Mengantisipasi bencana hidrologi yang sangat berpotensi terjadi sebagai dampak badai La Nina, Pemerintah Kabupaten Pasuruan menetapkan kondisi darurat sekaligus melakukan pemetaan dan mitigasi bencana berdasarkan hasil analisa para ahli klimatologi. Demikian disampaikan Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf merespon tingginya curah hujan saat ini akibat kondisi cuaca ekstrim yang disebabkan anomali cuaca La Nina di perairan Samudera Pasifik.
Upaya preventif dilakukan dengan intens berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), baik BMKG Tretes, Juanda maupun BMKG Pusat untuk menggali data- data dan analisa terbaru kondisi cuaca. Sekaligus meningkatkan monitoring kondisi terkini melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, berikut merapatkan barisan dengan para tim relawan penanggulangan bencana.
“Untuk mereduksi dampak tingginya curah hujan dampak La Nina, saya akan tetapkan kondisi darurat di Kabupaten Pasuruan. Semuanya dari hasil pemetaan kondisi riil di lapangan, diikuti upaya preventif dan kewaspadaan lainnya, bekerjasama dengan banyak pihak selain tim ahli dari BMKG. Juga bersinergi dengan relawan siaga bencana seperti Tagana, ormas Islam baik Pemuda Anshor, Pemuda Muhammadiyah maupun tim relawan lainnya yang kami harapkan bisa bahu-membahu membantu menanggulangi bencana”, jelas Gus Irsyad, sapaan akrab Bupati Pasuruan yang dijumpai di sela-sela kesibukannya.
Upaya meminimalisir resiko bencana hidrologi seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor di awal November 2020 juga dilakukan Pemerintah Kabupaten Pasuruan dengan meningkatkan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) Provinsi Jawa Timur. Termasuk melakukan upaya penanggulangan dengan memetakan kawasan yang menjadi langganan banjir selama ini.
“Selain berkoordinasi dengan BBWS Provinsi Jatim, Pemkab Pasuruan juga akan melakukan mitigasi bencana. Diantaranya dengan evakuasi pembersihan sampah di seluruh DAS yang melewati Kecamatan yang menjadi daerah langganan banjir”, tandasnya.
Sebelumnya, BMKG telah merilis informasi yang menyatakan bahwa hingga saat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate). Dari hasil pemantauan terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan, suhu permukaan laut mendingin -0.5C hingga -1.5C selama 7 dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.
Terjadinya La Nina pada periode awal musim hujan berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah di tanah air. Meskipun memang, dampaknya terhadap curah hujan tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal karena tergantung pada musim/bulan, wilayah serta kekuatan La Nina itu sendiri.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas deras disertai petir dan angin kencang. Seperti halnya hujan intensitas deras dan merata di wilayah Kabupaten Pasuruan di penghujung Oktober 2020, Sabtu (31/10/2020) yang mengakibatkan beberapa kawasan sempat terendam air hingga beberapa jam selepas hujan reda. akibatnya, sebanyak 13.421 rumah di 7 Kecamatan tergenang. Diantaranya Winongan, Bangil, Beji, Kraton, Gempol, Grati dan Rejoso. (Eka Maria)
3561 x Dilihat
471 Disukai
448 Tidak Suka
Share Berita :
Ringkasan AIBeta
Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.
0 Komentar
Komentar Anda
Alamat
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pasuruan JL.Raya Raci KM - 9 Bangil, Pasuruan
0 Komentar