Untuk semakin menekan kasus kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Kesehatan dan RSUD Bangil mencanangkan Forum PENAKIB (penurunan angka kematian ibu dan bayi).
Pencanangan tersebut dilakukan langsung oleh Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf, di sela-sela acara Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 54 yang dipusatkan di Kebun Raya Purwodadi, Rabu (21/11/2018) pagi. Hadir pula dalam acara tersebut, Wakil Bupati Pasuruan, KH Abdul Mujib Imron, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Ny Lulis Irsyad Yusuf dan Wakil Ketua I, Ny Nanik Mujib Imron, Sekda Agus Sutiadji, para Kepala OPD, camat dan undangan lainnya.
Dr Agung Basuki, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan mengatakan, PENAKIB merupakan bentuk upaya tanggung jawab profesi para dokter ahli kandungan dalam melihat segala permasalahan kematian ibu baru melahirkan dan bayi baru lahir.
“Melalui program PENAKIB, kami upayakan percepatan penurunan AKI sampai maksimal,” kata Agung, sesaat setelah acara selesai dilaksanakan.
Ditambahkan Agung, pelaksanaan program Penakib dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya scoring (penilaian) faktor resiko, bekerjasama dengan pihak puskesmas hingga dinas kesehatan, hingga pendataan kepada para ibu hamil yang tinggal di suatu kawasan.
“Dalam pendataan, setiap ibu hamil akan diperiksa kondisi kehamilannya untuk mengetahui ada tidaknya faktor resiko terjadinya perdarahan atau preekelampsia. Dari hasil scoring faktor resiko itu dapat diketahui, perlu tidaknya seorang ibu hamil memperoleh bentuk penanganan lebih lanjut. Jika bumil beresiko mengalami pendarahan, maka segera dirujuk ke rumah sakit, diinfuse dan setelah melahirkan nanti segera mendapat obat-obatan khusus untuk menghindari perdarahan hebat.
Selama ini, kasus di lapangan selalu tersampaikan bahwa sebanyak 50 persen penyebab kematian ibu melahirkan disebabkan karena preeklamspia dan perdarahan. Sehingga sejak awal, kami fokus untuk mengintervensi kedua penyebab tersebut. kami harapkan dengan cara ini maka faktor resiko dapat diketahui sedini mungkin sehingga resiko kematiannya bisa ditekan,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Irsyad dalam sambutannya menegaskan, kasus kematian ibu baru melahirkan dan bayi baru lahir adalah permasalahan yang tidak boleh dianggap enteng. Sehingga semua cara harus dilakukan, mulai dari sosialisasi sampai tingkat bawah hingga penanganan medis ketika kasus tersebut sedang terjadi.
“Ini menyangkut nyawa seseorang, jadi harus betul-betul diperhatikan. Mulai dari peningkatan kompetensi tenaga kesehatan terutama Bidan, bersama Tim penggerak PKK dan pemberdayaan Masyarakat dengan melibatkan Kader Posyandu sebagai pendamping Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi. Semua harus tanggap cepat, jangan sampai terlambat, supaya semakin turun kasus kematian ibu dan bayi,” ucap Irsyad diikuti tepukan tangan para undangan.
Hingga berita ini ditulis, jumlah kasus Kematian Ibu baru melahirkan di Kabupaten Pasuruan mulai januari- November 2018 mencapai 26 kasus, sedangkan Kematian Bayi sebanyak 109 kasus. Jumlah tersebut menurut Irsyad harus terus ditekan sampai nol.
“Bidan, dokter, kader kesehatan dan semua yang ada kaitannya dengan penanganan ibu yang akan melahirkan, harus sama-sama cepat dalam melakukan penanganan maupun sosialisasi. Kita bantu warga yang miskin, jangan sampai pelayanan tidak maksimal, Insya Allah akan diganti oleh Allah SWT,” urainya. (emil)
3982 x Dilihat
560 Disukai
619 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar