Meski tak banyak kasus terjadi, Pemerintah Kabupaten Pasuruan menghimbau kepada para orang tua untuk mewaspadai penyakit diabetes dan gagal ginjal anak akibat pola makan yang salah.
Himbauan tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan, Andriyanto saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) yang Ke- 31 dan Hari Anak Nasinal (HAN) yang Ke- 40 Tahun 2024 di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing, Jumat (2/8/2024) pagi.
Menurutnya, tingginya masalah ginjal pada anak sering terjadi karena kurangnya edukasi serta tidak adanya pengawasan dari orang tua terhadap konsumsi anak. Artinya peran orang tua sangat penting dalam mengawasi makanan anak.
 "Apalagi di zaman sekarang, makanan dan minuman apapun tersedia di mana saja dan gampang mencarinya. Dari sini, tentu saja peran orang tua sangatlah penting. Karena bisa mengawasi makanan anak dengan intens," katanya.
Di Kabupaten Pasuruan, kasus gagal ginjal anak maupun diabetes anak memang masih minim. Akan tetapi Pemkab Pasuruan melalui Dinas Kesehatan selalu menyelipkan sosialisasi pentingnya menghindarkan anak-anak dari jajanan maupun minuman yang tak sehat, di sela-sela sosialisasi program ke kecamatan, desa/kelurahan di Kabupaten Pasuruan.
"Sehingga bukan hanya anggaran dan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini. Tapi sosialisasi dan himbauan yang tetap disampaikan di sela-sela acara apapun yang ada kaitannya dengan kesehatan, ketahanan pangan dan lainnya," tegas Andriyanto.
Lebih lanjut pria yang juga menjabat sebagai Kepala BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) Provinsi Jawa Timur ini mengajak para orang tua untuk memastikan pangan yang dikonsumsi adalah pangan yang sehat. Sebab orang tua bukan hanya mengontrol tapi juga memberi contoh.
"Seorang ibu jangan sampai malas memasak meski dengan alasan pekerjaan. Bekal sekolah jangan hanya diberi biskuit wafer dan susu kotak bergula. Itu kurang tepat, dan bisa diganti dengan sayur, daging, dan buah yang dikemas semenarik mungkin agar anak tertarik memakannya," harapnya.
Sementara itu, dr Mustafa.Sp.A selaku dokter spesialis anak di RSUD Bangil mengaku, kasus gagal ginjal anak maupun diabetes anak di RSUD Bangil masih jarang terjadi.
Di praktek mandiri pun juga begitu. Rata-rata kasusnya tidak ditemukan secara langsung. Melainkan sudah dalam kondisi yang terlambat, yakni anak sudah dalam kondisi gula darah yang terlalu tinggi, serta perubahan fisik seperti bengkak di wajah, mata, bahkan sampai di kaki. Ditambah datang dalam keadaan tak sadarkan diri.
"Biasanya tidak ditemukan langsung karena mengeluh sakit ginjal, Tapi dengan keluhan bengkak di wajah, mati dan kaki, pusing, kemudian panas batuk pilek, ada penurunan kesadaran, tensi tinggi yang bisa berkontribusi pada penyakit ginjal, ini yang berbahaya," tegasnya.
Untuk menghindari kedua penyakit berbahaya itu, dr Mustafa menyarankan agar para orang tua membekali anak-anaknya dengan real food alias makanan minuman yang dimasak di rumah.
"Karena kalau dimasak di rumah, si ibu pasti tahu mana yang terbaik dan yang tidak bagi anak-anaknya. Rajinlah memasak untuk tumbuh kembang anak dan terhindar dari penyakit," himbaunya. (emil)
874 x Dilihat
112 Disukai
116 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar