Koperasi ini berawal dari adanya
peternakan sapi perah yang telah ada sejak tahun 1911 yang dilakukan oleh
orang-orang Belanda yang berdomisili di Nongkojajar. tujuan awal pemeliharaan
sapi perah ini guna mencukupi kebutuhan susu segar bagi orang-orang Belanda.
Lama-kelamaan usaha ini mulai
berkembang dikalangan penduduk lokal dengan tujuan:
Penghasil
Pupuk yang diperlukan dalam bertanam sayur-mayur
Sebagai
simpanan dan diharapkan bisa berkembang biak
Nama-nama pendiri Koperasi adalah
sebagai berikut:
H.A.S.Soebagio
H.
Toekiran
M.M.Moenawar
H.Abdul
Rachman
H.Mochamad
Tohir
H.Mochamad
Nur Astam
Digdo
Tanoyo
Pemanfaatan produksi susunya sendiri
baru dirintis pada tahun 1959 oleh Bapak Atim yang saat itu menjabat sebagai
mantri hewan dengan wilayah pemasaran ke Lawang dan Malang. Karena sifatnya
yang mudah rusak, maka peternak sapi perah sering mengalami kesulitan. Apalagi
peternak sapi perah di Nongkojajar umumnya para peternak merupakan pengusaha
mixfarming sehingga tidak mungkin memasarkannya sendiri-sendiri.
Belajar dari kesulitan tersebut, di
awal tahun 1960, para petani bergabung dan membentuk wadah bersama yaitu
koperasi. Pada tahun 1962, terbentuklah Koperasi Karya yang berkedudukan di
Wonosari dengan anggota diperkirakan sekitar 50-60 orang peternak. Pada tahun
1964, di Nongkojajar juga berdiri Koperasi Berdikari. Kedua koperasi ini
sama-sama menampung dan memasarkan susu sapi.
Pada tahun 1966, para tokoh di
Nongkojajar merintis bergabungnya kedua koperasi tersebut dan akhirnya, pada
Juli 1967, Koperasi Karya dan Koperasi Berdikari melebur menjadi Pusat Koperasi
Lembu Perah (PKLP) Setia Kawan yang berkedudukan di Wonosari. Dalam
Perkembangannya, PKLP Setia Kawan mempunyai 8 koperasi primer sebagai anggota,
yaitu:
Trisnojoyo
di desa Wonosari
Tirtorahayu
di desa Punging
Mardisantosa
di desa Andonosari
Karunia
di desa Tutur
Ngudiharjo
di desa Kayukebek
Mardi
Rukun di desa Gendro
Sido
Rukun di desa Tlogosari
Mardi
Tresno di desa Balarang
Berdasarkan Himbauan Gubernur Jawa
Timur (Soenandar Priyosoedarmo alm) untuk menyederhanakan struktur organisasi,
maka pada tanggal 31 Desember 1977, Pengurus Pusat dan Primer dari desa-desa,
sepakat mengadakan amalgasi (penggabungan) antara delapan primer menjadi satu yaitu
Koperasi Peternakan Lembu Perah (KPLP) Setia Kawan.
Bertitik tolak dari pengalaman
sulitnya pemasaran air susu segar, maka Koperasi dengan semua perangkatnya
berupaya mencari dan meningkatkan pemasaran air susu segar. Pada tanggal 16 mei
1979, KPSP Setia Kawan memulai kerjasama dengan PT FSI di Waru Sidoarjo dengan
mengirim susu sapi sebanyak 349 liter (kg).
Pada tanggal 7 Agustus 1987 dari
hasil Rapat Anggota KUD Tani Makmur Nongkojajar memutuskan agar KUD Tani makmur
menggabung ke Koperasi Setia Kawan dengan cara merger.
Untuk meningkatkan pelayanan yang
lebih luas, maka pada tanggal 21 Februari 1990, Koperasi Peternakan Lembu Perah
Setia Kawan merubah status menjadi KUD Setia Kawan. Akte Perubahan ini
disyahkan oleh Departemen Koperasi dengan Badan Hukum Nomor 4077A/BH/II/1978.
Pada perkembangannya, bentuk usaha
KUD membuat bidang usahanya tidak terkonsentrasi pada pengembangan susu segar.
Akhirnya pada tahun 1996, KUD Setia Kawan merubah status kembali menjadi KPSP
(Koperasi Peternakan Sapi Perah) Setia Kawan yang berkedudukan di Nongkojajar.
Berbagi ke :
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan