjurian Desa Podokoyo yang masuk sebagai 15 Nominator Desa Wisata terbaik dalam program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0.
Adapun variabel penilaian dalam kegiatan yang digelar di Balai Dusun Podokoyo pada hari Kamis (26/10/2023), meliputi Diseminasi Sadar Wisata, Kelembagaan dan Inovasi Produk dan Pemasaran. Mekanisme penjurian dengan melakukan wawancara terhadap ke-7 elemen Desa Wisata Podokoyo. Masing-masing, Kepala Desa, Perwakilan Local Champion, Ketua Pokdarwis, Perwakilan Pelaku Usaha Pariwisata, Direktur BUMDes, Perwakilan Tokoh Masyarakat dan Perwakilan masyarakat umum.
"Kalau melihat hasil review dari semua Tim Penilai tadi, malah lebih bagus dari laporan yang saya terima. Kebetulan saya di sini kan waktu pendampingan 1-3. Ternyata perkembangannya lebih bagus. Dengan banyaknya kunjungan dari penabur, saya yakin Desa Wisata Podokoyo ke depannya lebih bagus lagi," terang Teguh.
Menurutnya, dari hasil evaluasi terhadap pengelolaan Desa Wisata Podokoyo, ada beberapa hal yang harus ditindaklanjuti bersama. Khususnya dalam hal penguatan kelembagaan, disertai dengan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) para pengelolanya.
"Yang penting, Desa Wisata itu, pelakunya harus percaya diri dalam mengembangkannya. Jadi harus diimbangi dengan peningkatan kapasitasnya. Apapun yang mereka punya, tidak perlu meniru Desa Wisata lainnya. Kearifan lokalnya itu yang harus ditonjolkan. Yang namanya desa wisata itu ya kelebihannya terletak pada kearifan lokalnya," jelasnya pada saat dikonfirmasi oleh Tim Humas Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Setda Kabupaten Pasuruan.
Maka dari itu, Teguh berpesan kepada para pegiat wisata dan Pemerintah Desa Podokoyo agar terus mengeksplorasi ragam potensi yang dimiliki. Baik kekayaan alam, budaya, keunikan maupun karakteristik lokal warga setempat. Untuk kemudian dikembangkan lagi menjadi paket Desa Wisata yang jauh lebih prospektif dan menjadi rintisan destinasi wisata unggulan di Kabupaten Pasuruan.
"Di sini masih banyak yang bisa diolah untuk pengembangan ekonomi kreatifnya. Misalnya, pengolahan Kentang masih bisa dikembangkan lagi. Perlu pelatihan-pelatihan lagi untuk peningkatan kulinernya. Misalnya tadi nasi Jagung sudah bisa dikemas, kalau sudah bisa disajikan. Karena di daerah lain sudah bisa dikemas, apalagi varietas Jagungnya putih, lebih enak rasanya. Masih banyak juga inovasi yang bisa diangkat," tandasnya.
Lebih lanjut, pejabat di Kemenparekraf tersebut juga menambahkan tentang pentingnya pengembangan produk paket wisata, didukung inovasi tata kelola Desa Wisata. Berikut, pengembangan produk kuliner oleh para pegiat UMKM yang harus dimaksimalkan.
"Mereka kan sudah diajarkan bagaimana kalau ada konflik bagaimana mengatasinya. Bagaimana mengelola bisnisnya. Jadi harus terus berkembang, terutama bisnis digitalnya. Sebelum kemitraan keluar, kelembagaannya di dalamnya harus diperkuat lagi. Juga harus ada kesepakatan dengan travel agent dalam menjual paket wisatanya," urainya seraya tersenyum didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan, Eka Wara Brehaspati dan Camat Tosari, Hendi Candrawijaya.
Diketahui, sesi wawancara dalam penjurian Desa Wisata Podokoyo dilakukan oleh beberapa tim penilai. Selain dari Kemenparekraf, ada juga Medeleine dari Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) dan Akademisi dari Universitas Gajahmada, Destha Rahardja. Juga Tokoh Pariwisata Desa Umbul Ponggok, Joko Winarno.
Selama kurang lebih lima jam, tim juri menggali sekaligus melakukan review terhadap ke-7 elemen pengelola Desa Wisata Podokoyo. Kegiatan dialog interaktif berlangsung sangat dinamis dan gayeng, dihadiri oleh Plt. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Tri Krisni Astuti dan beberapa Perangkat Daerah terkait serta dan beberapa stakeholders. Diantaranya, mahasiswa Universitas Brawijaya.
Di Desa Podokoyo, ada beberapa paket wisata yang dapat dikunjungi wisatawan. Seperti paket wisata dengan menginap di homestay dijamu makanan khas Tengger, menikmati makan malam sambil ritual gegeni disertai dengan menceritakan adat budaya Tengger. Kemudian dilanjutkan dengan menuju lautan pasir Bromo sebagai destinasi terakhirnya. Ada juga paket wisata Bromo Fun Tracking, menyuguhkan eksotisme perbukitan di lereng Bromo dengan berjalan kaki melewati lading-ladang kebun dan pertanian, diselingi dengan berbagai cerita terkait pembelajaran budaya pertanian.
Sedangkan paket wisata lainnya, ada Camping Ground, menawarkan lokasi camping dengan view sunset dan sunrise Gunung Semeru, Gunung Arjuna, Perkotaan dan Pesisir Laut Utara. Yang tidak kalah menawannya, paket wisata Bromo Trail Adventure, menawarkan perjalanan dengan trail adventure. Juga melewati ladang dan perkebunan yang menampilkan pemandangan dengan view menarik. (Eka Maria)
0 Komentar