Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari PT Bio Farma, Bambang Herianto menjelaskan bahwa pesan yang beredar di media sosial Facebook  yang menyebutkan bahwa vaksin yang digunakan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/1/2021) adalah Sinovac asli. Klarifikasi tersebut disampaikan merespon ramainya hoax atau kabar bohong yang menyebutkan bahwa vaksin yang disuntikkan ke Presiden, bukan Sinovac asli. Asumsinya, vaksin harus dimasukkan ke dalam alat suntik.

Dengan demikian, unggahan  yang menyebut vaksin yang dipergunakan Presiden Jokowi bukanlah Sinovac asli karena Sinovac yang asli jarum dan vaksin seharusnya jadi satu, adalah tidak benar. Ini karena, vaksin yang dikemas menggunakan prefilled syringe (vaksin dan alat suntik dikemas dalam satu wadah dosis tunggal) adalah vaksin yang digunakan dalam uji klinis.

“Kabar itu adalah hoax. Karena vaksin yang dikemas menggunakan prefilled syringe. Artinya, vaksin dan alat suntik dikemas dalam satu wadah dosis tunggal adalah vaksin yang digunakan dalam uji klinis. Ke depan, Biofarma akan memproses sendiri vaksin menggunakan bulk dari Sinovac”, jelasnya seperti yang dilansir kominfo.go.id.

Bambang menambahkan, vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi tahap awal memang dikemas dalam bentuk vial. Sehingga harus ditarik dulu isinya dengan menggunakan jarum suntik. Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa untuk tahap-tahap awal, vaksin Sinovac diprioritaskan bagi mereka di garis depan yakni para tenaga kesehatan (nakes) sebanyak 3 juta dosis.

“Untuk kedatangan yang 3 juta dosis, 1 vial isinya 1 dosis. Jadi datang 3 juta vial, untuk 3 juta dosis. Nanti setelah 3 juta vial ini habis, vaksin yang akan digunakan menggunakan bulk yang diproses lebih lanjut di Bio Farma, dan akan mempunyai kemasan yang berbeda”, tuturnya. (Eka Maria)