Bupati Mas Rusdi Kumpulkan Ratusan Kepala TK, SD dan SMP Negeri se-Kabupaten Pasuruan
Diterbitkan pada 12 April 2025 14:48
Hanya berbekal diferensiasi produk dan pemanfaatan platform media sosial sebagai sarana promosi, petani Mangga Gadung Klonal 21 di Kabupaten Pasuruan mampu menembus market share mancanegara. Tidak hanya berhasil mengirimkan hasil panennya di beberapa negara di Asia seperti Singapura dan Hongkong saja, melainkan juga sampai ke konsumen di benua Australia.
Siapa yang tidak kenal dengan Mangga Klonal 21. Rasa manis beraroma dengan tekstur lembut serta buah yang dapat dibelah kemudian diputar seperti buah Alpukat tersebut tidak hanya menjadi icon hortikultura unggulan Kabupaten Pasuruan saja. Tetapi sekaligus sebagai buah tangan spesial yang wajib dipesan para pecinta Mangga ketika musim panen raya tiba.
Berkat kuatnya branding Mangga Alpukat, buah hasil persilangan antara Mangga jenis Gadung dengan Arumanis ini telah resmi diakui secara paten sebagai buah asli Kabupaten Pasuruan, menyusul diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 121/Kpts/SR.120/D.2.7/12/2016 tentang Pemberian Tanda Daftar Varietas Tanaman Hortikultura. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa Mangga varietas Gadung 21 telah memenuhi persyaratan varietas tanaman hortikultura, sehingga perlu dan layak untuk diberikan tanda daftar.
Dari total empat ribu hektar luasan lahan perkebunan yang tersebar di Kecamatan Rembang, Sukorejo, Wonorejo, Nguling dan Grati, Klonal 21 menyumbang tingkat produktivitas Mangga di Kabupaten Pasuruan sebesar 72,95kg/ pohon pada tahun 2017. Diantara indikator keberhasilan budidaya Klonal 21 berkat unsur agro climate yakni tahan terhadap kekeringan serta kondisi tanah yang sangat bagus, diantaranya di Rembang karena termasuk tanah hitam dan tingkat kelembabannya tidak tinggi yang sangat diperlukan untuk menghasilkan buah kualitas terbaik.
Produktivitas komoditas Mangga yang cukup melimpah disebabkan oleh penerapan bermacam teknologi pertanian. Diantaranya dengan melakukan pembuahan komoditas mangga diluar musim (off season) menggunakan paklobutrazol, penggunaan pupuk organik, pemangkasan bentuk dan produksi serta pengembangan sentra kawasan Klonal 21 secara kontinyu dan berkelanjutan melalui bantuan bibit yang memperoleh anggaran dari APBD Kabupaten Pasuruan.
Popularitasnya yang semakin meroket berdampak pada peningkatan permintaan dari masyarakat. Mangga yang terkenal dengan cita rasanya yang sangat manis tersebut tidak hanya digandrungi oleh masyarakat di Jawa Timur saja, tetapi juga digemari masyarakat di luar pulau Jawa, bahkan sangat diminati pasar luar negeri. Sehingga tidak sedikit diantara pemesan dari luar negeri yang berharap mendapat kiriman Mangga sesuai dengan yang diinginkan.
Testimoni Sugiono, satu diantara petani Mangga Klonal 21 dari Kelompok Tani Mangga di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo yang juga merupakan Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Sumber Mangga Makmur Kecamatan Sukorejo binaan Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan, promosi yang dilakukan melalui publikasi di blog KIM Sumber Mangga Makmur http//kimwonokertomanggamakmur.blogspot.co.id dan Facebook Sugi Ono mengantarkan hasil panen kebunnya lebih dikenal masyarakat luas. Sehingga ia merasa sangat terbantu dari segi pemasaran dan positioning produk, diantara Mangga berkualitas dari Kabupaten/ Kota di tanah air lainnya yang menjadi kompetitor utama.
“Lewat jejaring pertemanan di fb, saya dan teman-teman Klonal 21 di Sukorejo makin banyak memperoleh pelanggan baru. Jika di awal penjualan kami masih konvensional yang langsung menjual hasil panen ke tengkulak untuk kemudian didistribusikan ke konsumen, maka sejak ada fb dan blog KIM Sumber Mangga Makmur, kami lebih dimudahkan untuk menjual hasil panen ke konsumen secara online”, tuturnya dengan sumringah.
Meskipun dari segi harga relatif lebih mahal dari Mangga jenis lainnya yakni di kisaran Rp 38.000/kg untuk kualitas super, Sugiono tetap percaya diri untuk bersaing melemparkan hasil panennya ke mancanegara. Terlebih dengan tampilan packaging bertuliskan Wonokerto Klonal 21 di setiap kardus kemasan produknya yang siap dikirimkan ke Australia dan negara lainnya. Ia-pun siap menerima order di nomor whatsApp miliknya di nomor 085749550127.
Lain halnya dengan pernyataan Santoso, petani Mangga Klonal 21 asal Dusun Beran, Desa Oro-Oro Ombo Wetan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan. masa panen yang masih terbilang awal di bulan Agustus saat ini mengakibatkan membanjirnya permintaan, baik yang diterimanya dari pemesanan langsung di nomor whatsApp 085101296406 maupun secara online melalui promosi di beberapa media sosial misalnya Facebook dan akun Instagram santoso.manggaalpukat. Pun demikian permintaan yang diterimanya pasca aktivitas promosi di beberapa event pameran yang digelar oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan yang digelar di Bali, Jakarta, Surabaya, Balikpapan dan kota-kota besar lainnya.
“Kami banyak mendapatkan orderan pesanan seperti dari Kuwait, Malaysia, dan Mekkah. Tetapi karena mempertimbangkan di tanah air kan masih kekurangan stok ya akhirnya kami tidak jadi kirim ke luar negeri. Biar bisa mencukupi permintaan di Indonesia dulu”, ceritanya pada saat Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Pasuruan berkunjung ke kebun Mangga miliknya, Kamis (9/8/2018).
Santoso menuturkan, kondisi tersebut membuatnya memutar otak, mengantisipasi agar kualitas buah tetap terjaga di tengah keterbatasan produksi. Dari 600 pohon Mangga miliknya dan para petani lain sesama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mangga Klonal 21 di daerah tempat tinggalnya, setiap harinya pada saat panen perdana di bulan Agustus 2018 hanya mampu menghasilkan sebanyak 2 ton untuk dijual. Perolehan awal masa panen tersebut berbeda jauh dengan hasil panen pada saat puncak panen yakni antara bulan Oktober 2018 sampai Januari 2019 yang mampu mencapai angka 10 ton per hari. Siap untuk diborong para pecinta buah Mangga Alpukat seantero negeri. (Eka Maria)
Komentar :