08 Maret 2023 (05:58) Pemerintahan 2542x Dilihat 0 Komentar Emil Akbar
gambar berita

Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan menggelar Lomba cipta menu beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA), Rabu (08/03/2023).

Lomba tersebut digelar di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti dan dibuka secara langsung oleh Wakil Ketua I TP PKK Kabupaten Pasuruan, Nanik Asnawati Mujib Imron.

Dari pantauan di lapangan, para peserta peserta diwajibkan untuk membuat menu makanan keluarga yang bahannya berasal dari potensi lokal di daerahnya masing-masing.

Ketua Panitia Pelaksana, Ratna Irianto menjelaskan, total ada 24 peserta yang mengikuti lomba cipta menu B2SA. Mereka berasal dari 24 kecamatan, dimana per peserta terdiri dari 2 orang anggota PKK Kecamatan.

Hanya saja, lomba kali ini, para peserta tak perlu memasak seluruh makanan dan minuman di tempat lomba, melainkan dimasak di rumah kemudian dibawa ke tempat acara untuk diplating alias ditampilkan dengan highlight yang menawan.

"Di sini hanya plating saja. Tidak ada demo memasak, tapi semua makanan minuman disajikan di tempat lomba, ditata sedemikian rupa untuk membuat dewan juri kagum," jelasnya.

Selama lomba berlangsung, hasil olahan makanan minuman peserta dinilai oleh dewan juri yang berasal dari ahli gizi, koki di restoran dan akademisi. Kata Ratna, peserta yang menjadi juara 1 akan mewakili Kabupaten Pasuruan untuk berlomba di level yang lebih tinggi.

"Jadi yang dinilai bukan hanya tampilan saja, tapi  rasa dan kreatifitas juga ikut menentukan," imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Ketua 1 TP PKK, Nanik Asnawati berharap seluruh mamin (makanan minuman) para peserta bukan hanya dibuat untuk kepentingan lomba saja. Melainkan menjadi menu keluarga, khususnya untuk anak-anak di setiap harinya.

"Kalau di rumah, kemasannya lebih sederhana tapi tidak merubah rasa dan gizinya harus seimbang," harapnya.

Setelah selesai melihat satu persatu karya peserta, istri Wabup Pasuruan, Mujib Imron itu menyimpulkan bahwasanya menu yang ditampilkan sangat variatif dan telah menggunakan bahan dasar dari kearifan lokal daerah.

"Menunya variatif dan nyari bahannya juga dari sekitar. Seperti ubi, kelor, kentang, dan lainnya. Cantik semua tampilannya," ucapnya.

Lebih lanjut Nanik menghimbau agar para ibu tidak membiasakan anak-anaknya untuk makan yang serba instant seperti mie goreng, nasi goreng dan mamin yang praktis. Sebab belum tentu terjamin gizi dan keamanannya, dan dapat berpengaruh pada kesehatan anak itu sendiri.

"Jangan karena yang penting anak makan atau diam. Itu yang harus diluruskan. Karena yang terpenting adalah investasi kesehatan," himbaunya. (emil)





Bagikan :

Ringkasan AIBeta

Ringkasan AI adalah alat untuk mempermudah Anda membaca berita dalam bentuk poin-poin penting. Ringkasan ini dibuat oleh kecerdasan buatan (AI), dan kami tidak menjamin keakuratan sepenuhnya.
Silahkan klik tombol di bawah ini untuk menghasilkan ringkasan berita oleh AI.

Komentar :

Tinggalkan Komentar:

Captcha