Berbicara mengenai Pia di Kabupaten Pasuruan memang seperti tidak ada habisnya. Setelah sebelumnya Kampung Pia menjadi bahasan utama, kali ini Pia Manna yang akan kita kulik. Meskipun bukan anggota dari Kampung Pia Gempol, Pia Manna mampu menjelma menjadi salah satu jujukan dan rekomendasi oleh-oleh khas Kabupaten Pasuruan.
Bermula pada tahun 1999 ketika Krisis Moneter melanda Indonesia, Ruth Krisnaningrum memberanikan diri untuk membuat olahan kue Pia. Namun dia dan suami mulai serius untuk menjadikan sebagai bisnis utama pada tahun 2001.
Berbekal Resep dari keluarga sang suami, Ruth mampu menciptakan Pia Manna yang memiliki ciri khas, yaitu jenis pia basah namun melalui proses pemanggangan menggunakan oven. Hal itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggannya.
Berawal dari menjajakan pia secara door to door ke tetangga sekitar sampai akhirnya mampu menembus toko oleh-oleh skala besar. Sampai saat ini tercatat dalam sehari kapasitas produksi Pia Manna mencapai sebanyak 2500 buah.
“Dulu untuk memperkenalkan produk kami, saya dan suami menjajakan dengan cara door to door kepada tetannga sekitar. Lambat laun ada toko-toko yang mau kita titipi sampai akhirnya mampu menembus toko Pusat Oleh-oleh berskala besar,”jelasnya.
Belajar dari pengalaman dan terus meningkatkan kualitas produk menjadi kunci bagi Ruth dan Pia Manna-nya mampu bertahan dan menjadi salah satu oleh-oleh yang digemari orang. Bahkan sekarang, dia berhasil membuka Pia Manna Outlet yang terletak di l. Raya Surabaya - Malang No.km. 56 Kecamatan Sukorejo.
“Kami selalu belajar dari pengalaman,karena terhitung sudah hampir 20 tahun menggeluti usaha tersebut. Suka duka sudah saya alami. Karena bagaimanapun seorang wirausaha harus ulet dan kreatif agar mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari produknya,”ucapnya.
Momen pernikahan atau hajatan dan Hari Raya menjadi masa dimana produk andalannya tersebut mengalami banjir order. Bahkan dia dan karyawannya sempat kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar.
“Terutama momen Bulan Puasa dan hajatan. Momen tersebut menjadi tantangan sekaligus berkah bagi kami. Mengingat kami harus memenuhi permintaan pasar yang jumlahnya berkali lipat dari produksi biasanya. Sehingga kami tidak perlu lagi mencari pangsa pasar pada momen tersebut,”sambungnya.
Ketika Pandemi Covid-19 datang disertai pembatasan untuk aktivitas di luar rumah dan yang melibatkan kerumunan, Pia Manna merupakan salah satu yang terdampak. Namun berbekal kreativitas dari pelatihan dan belajar secara otodidak, Ruth menyikapi dampak pandemi tersebut dengan bijak. Banting setir dengan cara menjual produk lainnya namun masih di ranah kuliner.
“menyikapi pandemi covid-19, saya sempat banting setir dengan menjual produk makanan lainnya. Dengan bekal pelatihan untuk pelaku UMKM dalam menghadapi pandemi, kami menjual berbagai kue dan jajanan.intinya apapun itu asal bisa menghasilkan. Mengingat produk Pia salah satu pangsa pasar terbesarnya adalah melalui momen Hajatan dan Pernikahan,”tambahnya.
Ruth berharap dengan adanya outlet Pia Manna yang strategis dengan warga yang berwisata ke Malang dan Surabaya mampu menarik dan tentunya menjadi jujukan bagi mereka yang ingin membawa buah tangan khas Pasuruan. Selai itu ia ingin Pia tidak hanya dikenal sebagai jajanan orang tua, namun juga menyasar kawula muda.
“Selama ini mungkin pia identik dengan camilan orang tua, sehingga agak aneh kalo anak muda aitu gemar dengan pia. Oleh karena itu ini menjadi tantangan kami untuk menjadi pia, terutama Pia Manna mampu menyasar semua kalangan,”pungkasnya.
Berbagi ke :
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan