Setiap kali musim buah durian tiba, para pecinta buah yang satu ini selalu punya cara untuk menikmati durian dengan cara yang berbeda. Hanya saja, menikmati durian tentu saja terasa berbeda antara di festival, di pinggir jalan, atau langsung memetik dari pohonnya. Nah, menikmati buah durian di pinggiran jalan atau membeli dan memakannya di rumah tentu adalah hal biasa dan sudah menjadi kebiasaan pencinta durian ketika musim durian tiba. Namun suasana akan lebih nikmat jika langsung memetik dari pohon sambil menikmati pemandangan kebun durian.
Di Kabupaten Pasuruan, total ada 8 Kecamatan penghasil durian, yakni di Purwodadi, Tutur, Puspo, Lumbang, Pasrepan, Purwosari, Prigen dan Sukorejo. Kali ini, saya ajak anda ke Desa Kronto, salah satu dari 5 desa penghasil durian di Kecamatan Lumbang.
Di desa ini, sekitar 16 ribu pohon durian tumbuh dan berkembang. Ada yang usianya baru setahun, tapi tak sedikit yang sudah tua hingga puluhan tahun. M Rozi (45), salah satu petani di Kronto mengaku memiliki 500 pohon durian yang tumbuh di sekitar areal persawahan padi (untuk ketan) seluas 300 meter persegi. Kata dia, setiap pohon rata-rata berbuah antara 50-100 buah, tergantung dari usia pohon itu sendiri.
“Saya punya pohon yang usianya sudah 30 tahun, dan bisa berbuah hingga 200 durian. Tidak saya biarkan begitu saja, melainkan saya tebang, kemudian muncul batang baru dan kami biarkan agar bisa tumbuh sampai berbuah,” ungkap Rozi yang ditemui tengah memanen durian di kebun miliknya.
Rozi sendiri sengaja menanam durian di sekitar areal persawahan padi, lantaran menyesuaikan kondisi topografi tanah Lumbang yang memang miring. Semua pohon durian yang dimilikinya menghasilkan jenis durian “Si Kasmin”, yang tak lain durian unggulan Desa Kronto. Ciri-cirinya adalah ukuran buah yang besar dan memiliki berat hingga 5 kg, bentuk agak lonjong, warna daging kuning, dan memiliki rasa sangat manis (tidak ada pahitnya sama sekali). Untuk harganya, Rozi menjual dengan system borongan, yakni sebelum durian berbunga, sang pembeli membeli durian sesuai harga yang telah disepakati.
“Kalau untuk yang sekarang, semua durian di 30 pohon ini saya jual Rp 10 juta, dan sudah ada pembelinya. Saya tidak menjual ke mana-mana selain kepada para pedagang yang ada di Lumbang ini,”akunya.
Setelah asyik ngobrol, Rozi pun menunjukkan durian yang dia petik sendiri dari salah satu pohon yang dimilikinya. Kata dia, terkadang masih banyak masyarakat yang belum mengerti ada 2 macam durian, pertama durian yang matang setelah disimpan terlebih dahulu atau biasa disebut dikarbit, dan yang kedua adalah durian yang matang di pohon.
“Nikmatnya makan durian yang jatuh dari pohon langsung mengalahkan durian yang matang setelah disimpan. Apalagi jika durian dinikmati langsung di tempat. Masalah harga jangan kawatir, karena membeli durian di tempat akan jauh lebih murah dari pada kita membeli di pinggir jalan dan pastinya kita tidak akan tertipu,” katanya.
Apa yang dikatakan Rozi dibenarkan oleh Rezza (30), salah satu pecinta durian. Bahkan, saking geregetnya dengan durian, Hilmie sampai membeli 10 buah durian untuk dibawa pulang.
“Enak dan manis sekali. Apalagi saya tadi beli durian yang masak di pohon. Ada yang sudah merkat (daging durian yang terlihat karena kulitnya terbuka), wii enak sekali rasanya,” tutur Rezza sembari asyik manikmati durian bersama beberapa temannya.
Sementara itu, Suradi (53), salah satu mantri pertanian di Lumbang menjelaskan, Lumbang memiliki beberapa jenis durian, diantaranya Durian Si Ali yang memiliki bentuk besar, warna kuning kehijau-hijauan, daging kuning agak putih, kulit agak tebal, dan rasa manis. Selain itu ada juga Durian Bei yang memiliki cirri-ciri ukuran besar, kulit tebal kehijauan, rasa manis pahit. Kemudian Si Bajul yang berukuran lonjong, hijau, daging kuning dan rasa manis pahit. Durian di Lumbang memiliki masa panen sebanyak tiga kali dalam dua tahun.
“Panennya antara desember hingga april dan juli sampai September. Makanya kalau ke sini, harus melihat bulannya, karena kalau sudah masa panen, tidak akan pernah meleset,” imbuhnya kepada Suara Pasuruan.
Di sisi lain, Dodik Setyawan selaku Kabid Holtikultura di Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan menambahkan, total pohon durian yang tersebar di 8 kecamatan penghasil durian mencapai 738.935 pohon, di mana selama setahun, produksi durian bisa mencapai 857.345 kuintal, sedangkan produktifitas durian setiap kecamatan berbeda. Untuk Purwodadi mencapai 119,99 kg/pohon, Tutur mencapai 131,03 kg/pohon, Puspo 120,71 kg/pohon, Lumbang 115,28 kg/pohon, Pasrepan 115,15 kg/pohon, Purwosari 105,80 kg/pohon, Prigen 1096,20 kg/pohon, serta Sukorejo 90,29 kg/pohon. (emil)
0 Komentar